nusabali

Tahun Depan, 71 Subak Abian Kakao Ditarget Bersertifikasi UTZ

  • www.nusabali.com-tahun-depan-71-subak-abian-kakao-ditarget-bersertifikasi-utz

Dinas Pertanian dan Pangan (PP) Jembrana bersama Koperasi Semaya Samaniya (KSS), terus menggenjot sentra-sentra produksi kakao bersertifikasi UTZ (sertifikasi fermentasi biji kakao dengan standar kualitas premium untuk pasar internasional).

NEGARA, NusaBali

Dari 80 subak abian kawasan budidaya kakao, kini sudah ada 51 subak abian yang sudah bersertifikasi UTZ. Di 2020 nanti, Dinas PP Jembrana menargetkan sertifikasi 20 subak abian, sehingga ada 71 subak abian yang menjadi penghasil fermentasi biji kakao berkualitas ekspor.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas PP Jembrana I Komang Ariada, mengatakan pada tahun 2018 lalu, ada 41 subak abian kawasan budidaya kakao yang telah lolos sertifikasi UTZ. Kemudian di 2019 ini, ada tambahan sertifikasi di 10 subak abian, sehingga total ada 51 subak abian yang lolos sertifikasi. “Sertifikasi ini terus kami dorong di 80 subak abian yang masuk kawasan budidaya kakao se-Jembrana. Tetap bertahap, karena untuk mendapat sertifikasi produk kakao yang diakui secara internasional, ini membutuhkan proses, dengan seleksi yang benar-benar ketat,” ujarnya, Senin (9/12).

Menurutnya, untuk meraih pengakuan mutu fermentasi biji kakao berkualitas ekspor, yang menjadi kunci utamanya adalah keseriusan petani. Bukan sekadar menanam, kemudiam dipanen. Tetapi, bagaimana merawat tanaman kakao, sehingga dapat menghasilkan biji kakao organik yang berkualitas. “Untuk sertifikasi juga rutin diaudit setiap tahun. Intinya kembali dari petani. Tetapi melihat perkembangan kakao kita yang sudah ekspor, beberapa petani subak lainnya sudah mempersiapkan diri. Makanya, tahun depan kami target 20 subak akan menyusul tersertifikasi di 2020 nanti,” ucap Ariada.

Sebenarnya, dari total 148 subak abian se-Jembrana, ada 110 subak abian yang berpotensi sebagai penghasil kakao. Dari 110 subak abian itu, 80 di antaranya sudah menjadi kawasan budidaya kakao, yang paling banyak tersebar di wilayah Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Melaya. Sedangkan 30 subak abian potensi kakao lainnya, digarap untuk budidaya cengkih, kopi, dan berbagai komoditas perkebunan lain. “Kalau potensi kakao yang memang sudah tergarap dengan komoditas lain, ya kami tidak paksakan agar menjadi sentra budidaya kakao. Jadi, program sertifikasi itu kami fokuskan untuk di 80 subak abian yang sudah menjadi kawasan budidaya kakao. Harapan kami, 80 subak abian itu sudah semua tersertifikasi tahun 2021 nanti,” tandas Ariada. *ode

Komentar