nusabali

Kolam Renang Carat Kubutambahan Makan Korban

  • www.nusabali.com-kolam-renang-carat-kubutambahan-makan-korban

Jauh-jauh refreshing dari Gianyar ke Buleleng membawa petaka bagi seorang sopir freelance yang tewas tenggelam karena tak bisa berenang.

SINGARAJA, NusaBali

Made Astawa, 44, tewas tenggelam di kolam renang Carat yang berlokasi di Banjar Dinas Klampuak, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan Buleleng, Selasa (24/12/2019) pukul 12.30 WITA. Korban yang berasal dari Banjar Dinas Kanginan, Desa Bakbakan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, tewas setelah tenggelam saat mandi di kolam renang kedalaman dua meter karena tidak bisa berenang.

Korban yang berprofesi sebagai sopir freelance ini  mengajak istrinya, anak dan kerabatnya. Rekreasi ini pun sudah dirancang sejak dua bulan yang lalu. Namun baru kesampaian saat anak-anaknya libur sekolah. Korban Astawa datang ke wisata alam itu menggunakan mobil Toyota Avanza Hitam DK 1710 KW, dengan jumlah anggota keluarga yang diajaknya 6 orang dewasa dan 3 orang anak-anak.

Sebelum sampai di kolam renang, rombongan korban sempat disapa oleh pengelola kolam renang, Ketut Suparsa, 75. Saat itu korban disebut Suparsa akan mandi di kolam dan meminta diantarkan ke bawah. “Saya yang terima sendiri dan sempat antarkan ke kolam sambil menjelaskan dalam kolamnya. Saya juga sempat tanya bisa berenang tidak, dia bilang tidak bisa, sehingga saya kasi ban 4,” ujar Suparsa yang ditemui Selasa (24/12/2019) siang di Puskesmas Kubutambahan II.

Setelah siap berenang korban pun meminta Suparsa untuk meninggalkan mereka dan tak usah diawasi. Hingga tak lebih dari sepuluh menit berenang sudah ada teriakan minta tolong dari arah kolam. “Saya saaa kejadian tidak lihat langsung, sudah balik dan sudah di kantor, denger istrinya teriak saya ke kolam lagi dan langsung angkat, sudah ada di dasar kolam,” imbuh Suparsa.

Korban yang sudah lemas di dasar kolam langsung ditarik jarinya oleh Suparsa dan dibawa ke permukaan air. Dia yang tak sanggup mengangkat sendiri lalu dibantu oleh kerabat dan pegawainya yang bekerja hari itu juga. Suparsa pun mengaku sempat memberikan pertolongan pertama dengan gerakan memompa dada korban namun tak beraksi. Lalu korban Astawa langsung dilarikan ke Puskesmas Kubutambahan II untuk mendapat penanganan medis. Namun saat diperiksa oleh tim medis, korban Astawa dinyatakan sudah meninggal dunia.

Keluarga korban yang menyaksikan langsung korban Astawa tenggelam, nampak sangat terpukul. Terutama istri korban Wayan Mudini, 45, yang sempat menegur korban tidak berenang ke dalam, karena tidak bisa berenang. Kadek Sri, sepupu korban ditemui di Puskesmas Kubutambahan II, menjelaskan saat berenang, korban Astawa memang menggunakan ban yang diberikan oleh pihak pengelola. Namun tak berselang lama, Astawa disebut sempat melambaikan tangan dan terlepas dari ban yang dibawanya. “Baru beberapa menit berenangnya, tiba-tiba saya lihat tangannya melambai-lambai, mungkin terpeleset dari bannya atau bagaimana,” ujar Kadek Sri.

Korban Astawa yang mengajak keluarganya untuk berwisata disebut sudah berencana sejak dua bulan yang lalu. Tetapi rencananya terus tertunda hingga tiba waktu libur sekolah yang ternyata menjadi waktu terakhirnya membahagiakan keluarga. Jenazah korban Astawa Selasa siang langsung dipulangkan ke rumah dukanya di Gianyar.

Sementara itu Polsek Kubutambahan menutup sementara tempat wisata kolam Carat. Kapolsek Kubutambahan AKP Made Mustiada, mengatakan kejadian itu murni karena tenggelam. “Ini murni karena tenggelam, karena yang bersangkutan tidak bisa berenang. Pemilik kolam dan istrinya sempat memperingatkan namun korban kekeh tetap ingin berenang,” jelas AKP Mustiada.

Atas kejadian itu keluarga korban sudah mengiklaskan kepergian korban sebagai musibah. Polsek Kubutambahan pun menghimbau kepada masyarakat yang akan menikmati liburan Natal dan tahun Baru (Nataru) selektif untuk memilih objek wisata yang dikunjungi, terutama soal tingkat keamanan, situasi da kondisi objek wisata yang bersangkutan. Faktor pribadi juga harus diperhatikan, jika memang tidak bisa berenang agar tak mencari resiko yang mengancam keselamatan jiwa.*k23

Komentar