nusabali

Dipertanyakan, Trotoar Ditanami Pohon

  • www.nusabali.com-dipertanyakan-trotoar-ditanami-pohon

Lambat laun akar-akar pohon ini pasti akan merusak trotoar. Mungkin setahun, permukaan trotoar sudah bergelombang,

NEGARA, NusaBali

Wakil Ketua DPRD Jembrana Made Putu Yudha Baskara mempertanyakan penanaman pohon perindang di badan trotoar  seputaran areal depan pertokoan dan Pasar Umum Negara, Jalan Ngurah Rai - Jalan Pahlawan, Keluruhan Pendem, Kecamatan Jembrana, Jembrana. Di menilai penanaman pohon perindang di badan trotoar ini kurang tepat karena berpotensi merusak trotoar.

“Trotoarnya tidak ada masalah, malah bagus diisi ubin begini. Cuman yang saya tidak ngerti, apa maksud pohon ditanam di badan trotoar? Kalau pohon memang sudah ada, okelah. Tetapi ini kan pohon baru. Apa akarnya tidak akan naik merusak trotoar? Nanti sudah rusak, proyek lagi,” ujar politis Gerindra dari Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, yang juga sempat mengecek proyek trotoar tersebut, Jumat (29/11).

Menurutnya, jika ingin meniru penataan seperti di daerah lain, harusnya diperhitungkan bagaimana metode penerapannya. Seperti contoh di Surabaya, Jawa Timur. Dari sepengetahuannya, pohon perindang yang ada di badan trotoar, pohonnya ditanam lebih dulu, dan barulah dilakukan penataan trotoar. “Mudah-mudahan saja ada metode khusus yang sudah dilakukan untuk mencegah trotoar cepat rusak. Tetapi kalau logika saya, lambat laun akar-akar pohon ini pasti akan merusak trotoar. Mungkin setahun, permukaan trotoar sudah bergelombang,” ucapnya.

Sebenarnya, kata Yudha Baskara, jika ingin membuat suasana asri, lebih baik pohon perindang ditanam di bahu jalan seperti yang sudah ada selama ini. Pasalnya, keberadaan pohon di badan trotoar, ini juga mempersempit akses pejalan kaki . “Kalau diisi pohon begini, fungsi trotoar kan berubah. Tidak leluas orang jalan. Apalagi kalau yang lewat orang disabilitas pakai kursi roda. Apa tidak menganggu. Saya sendiri sangat senang dengan suasana hijau, tetapi asal benar saja,” ungkap anggota Dewan yang juga penghobi tanaman bonsai ini.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, I Kade Subamia saat dikonfirmasi Jumat (29/11), mengatakan penanaman pohon perindang di badan trotoar tersebut baru pertamakali dicoba. Terkait kekhawatiran tentang dampak pohon merusak trotoar, sudah berusaha diantisipasi. Caranya dengan mengisi buis beton di setiap pohon jenis bungur atau tangi tersebut. “Diakarnya sudah diisi buis beton dengan kedalaman 50 centimeter. Tujuannya biar akarnya tidak ke samping. Di bawah pohon perindang, itu juga kami pastikan adalah tanah, sehingga akarnya bisa tumbuh ke bawah,” ujarnya.

Menurutnya, proyek trotoar dengan nilai kontrak Rp 2.184.187.000 yang masih tahap pengerajaan itu, diisi sekitar 70 pohon bungur. Dalam pembangunan trotoar yang diisi pohon itu juga sengaja dibuat lebih lebar dari trotoar sebelumnya. Tujuannya, agar pejalan kaki tetap bisa leluasa lalu lalang di trotoar tersebut. “Sebelum mengerjakan proyek itu, kami juga sudah koordinasi dengan BPJN (Balai Pelaksana Jalan Nasional). Karena jalan di sana adalah Jalan Nasional. Ya, mudah-mudahaan saja, nanti akar pohon bungur itu tidak sampai merusak. Tetapi kalau dilihat selama ini, kalau akar pohon bungur yang sebelumnya ditanam di bahu-bahu jalan, akarnya mau tumbuh ke bawah. Tidak ke samping, apalagi sampai menonjol ke atas,” ucapnya.*ode

Komentar