nusabali

Perupa Perempuan ‘Pemanasan’ Jelang Pameran PPB 2019

  • www.nusabali.com-perupa-perempuan-pemanasan-jelang-pameran-ppb-2019

Empat hari sebelum digelar pameran, sebanyak 23 seniman perempuan memajang karya-karyanya.

DENPASAR, NusaBali.com
Menyambut Pameran Perupa Perempuan Bali (PPB) 2019,  pada Sabtu (16/11/2019) berlangsung proses display karya-karya dari 23 seniman perempuan Bali yang berlangsung di Gedung Kriya Taman Budaya (Art Center). Pameran yang merupakan wadah tersendiri bagi para perupa perempuan di Bali ini akan berlangsung dari 20 November hingga 4 Desember 2019 nanti.

Masing-masing seniman ini tak semuanya menampilkan satu karya saja, namun ada juga yang menampilkan dua buah lukisan. “Kami berikan space untuk setiap seniman itu kurang lebih 1,5 meter. Jadi untuk yang lukisannya berukuran lebih kecil bisa menampilkan dua atau lebih,” ujar kurator Made Bakti Wiyasa. 

Kedua puluh tiga seniman perempuan yang karyanya akan ditampilkan dalam pameran yang bertajuk ‘Sesananing Luh’ ini sebelumnya melalui beberapa tahapan kurasi. Yang pertama, yaitu penjagjagan oleh kurator ke studio-studio seni, dan kemudian pengumpulan karya yang berlangsung hingga Sabtu (16/11/2019). 

“Ini sekarang kami tata, atur lukisan mana yang cocok di sebelah mana, baru kemudian kami atur lighting. Jadi ada seninya, pengaturan seperti ini juga membutuhkan tenaga ahli. Kalau karyanya semua bagus tadi pengaturannya tidak, tetap saja terlihat tidak bagus. Ibaratnya seperti orang yang berpakaian, ya harus serasi,” lanjut Bakti Wiyasa. 

Event yang kini merupakan ketiga kalinya diadakan ini sebagian besar menampilkan lukisan yang dibuat dengan beragam proses. Mulai dari kolase, digital printing, hingga teknik cukil kayu yang kemudian dicetak. Ada juga, lukisan-lukisan mini yang dilukis di atas pembidang untuk sulam, sehingga bisa juga dipasang sebagai instalasi seni. “Kami terbuka untuk berbagai karya seluas-luasnyakepada berbagai karya seni rupa. Tergantung sekarang yang menekuni di Bali ini. Di sinilah saya bisa membaca selaku kurator dan pengamat seni, gejala seni rupa pada perempuan Bali ini seperti apa,” tuntas Bakti Wiyasa.*yl

Komentar