nusabali

Dinas LHK Bentuk Tim URC Desalut

Antisipasi Sampah Kiriman di Pesisir Pantai di Badung

  • www.nusabali.com-dinas-lhk-bentuk-tim-urc-desalut

Dinas LHK Badung membentuk tim URC Desalut sebanyak 9 kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggota 100 orang.

MANGUPURA, NusaBali

Mengantisipasi sampah kiriman yang diperkirakan ‘membanjiri’ pesisir pantai di wilayah Badung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung membentuk tim unit reaksi cepat deteksi, evakuasi sampah laut (URC Desalut). Tim ini nantinya akan ditempatkan di sepanjang garis pantai mulai dari Pererenan, Kecamatan Kuta Utara hingga Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan.

Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, menerangkan pembentukan tim URC Desalut ini sebagai salah satu langkah Dinas LHK menghadapi sampah kiriman yang disebabkan angin baratan. Untuk itu perlu langkah antisipasi untuk menangani luberan sampah kiriman, dengan menempatkan tim di sejumlah titik yang dianggap rawan terjadinya tumpukan sampah kiriman.

Tim URC Desalut ini dibagi menjadi 9 kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggota 100 orang. “Jadi, tim ini sudah dibentuk, dari total 9 tim URC Desalut, nanti akan menyebar dari Utara (Pantai Pererenan) hingga ke Selatan (Pantai Jimbaran). Tim ini standby di setiap pos selama 24 jam,” ungkap Eka Merthawan, Selasa (10/12) siang.

Kekuatan tim URC Desalut ini akan melihat situasi di lapangan. Kalau pada titik tertentu tidak terlalu banyak sampah, maka akan ada sekitar 25 personel saja. Namun, kalau di titik yang diperkirakan banyak tumpukan sampah, di lokasi itu akan dikerahkan kekuatan penuh sebanyak 100 personel. Nantinya tim ini akan berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk hotel dan akomodasi pariwisata lainnya yang berada dekat dengan lokasi titik sampah.

“Jumlah perkiraan personel yang terbanyak memang 100 orang. Tapi, kalau di titik yang kurang banyak sampah hanya 25 orang saja. Personel inilah yang nantinya akan terus melakukan deteksi dan evakuasi sampah laut ini,” imbuh Eka Merthawan.

Terkait upaya Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista menggandeng perajin kayu di Gianyar untuk memanfaatkan sampah kiriman di Pantai Kuta, Eka Merthawan mengapresiasi langkah dimaksud. Artinya ada inovasi dalam mengatasi persoalan sampah kiriman yang selalu menghantui di kawasan Pantai Kuta. “Itu artinya ada opsi dalam menyikapi persoalan sampah ini. Bukan hanya tanggung jawab dari dinas, tapi seluruh elemen masyarakat. Opsi yang ditawarkan oleh Bendesa Adat Kuta itu cukup bagus,” ucap Eka Merthawan.

Seperti yang diketahui, setiap Desember hingga Februari, Pantai Kuta menjadi langganan lokasi mendaratnya sampah kiriman berupa ranting kayu, batok kelapa maupun batang kayu berukuran besar. Hal ini disebabkan angin baratan yang membawa sejumlah sampah ke tepi pantai. *dar

Komentar