nusabali

Pengontrak Ruko Diresahkan Teror Ular Cobra

  • www.nusabali.com-pengontrak-ruko-diresahkan-teror-ular-cobra

Sejumlah pengusaha di areal kompleks rumah toko (ruko) di Jalan Hasanudin, sebelah Gedung Kesenian Dr Ir Soekarno, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, belakangan diresahkan teror ular cobra.

NEGARA, NusaBali

Hal itu lantaran ular cobra yang diduga bersarang di semak-semak lahan kosong di belakang ruko setempat, kerap masuk ke dalam tempat usaha di kompleks ruko.

Teranyar pada Selasa (26/11) siang, seekor ular cobra diketahui masuk ke dapur salah satu cafetaria di ruko setempat. Namun ular cobra yang hendak diburu itu berhasil kabur, dan diduga kembali ke lahan kosong di belakang ruko. “Kejadiannya sekitar pukul 12.00 Wita. Pas saya masuk ke dapur, kebetulan ada tamu mau buat kopi, tiba-tiba sudah ada ular di bawah rak piring. Ularnya itu cukup besar, dan jenisnya ular cobra. Karena saya takut, saya langsung tutup pintu dapur, terus ambil besi. Tetapi pas masuk lagi, ularnya sudah tidak ada,” ujar karyawan cafetaria, I Gede Agus Ambara, 45, Selasa kemarin.

Menurut Ambara, ular cobra yang muncul di dapur tempat kerjanya juga sempat dilihat beberapa pelanggannya. Ular tersebut diduga masuk dari lubang pipa pembuangan air di dapur yang tembus dengan lahan kosong di belakang ruko. Sebelumnya, kata Ambara, sekitar enam bulan lalu, juga sempat muncul seekor ular cobra yang masuk ke kamar mandi di toko sebelah timur tempat kerjanya. Ular cobra dengan ukuran yang cukup besar, itu sudah berhasil diamankan petugas dari Satpol PP Jembrana.

Sekitar 1 bulan lalu, sambung Ambara, juga sempat muncul seekor ular cobra di gym sebelah selatan tempat kerjanya. Namun ular cobra yang besarnya diperkirakan mencapai sepergelangan tangan orang dewasa itu tidak berhasil ditangkap. “Yang di dapur tadi itu, ya kemungkinan ular cobra yang hilang sebulan lalu itu. Kemungkinan memang di belakang (ruko) ini ada sarang ular cobra. Sebagai antisipasi biar tidak masuk lagi, tadi sudah saya taburkan garam,” ujar pria dari Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.

Sementara Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan saat ini BPBD Jembrana tidak memiliki petugas khusus yang bisa menangkap ular. Untuk bantuan menangkap ular, domainnya ada di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Selama ini apabila menerima laporan penemuan ular di kawasan pemukiman yang berisiko mengancam keselaman warga, pihaknya berkoordinasi dengan BKSDA. “Kami sifatnya koordinasi. Tindaklanjutnya ada di BKSDA,” ujarnya.

Menurut Eko, untuk mengantisipasi agar ular tidak masuk ke bangunan, salah satu caranya adalah menaburkan garam di sekitar lubang yang bisa menjadi celah akses keluar-masuk ular. “Untuk antisipasi, lebih baik taburkan garam. Karena kalau sampai membunuh, kan kasihan ularnya,” ucapnya. *ode

Komentar