nusabali

Desa Sumerta Kelod Gelar Parade Baleganjur

Setelah Parade, Perbekel Gagas Festival Banjar Budaya 2020

  • www.nusabali.com-desa-sumerta-kelod-gelar-parade-baleganjur

Sebagai bentuk perhatian kepada pemuda untuk pengembangan kreativitas seni dan budaya, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur menggelar Parade Baleganjur di Wantilan RRI, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Minggu (29/12).

DENPASAR, NusaBali

Parade tersebut diikuti oleh 10 banjar dengan menampilkan garapan tabuh dan koreo ciri khas mereka masing-masing.

Parade tersebut dimulai pukul 18.00 Wita, penampilan satu persatu penabuh dikolaborasikan dengan berbagai bentuk tarian pengiring dan berbagai gaya untuk memberikan kesan menarik perhatian juri dan penonton. Selain itu cara berpakaian juga mereka berbeda-beda yang membuat kesan semakin menarik ditonton.

Perbekel Desa Sumerta Kelod,  I Gusti Ketut Anom Suardana mengungkapkan, gelaran Parade Baleganjur ini sesuai dengan masukan dari masyarakat desa setempat. Biasanya setiap tahun, pelaksanaan parade berbeda tema. Sebelumnya kata dia, pernah lomba kekawin, tari-tarian, dan saat ini Parade Baleganjur yang disesuaikan dengan permintaan warga dan pemuda.

Parade tersebut merupakan bentuk penghargaan kepada pemuda agar mereka tetap melestarikan seni, tradisi, dan budaya Bali. Dengan adanya parade ini, kreativitas pemuda bisa tersalurkan. Mereka berlatih dari lima bulan lalu bukan tanoa hasil, dengan diberikan ruang untuk pentas kreativitas mereka tertampung.

"Ini usulannya dari warga agar menampung kegiatan pemuda. Dulu tahun 1990-an, setiap hari di banjar terdengar gamelan. Tetapi pernah meredup karena hampir seluruh Pemuda beralih profesi. Dengan adanya event ini, mereka kembali bisa berlatih di banjar, bahkan menjelang lomba atau kegiatan lainnya hampir setiap hari terdengar gamelan. Jadi kesenian kembali hidup," ungkapnya.

Untuk parade kali ini lanjut Anom Suardana, ada 10 banjar yang ikut berlomba. Diantaranya 6 banjar ued (asli) yakni Banjar Kedaton, Banjar Bengkel, Banjar Kepisah, Banjar Tanjung Bukak Kaja, Banjar Tanjung Bungkak Kelod dan dan Banjar Sebudi dan 4 banjar pengarep yakni Banjar Badak Sari, Banjar Sembung Sari, Banjar Sungiang Sari, dan Banjar Babakan Sari.

Kedepannya di tahun 2020, Anom Suardana mengatakan tidak lagi mengadakan parade, melainkan akan mencakup lebih besar lagi yakni Festival Banjar Budaya. Festival tersebut digagas untuk menampilkan semua tradisi, kesenian, dan budaya yang ada di 10 banjar di Desa Sumerta Kelod.

Selain bisa mencakup semua kreativitas masyarakat, Usaha Kecil Menengah (UMKM) di masing-masing banjar juga hidup. Mereka memiliki kesemoatan untuk berjualan di kawasan festival. "Dengan Festival Banjar Budaya ini, semua akan tampil di sana. Seni buadaya dihidupkan semua bukan satu persatu seperti parade ini tapi semua jenis kesenian dan tradisi. Termasuk perputaran perekonomian masyarakat. Jadi awal dari festival desa nantinya berada di festival banjar," ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram mengaku bangga dengan adanya parade ini. Parade yang digelar oleh Desa Sumerta Kelod merupakan pembentukan bibit generasi yang nantinya juga bisa ikut tampil dalam ajang yang lebih tinggi yakni tingkat kecamatan dan Kota Denpasar.

Dalam parade ini mereka termotivasi untuk menampilkan yang terbaik. Dan kegiatan tersebut sangat didukung pemerintah karena jelas untuk memberikan ruang kepada pemuda di Kota Denpasar. "Sesua dengan Visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Menuju Keharmonisan. Dalam parade ini menguatkan jati diri berlandaskan budaya bali, memanfaatkan lokal jenius melalui budaya kreatif. Kami mengapresiasi kepada perbekel sudah mampu melestarikan seni dan budaya seperti landasan Kota Denpasar," jelasnya. *mis

Komentar