nusabali

Pertegas Pelestarian Seni Budaya di Desa

Sanggar ADM Bakas Raih Patakam Patram Budaya

  • www.nusabali.com-pertegas-pelestarian-seni-budaya-di-desa

Sanggar Alit-alit Demen Melajah (ADM) di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, salah satu sanggar seni penerima sertifikat Patakam Patram Budaya.

SEMARAPURA, NusaBali

Karena sanggar ini telah memenuhi standar pengelolaan lembaga seni. Sertifikat tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada Hari Jadi ke-34, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa (7/1).

Sertifikat tersebut akan dijadikan motivasi dalam berkreasi oleh Sanggar ADM ke depan, terutama dalam melestarikan seni budaya. "Tentunya tiang akan lebih menyosialisasikan pada anak-anak dan masyarakat tentang seni budaya dengan ngayah ngigel di Pura (tempat suci)," ujar pendiri Sanggar ADM di Desa Bakas, Wayan Malendra, Kamis (9/1).

Tak hanya dari sisi seni anak-anak, kata Malendra, Sanggar ADM juga diajak peduli alam dengan memungut sampah plastik di lingkungan desa sekitar dan berkunjung ke tempat wisata. Dengan harapan  menambah wawasan dan sosialisasi pada anak-anak. "Saya berharap masyarakat dan pemerintah lebih memperhatikan anak-anak dengan mendorong belajar seni di sanggar-sanggar seni di lingkungan sekitar. Bukan agar anak-anak akan menjadi penari atau penabuh semata nantinya, tapi lebih ke pembentukan karakter," ujar Malendra.

Mengenai perolehan sertifikat Patakam Patram Bhdaya, kata Malendra, perolehan ini tidak terlepas sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan terimakasih kepada semua anak anak Demen Melajah. Karena mereka telah mencintai dan menjaga bersama seni budaya Bali yang adi luhung. "Terimakasih juga kepada sameton Demen Melajah lainnya juga masyarakat sekitar, pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten," ujarnya.

Kata dia, pemberian sertifikat Patakam Patram Budaya dengan Nangun Sat Kerti Loka Bali semakin menguatkan langkah generasi masa melestarikan seni budaya Bali.

Sanggar ADM di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, mampu menjadi wadah bagi anak-anak untuk menyalurkan bakat dan minat dalam berkesenian. Sanggar ini dirintis 11 November 2008 oleh warga desa setempat, I Wayan Malendra alias Little Wayan.

Cikal bakal kelahiran sanggar ini karena Malendra dan para orangtua desa itu prihatin melihat kebanyakan anak-anak waktunya tersita nonton TV. Anak-anak nonton TV secara berlebihan sehingga sangat kurang baik terhadap pertumbuhan mental anak. “Sehingga kami tergerak untuk mencarikan guru tari private dan Bahasa Inggris. Anak-anak ini agar mau belajar bersama-sama,” ujar Malendra.

Malendra memaparkan, dengan belajar menari, anak-anak bisa berpartisipasi di sekolah dan untuk ngayah ngigel (menari) mulai dari Pura Dadia, Pura Kahyangan Desa serta Kahyangan Jagat. Dan juga, dengan belajar Bahasa Inggris ini sangat bermanfaat dan mendukung pelajaran mereka, khususnya Bahasa Inggris, di sekolahnya. *wan

Komentar