nusabali

Diprotes, Upacara Odalan Dibubarkan Warga

  • www.nusabali.com-diprotes-upacara-odalan-dibubarkan-warga

Upacara keagamaan Odalan yang dilaksanakan di sebuah rumah di Dusun Mangir Los, Desa Mangir, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Jogyakarta diprotes dan diminta bubar, Selasa (12/11) sore.

JAKARTA, NusaBali

Sekelompok oknum warga memprotes lantaran mengklaim upacara keagamaan tak boleh dilakukan di dalam rumah. Upacara Odalan merupakan ritual keagamaan dalam rangka peringatan terhadap Mahalingga Padma Bhuwana Manggir yang merupakan sebuah situs peninggalan dari Ki Ageng Mangier. Odalan memiliki makna membawa umatnya ke dalam kehidupan beragama yang lebih baik.

Saksi kejadian, AB Setiadji mengatakan sejumlah warga pemrotes bergerombol datang saat upacara itu digelar sekitar pukul 14.00 WIB. Sementara itu Jumlah anggota komunitas yang ikut berjumlah sekitar 40 orang yang berasal dari berbagai daerah.

"Mereka nuntut karena enggak ada izin kemudian ibadah kok di rumah kok bukan di tempat ibadah gitu itu kan klasik di mana-mana gitu, tetapi bu kapolsek juga kaget ini sudah tahu dari dua minggu lalu kenapa baru sekarang kalau keberatan," tutur Setiadji, Selasa (12/11).

Padahal, kata Setiadji, mulanya, upacara keagamaan itu berjalan dengan lancar hingga pendeta dari agama Budha selesai membacakan doa. Namun, saat pendeta dari agama Hindu akan membacakan doa, protes dari oknum masyarakat semakin besar.

Setiadji menegaskan, upacara Odalan tersebut sebenarnya telah diberitahukan kepada pihak kepolisian setempat. Mulanya, kata dia, izin kegiatan disampaikan kepada tetangga di sekitar rumah Bu Utiek yang dijadikan lokasi upacara dan telah mendapatkan izin.

Namun, pihak Kepala Dusun setempat tidak memberikan izin sehingga proses pengurusan izin tak bisa dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Pihak kelurahan setempat, kata Setiadji, lantas memberikan saran agar membuat surat pemberitahuan ke Polsek Pajangan berkaitan dengan rencana upacara keagamaan tersebut.

"Kita akhirnya membuat surat pemberitahuan ke Polsek dan diterima," kata Setiadji seperti dilansir cnnindonesia.

Namun sejumlah warga masih melayangkan protes terhadap kegiatan tersebut. Pada Senin (11/11) malam, lanjutnya, akhirnya diadakan mediasi dengan tokoh masyarakat setempat. Namun, hasil mediasi itu tetap tak memperbolehkan kegiatan itu untuk digelar. Alasannya, karena kegiatan keagamaan semestinya tidak dilakukan di dalam rumah.
Polisi Minta Bubar

Upacara akhirnya tetap berjalan kemarin setelah memegang izin dari kepolisian. Setiadji menuturkan Kapolsek Pajangan yang saat itu berada di lokasi, sempat memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar. Namun, warga tetap mendesak agar kegiatan itu dihentikan.

Pihak kepolisian, kata Setiadji, akhirnya memerintahkan agar kegiatan itu dihentikan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Kami diminta bubar oleh polisi, perintah untuk bubar, akhirnya kita ngalah aja," ucapnya.

Setiadji mengungkapkan kegiatan ini sebenarnya merupakan kegiatan rutin tiap tahunnya. Di tahun-tahun sebelumnya, kata Setiadji, memang ada pertentangan di kalangan warga namun tidak separah seperti tahun ini.

Saat dimintai tanggapan, Kabid Humas Polda DIY Kombes Yulianto belum mau berkomentar lebih lanjut. Ia mengaku bakal mengecek dulu perihal kejadian itu.*

Komentar