nusabali

Lokasi Tenggelam Korban Dikenal Tenget

Di Balik Siswa Tewas Tenggelam di Sungai Yeh Panahan

  • www.nusabali.com-lokasi-tenggelam-korban-dikenal-tenget

Jenazah siswa tenggelam, Dimas Sihabudin,13, di Sungai Yeh Panahan, Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, telah dikubur di Kuburan Islam, Banjar Tunggal Sari, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan pada Jumat (3/1).

TABANAN, NusaBali

Kedua orang tuanya, Putu Yuliasih,37, dan Sutarman,47, masih berduka atas kepergian anak keduanya tersebut. Sementara itu, lokasi tenggelam korban dikenal tenget atau angker. Tempat tersebut difungsikan sebagai tempat untuk upacara pangerarungan (rangkaian upacara Ngaben) oleh krama Banjar Pangkung Prabu. Warga sekitar sangat meyakini tempat tersebut dijaga oleh tiga penjaga niskal (nirtampak) yakni Ida Ratu Gede Sedan Pangerarungan, Ida Ratu Ayu Mas dan Ratu Niang Sakti.

Di rumah duka, Jalan Wayan Mudra Perumahan Manik Asri, Banjar Senapahan Kaja, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (3/1) siang, kerabat keluarga korban masih berdatangan untuk berbela sungkawa. Kedua orang tua korban masih amat berduka. Kematian tragis korban Dimas Sihabudin memang di luar kendali dan tidak disangka sama sekali oleh keluarga. “Saya tidak ada firasat apapun. Istri juga tidak ada firasat apa. Hanya istri sempat katakan saat mau sekolah, Dimas seperti malas ke sekolah,” ujar ayah korban, Sutarman.

Jenazah sang anak telah dikubur Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita di Kuburan Islam Banjar Tunggal Sari. Sebelum dikubur, usai ditemukan Kamis sore, jenazah sempat dititip di Masjid. “Jadi tadi pagi jenazah langsung diambil dan langsung dikubur,” imbuh Sutarman.

Menurutnya, informasi sang anak tenggelam diketahui dari sang istri yang meminta melihat ke sekolah. Dari sekolah diinformasikan untuk datang karena ada informasi penting. Dia pun mengira ada pembahasan tentang rapor. Sesampai di sekolah Al Amin Tabanan, didengar ada suara nangis sebelum naik ke lantai II. Dia pun kembali berpikir dikira sang anak berkelahi. “Setelah di atas, saya lihat istri sudah nangis. Dijelasin oleh guru bahwa anak saya tenggelam,” tuturnya.

Sutarman langsung diantar ke lokasi tenggelam oleh guru. Sampai di lokasi, dia syok lantaran sudah banyak orang dan lokasi mandi sang anak yang jauh dari sekolah. “Sempat terkejut, masak anak sekolah mandi kesini. Lokasinya lumayan jauh dari sekolah,” terangnya.

Meskipun demikian dia mengaku sudah mengikhlaskan kepergian sang anak. Meski mengaku sedikit kecewa lantaran Tabanan tidak mempunyai alat untuk selam dan harus menunggu Basarnas yang lokasinya cukup jauh.

Dia juga sempat berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk lebih menjaga siswa agar tidak ada lagi korban Dimas selanjutnya. “Sekolah sudah meminta maaf, kami juga tidak mau memperpanjang. Tetapi ke depan anak-anak supaya dijaga lagi. Jangan sampai ada korban Dimas selanjutnya,” pinta Sutarman.

Menurut Sutarman, Dimas adalah anak penurut dan memiliki hobi bermain bola. Kalau hari libur sering bermain di rumah nenek dari ibu di Banjar Tanah Bang, Desa Banjar Anyar, Kediri, Tabanan. “Anaknya ini lebih gampang diatur, lebih nurut dibandingkan kakaknya,” ujar Sutarman dengan mata berkaca-kaca.

Jero Mangku Ulu Pangkung Prabu, I Gede Nengah Rangkep Dhusak mengatakan lokasi tenggelamnya Dimas Sihabudin memang terkenal angker. Lokasi tersebut diberi nama oleh warga setempat Tibu Pangerarungan atau tempat untuk menghanyut tulang ketika usai upacara Ngaben. Selain itu juga kerap digunakan berbagai macam upacara keagamaaan salah satunya macolongan atau upacara untuk bayi yang baru berusia 42 hari. “Tempat ini memang disucikan karena ada Beji yang berbentuk bulakan. Sehingga ketika ada warga yang melakukan upacara di Tibu Pangerarungan pasti memohon tirta di Beji tersebut,” tuturnya.

Kata dia, secara nirkasat kawasan tersebut ada tiga penjaga, yakni Ida Ratu Gede Sedan Pangerarungan, Ida Ratu Ayu Mas, dan Ratu Niang Sakti. “Kalau melihat secara kasat mata mohon maaf tidak pernah melihat, namun dari rasa yang dapat saya rasakan,” ungkapnya.

Selain itu, sesuai cerita orang yang memancing, kerap juga melihat orang sangat cantik dengan rambut yang sangat panjang. Kadang juga sering melihat orang tua (anak lingsir). “Yang kawasan Tibu Pangerarungan tersebut panjangnya mencapai 15 meter dengan kedalaman 3-4 meter,” tuturnya.

Dia menambahkan saat saat proses pencarian korban Dimas Sihabudin ada di lokasi. Dia berfirasat korban akan ditemukan sebelum  waktu sandikala (sebelum matahari terbenam).

Seperti diberitakan, Dimas Sihabudin siswa Al Amin Tabanan tewas tenggelam saat mandi di Sungai Yeh Panahan, Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Tabanan, Kamis (2/1) sekitar pukul 13.00 Wita. Dia ditemukan tewas setelah tiga jam pencarian yang mulanya menggunakan cara tradisional dan akhirnya melibatkan Basarnas. Dia ditemukan 10 meter arah barat daya dari lokasi tenggelam. Sebelum meninggal, teman sekolah Dimas mengatakan seperti orang tidak fokus. Dimas merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sutarman - Putu Yuliasih. Dua saudaranya masing-masing Soni Surya Hidayat,19, dan Davita Nisa Nur Asisa,6. *des

Komentar