nusabali

Pura Penataran Agung Desa Nangka Dikoyak Puting Beliung

  • www.nusabali.com-pura-penataran-agung-desa-nangka-dikoyak-puting-beliung

Pura Penataran Agung di Desa Adat Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem diterjang angin puting beliung, Minggu (5/1) dinihari sekitar pukul 00.30 Wita.

AMLAPURA, NusaBali

Akibatnya, dua bangunan di Pura Penataran Agung roboh, yakni Bale Persantian dan Bale Gong. Bale Persantian yang roboh diterjang angin puting beliung, Minggu dinihari, berada di Utama Mandala Pura Penataran Agung, Desa Adat Nangka. Posisinya di sisi timur, dekat dengan Candi Gelung. Bangunan suci sakanem (bertiang 6) yang beratap ijuk ini roboh hingga rata dengan tanah. Kerugian material ditaksir mencapai Rp 250 juta.

Sedangkan bangunan Bale Gong yang ambruk diterjang angin berpusar kemarin berada di sisi timur Madya Mandala Pura Penataran Agung. Bangunan bertiang 14, beratap genteng, dengan lantai keramik ini roboh ke timur. Kerugian material ditaksir mencapai sekitar Rp 200 juta.

Untungnya, tidak ada korban jiewa maupun terluka dalam bencana angin putting beliung yang merobohkan dua bagunan di Pura Penataran Agung, Desa Adat Nangka ini. Pasalnya, saat musibah terjadi, Pura Penataran Agung dalam keadaan sepi.

Terungkap, saat angin berpusar menerjang, Minggu dinihari pukul 00.30 Wita, hanya penjaga pura yakni I Made Yadnya yang berada di Pura Penataran Agung. Tiba-tiba, Made Yadnya mendengar suara gemuruh, namun dia tidak langsung melakukan pengecekan. Barulah pagi harinya kemarin Made Yadnya mengecek apa yang terjadi. Ternyata, dua bangunan di Pura Penataran Agung telah roboh. Peristwa ini kemudian dilaporkan kepada prajuru Desa Adat Nangka.

Bendesa Adat Nangka, I Ketut Oka, menyatakan bangunan suci Bale Persantian di Utama Mandala Pura Penataran Agung yang roboh diterjang angin berpusar ini se-belumnya baru usai direnovasi. Sebelumnya, Bale Persantian ini juga sempat ambruk diterjang angin, 24 Januari 2019 lalu. Kemudian, Bale Persantian dibangun lagi pasca ambruk, dengan menelan biaya sekitar Rp 250 juta.

“Namun, baru saja selesai direnovasi, bangunan Bale Persantian ini sekarang malah kembali roboh diterjang angin,” ungkap I Ketut Oka didampingi tokoh masyarakat Desa Bhuana Giri, I Wayan Atot Suragata, saat melakukan pemantauan di lokasi Pura Penataran Agung, Desa Adat Nangka, Minggu kemarin.

Menurut Ketut Oka, Bale Persantian di Pura Penataran Agung awalnya dibangun dengan menghabiskan 45 ton ijuk untuk atap. Bangunan Bale Persantian diupacarai pamelaspas saat Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Penataran Agung pada Soma Paing Klawu, Senin, 24 September 2018.

Namun, hanya berselang 3 bulan pasca dipelaspas, Bale Persantian malah roboh, 24 Januari 2019 lalu. Bale Persantian pun dibangun kembali dengan biaya sekitar Rp 250 juta. Kini, bangunan Bale Persantian malah kembali roboh akibat diterjang angin puting beliun, 5 Januari 2020 dinihari.

Menurut Ketut Oka, buat sementara belum dilakukan pembersihan material dua bangunan yang roboh di Pura Penataran Agung ini. "Kita biarkan dulu, nanti dalam waktu dekat akan saya laporkan secara tertulis ke Dinas PUPR Karangasem dan BPBD Karangasem," papar Ketut Oka seraya berharap berharap kondisi dua bangunan yang roboh nantinya dicek langsung petugas Dinas PUPR dan BPBD Karangasem, sesuai kondisi aslinya.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengaku telah mendapat laporan secara lisan tentang robohnya bangunan Bale Persantian dan Bale Gong di Pura Penataran Agung, Desa Adat Nangka ini. Namun, hingga Minggu kemarin pihaknya belum terjun melakukan pengecekan. “Nanti saya akan lakukan pengecekan, seberapa kerugian dialami pangempon Pura Penataran Agung," ungkap Ida Ketut Arimbawa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Amlapura, Minggu kemarin.

Pura Penataran Agung, Desa Adat Nangka itu sendiri awalnya dibangun kembali sejak Februari 2018 lalu. Yang direnovasi kala itu mulai dari Bale Selonding, Bale Sulinggih, Bale Persantian, Bale Lantang, Bale Kulkul, Bale Gong, Candi Gelung, Candi Bentar, hingga tembok panyengker pura. Selanjutnya, dilaksanakan Karya Mamungkah lan Nubung Daging pada Soma Paing Klawu, Senin, 24 September 2018. Pasca renovasi, bangunan Bale Persantian malah dua kali secara beruntun ambruk akibat diterjang angiun puting beliung.

Sementara itu, Pura Bangun Sakti di Banjar Kesimpar Kelod Teben, Desa Kesimpar, Kecamatan Abang, Karangasem juga porakporanda akibat tertimpa pohoh kelapa roboh, Sabtu malam pukul 23.30 Wita. Pohon kelapa setinggi 25 meter dengan diameter 30 sentimeter yang roboh ini milik keluarga I Nengah Kunak. Akibatnya, 3 palinggih di Pura Bangun Sakti hancur, yakni Palinggih Catur, Palinggih Ida Batara Puseh, dan Palinggih Gedong Simpen. Selain itu, tembok penyengker pura juga rusak sepanjang 2 meter. *k16

Komentar