nusabali

Persembahan Khusus Prajuru Adat dan Pamangku

  • www.nusabali.com-persembahan-khusus-prajuru-adat-dan-pamangku

Bali punya puluhan jenis Tari Rejang, tarian sakral untuk mengiringi ritual Hindu.

AMLAPURA, NusaBali

Antara lain, Tari Rejang Pusung. Tari Rejang ini hanya ada di Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem. Rejang ini dipentaskan setiap Yadnya Usaba Kalima, atau Usaba Goreng di Pura Puseh.

Untuk menjadi penari Rejang Pusung tentu melalui tahapan relatif panjang. Sebelumnya sempat ngayah sebagai penari Rejang Klukuh (mengenakan gelung mirip Klukuh) dua hingga tiga kali. Selanjutnya baru diperkenankan sebagai penari Rejang Pusung. Syarat lain, calon penari ini masih ‘suci’ atau belum pernah menstruasi. Jika ada penari yang telah mengalami akil balik, masih memaksakan sebagai penari rejang, dengan sendirinya dikeluarkan penari daratan (penari keris). Sebab secara niskala dianggap tidak suci lagi dan tidak layak lagi ngayah sebagai penari rejang, baik sebagai penari Rejang Pusung maupun Rejang Klukuh.

Tak hanya itu. Calon penari Rejang Pusung hanya bisa ditunjuk  prajuru Desa Adat Geriana Kauh, pamangku desa dan pamangku mrajan. Mereka  sebagai pengayah di setiap hari pangerejangan di Pura Puseh. Jumlah penari Rejang Pusung 22 penari.

Keunikan penari Rejang Pusung, berhias menggunakan bahan dasar kulit jeruk jeroti ditempelkan di kepala. Selanjutnya dihias aneka bunga-bunga melingkar di kepala, dan rambut dipusung. Sehingga namanya Rejang Pusung, penampilan paling beda dengan rejang pada umumnya.

I Nyoman Subrata, Bendesa Adat Geriana Kauh, menjelaskana selain kesakralan, ada sejumlah pemaknaan Tarian Rejang Pusung yakni sebagai sarana ritual, representasi estetika, dan pengikat solidaritas masyarakat. Penari Rejang Pusung umumnya juga ikut sebagai penari Sanghyang Dedari. Sebab syarat jadi penari Sanghyang Dedari, juga ‘suci’, rata-rata masih status siswi Sekolah Dasar (SD). Penari Rejang Pusung ini atas penunjukan prajuru yakni Bendesa Adat Geriana Kauh I Nyoman Subrata, pamangku desa yakni Jro Mangku Susila, Jro Mangku Yasa, Jro Mangku Wayan Putu dan sebagainya. Penari ini bisa dari anak sendiri atau anak keluarga lain. "Makanya jumlah penari Rejang Pusung selalu 22 penari, saat menari penari  ini berbaur dengan penari Rejang Klukuh," kata I Nyoman Subrata, di sela-sela upacara Pangerejangan di Pura Puseh, Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Buda Paing Wayang, Rabu (13/11).

Rangkaian Usaba Kalima di Pura Puseh, Desa Adat Geriana Kauh katanya, diawali nuur Ida Bhatara pada Wraspati Umanis Ugu, Kamis (7/11), Melasti pada Sukra Paing Ugu, Jumat (8/11), Pamiyosan pertama pada Anggara Umanis Wayang, Selasa (12/11), Pangerejangan pada Buda Paing Wayang, Rabu (13/11), Pamiyosan kalih (kedua) pada Redite Umanis Kelawu, Minggu (17/11), Pangerejangan kedua pada Soma Paing Kelawu, Senin (18/11) dan Nyineb pada Anggara Pon Kelawu, Selasa (19/11). "Setiap rangkaian Usaba Kalima di Pura Puseh, diadakan dua kali upacara Pangerejangan atau kali mementaskan tari Rejang Pusung," katanya.*k16

Komentar