nusabali

Tidak Ikuti Larangan Awak Kabin, 21 Penumpang JetStar Diturunkan

  • www.nusabali.com-tidak-ikuti-larangan-awak-kabin-21-penumpang-jetstar-diturunkan

Sebanyak 21 penumpang pesawat JetStar diturunkan paksa oleh petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.

MANGUPURA, NusaBali

Penurunan puluhan penumpang tujuan Melbourne, Australia, ini karena tidak mengindahkan larangan awak kabin sesaat sebelum lepas landas.

Communication and Legal Section Manager Angkasa Pura I Arie Ahsanurrohim, membeberkan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (3/11) malam. Terkait kronologi penurunan paksa penumpang pesawat JetStar dengan nomor penerbangan JQ-36 itu berawal dari ulah seorang penumpang yang tidak mengindahkan larangan awak kabin, saat pesawat sedang melakukan pushback di area apron menuju taxiway untuk segera lepas landas. Seorang penumpang berdiri dari kursi dan menghampiri awak kabin untuk menanyakan layar monitor yang ada di kursi pesawat yang tidak menyala. Karena membahayakan, awak kabin memberikan penjelasan akan dilakukan setelah pesawat mengudara dan lampu sabuk pengaman sudah aman dilepas. “Dalam situasi ini, demi keselamatan dan keamanan penerbangan, seluruh penumpang dan awak kabin pesawat diharuskan untuk duduk di kursi masing-masing dengan mengencangkan sabuk pengaman. Tapi, ada seorang penumpang yang berdiri dan bersikeras complain terkait layar monitor di kursi yang tidak hidup. Padahal, sudah diperingatkan unt
uk tetap pada posisi duduk,” ungkapnya, Rabu (13/11).

Karena peringatan tidak diindahkan oleh penumpang yang bersangkutan, awak kabin kemudian melaporkan insiden tersebut kepada pilot. Mendapat laporan itu, sang pilot kemudian memutuskan untuk kembali ke parking stand nomor 25 dan selanjutnya menurunkan penumpang dan seorang rekannya. Namun, dalam proses penurunan kedua penumpang tersebut, sebanyak 19 penumpang lain yang merupakan satu rombongan dengan kedua penumpang tersebut turut serta melakukan protes kepada awak kabin, sehingga pilot memutuskan untuk menurunkan 19 penumpang lain yang melakukan protes tersebut. “Istilahnya, penumpang ini adalah unruly passenger. Penumpang yang tidak mengindahkan instruksi keselamatan berpotensi membahayakan diri sendiri, penumpang lain, serta penerbangan itu sendiri,” tambahnya.

Belakangan setelah adanya insiden itu, sejumlah pemberitaan di media baik dalam negeri maupun luar negeri memberitakan insiden itu sebagai bentuk tindakan kesewenangan dari pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai, bahkan mengarah kepada SARA. Padahal hal itu murni karena adanya penumpang yang dikategorikan dalam unruly passenger. Setelah penurunan itu, para penumpang kemudian diberangkatkan lagi pada Senin (4/11) malam menggunakan pesawat yang sama.

“Jadi penurunan tersebut murni karena kejadian itu. Tidak ada unsur SARA atau pun lainnya. Tapi, benar-benar alasan keamanan penerbangan. Dalam kejadian itu, operasional bandara tetap berjalan lancar dan aman,” kata Arie. *dar

Komentar