nusabali

Dukuh Penaban Bentuk Tim Digitalisasi Lontar

  • www.nusabali.com-dukuh-penaban-bentuk-tim-digitalisasi-lontar

Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan/Kecamatan Karangasem membentuk tim digitalisasi  413 cakep lontar secara mandiri.

AMLAPURA, NusaBali

Digitalisasi lontar dipimpin Bendesa Adat Jro Nengah Suarya dibantu kurator Andrea Acri. Buat sementara sebanyak 30 cakep lontar digitalisasi. Targetnya, tahun ini seluruh lontar tuntas digitalisasi.

Jro Nengah Suarya mengatakan, digitalisasi lontar terlaksana setelah dapat bantuan dari ISI Surakarta berupa sarana pendukung seperti aplikasi, kamera, komputer, alat mengatur tata cahaya lampu, dan pelatihan. Awalnya Desa Adat Dukuh Penaban membentuk tiga tim digitalisasi lontar, satu tim anggotanya berasal dari penyuluh dan relawan, dua tim dari krama Desa Adat Dukuh Penaban. Mengingat tim beranggotakan Penyuluh Bahasa Bali dan relawan, waktu untuk beraktivitas tidak menentu. Maka dioptimalkan tim bentukan Desa Adat Dukuh Penaban.

Dari dua tim milik desa, anggotanya diseleksi lagi sehingga jadi satu tim dengan Ketua Jro Nengah Suarya dibantu Penyarikan I Nengah Sudana Wirawan dan lainnya. Tim tak sebatas melakukan digitalisasi lontar, dalam waktu dekat juga membangun lab lontar digital dan klinik lontar. Mereka yang datang berkunjung nantinya bisa belajar menulis di lontar juga menikmati lontar yang telah digitalisasi. Sehingga nantinya di Museum Pustaka Lontar bisa jadi pusat penelitian bidang lontar. Lontar yang telah digitalisasi, didokumentasikan dalam bentuk file foto, lengkap dengan transkrip bahasa latin dan terjemahannya. Dengan dokumentasi ini, diharapkan file terjaga. Apalagi lontar dalam file terlihat sesuai aslinya. Teknik digitaliasi, posisi lontar, dibuat agar terlihat pas dalam gambar.

Pengambilan gambar menggunakan alat reprograf dengan aplikasi photoshop dan acrobat pro. Dengan teknik digitalisasi, dengan cara memotret lontar tetap mampu menjaga keutuhan fisik lontar. Penyarikan I Nengah Sudana Wirawan kian termotivasi mendokumentasikan lontar. “Nanti baca lontar tidak mesti ambil lontar aslinya, bisa baca secara mobile, asalkan sudah punya filenya,” kata Nengah Sudana. Penekun lontar Ida I Dewa Gede Catra mengatakan, boleh saja hasil karya lontar digitalisasi dan dibaca secara mobile, jika berniat belajar menulis di lontar bisa datang ke Museum Pustaka Lontar. “Saya siap memberikan pelatihan,” katanya.  *k16

Komentar