nusabali

Terapi Musik Kurangi Kecemasan Pasien

  • www.nusabali.com-terapi-musik-kurangi-kecemasan-pasien

Kecemasan merupakan salah satu faktor yang harus ditangani sebelum melakukan tindakan medis. Untuk menurunkan tingkat kecemasan, bagian Anastesi dan Terapi Intensif RSUP Sanglah mencoba mengembangkan terapi musik.

DENPASAR, NusaBali

Terapi ini pun dibawa ke ajang PERSI Awards dengan penelitian berjudul Terapi Musik Relaksasi Terhadap Kebutuhan Propofal Dosis Induksi dan Pemeliharaan pada Tindakan Perawatan Luka Bakar Derajat 2A dan 2B, dan berhasil meraih runner up.

Kepala Instalasi Anastesi dan Terapi Intensif RSUP Sanglah, dr Putu Agus Surya Panji SpAn KIC, menerangkan, program terapi musik yang dicoba mulai Februari 2019 ini terinspirasi dari jurnal yang mengatakan bahwa terapi musik bisa mengurangi kecemasan. Umumnya, pasien luka bakar yang masuk ruang intensif adalah pasien yang sebelumnya mengalami peristiwa hebat. Rasa cemas akibat peristiwa hebat itu, lantas ditambah dengan bunyi monitor dan kegiatan-kegiatan medis di ruang perawatan yang justru akan membuatnya tidak nyaman dan dilanda kecemasan.

“Kalau misalnya kita tidurkan pasien dengan obat-obatan, tentu tidak bisa kita ajak komunikasi, dan kapan harus kita bangunkan. Juga saat membersihkan luka bakar, mungkin bisa dilakukan dengan obat, tetapi cemasnya masih. Sehingga seringkali kita pakai obat sedasi agar tidur. Nah, kami coba dengan terapi musik ini,” ujarnya ditemui di RSUP Sanglah, Senin (18/11).

Menurutnya, terapi musik ini berupaya untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien, sehingga mengurangi penggunaan obat tidur. Musik yang menenangkan bisa memberikan efek relaksasi, sehingga pasien bisa tenang dan tidur tanpa obat-obatan. Terapi musik ini baru coba diterapkan ke pasien dewasa yang menjalani tindakan perawatan luka bakar derajat 2A dan 2B. “Jadi setelah diberikan obat nyeri, untuk mengurangi dosis obat tidurnya, kita berikan musik terhadap pasien yang mau diberi tindakan. Ternyata memang bisa mengurangi jumlah dosis obat tidurnya. Ke depannya kami ingin mempraktekkan ke pasien-pasien lain, misalnya pasien ruang ICU. Supaya nanti obat-obatan yang kimiawi itu bisa kita kurangi,” jelasnya.

Perawat Made Oka Adnyana mendampingi dr Panji menambahkan, untuk perawatan luka bakar disesuaikan dengan grade luka bakar. Akan sangat nyeri ketika luka yang mulai sembuh, dibersihkan lagi untuk menumbuhkan jaringan yang lebih baik. Dengan kombinasi obat nyeri dan obat penenang (terapi musik), dari hasil yang didapatkan score nyerinya lebih rendah atau menurun dibandingkan dengan dosis obat tidur yang tinggi. “Contoh, awalnya dengan dosis 10, ketika dengan terapi musik dosis obatnya bisa dikurangi menjadi 5. Jadi ada respon yang cukup signifikan terhadap nyeri pasien. Tentu setiap orang tidak sama respon nyerinya, sehingga dosisnya tidak sama diberikan,” bebernya.

Perawat lainnya, Dewa Ayu Ari Rama Dewi menjelaskan, musik relaksasi ini diputar melalui headphone per pasien. Ada lima jenis musik yang disediakan mengingat setiap orang memiliki selera berbeda yang membuat mereka nyaman. “Sebelum kita induksi obat-obatan, kita berikan musik terlebih dahulu selama 5 – 10 menit. Jadi saat pasien sudah tenang, baru kita mulai (tindakan, red). Musik juga berlangsung sampai tindakan selesai,” imbuhnya.

Disambung oleh dr Panji, secara tidak langsung hal ini berdampak pada efisiensi penggunaan kebutuhan obat. Namun bukan berarti hal ini mengurangi mutu, akan tetapi berusaha supaya efisien dan efektif. “Artinya jangan sampai kita mengurangi obat demi untuk bisa hemat, tapi pasiennya tidak nyaman. Pasien harus tetap nyaman, tetapi bagaimana cara kita mengombinasi dengan cara yang lebih murah tapi efektif. Perawatan luka bakar lumayan lama dan berulang-ulang. Kalau kita bisa mengurangi jumlah obat setengahnya dengan kualitas hasil yang sama, tentu itu sangat efisien,” kata dr Panji.

Terkait tingkat kesembuhan pasien, dr Panji belum berani menyimpulkan keterkaitan antara terapi musik dengan tingkat kesembuhan pasien. “Terapi musik ini tidak berhubungan langsung dengan kesembuhan pasien. Tapi dari sisi efektivitas, terapi musik ini bisa mengurangi kecemasan. Karena dosis obat-obatan itu pasti ada efek samping,” tegasnya. *ind

Komentar