nusabali

Terjangkit DB, Buruh Batu Sikat Meninggal

  • www.nusabali.com-terjangkit-db-buruh-batu-sikat-meninggal

Salah seorang buruh pasang batu sikat, I Nyoman Tirtayasa,51, asal Banjar Taman, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, meninggal karena terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

GIANYAR, NusaBali

Korban meninggal dunia dalam perawatan di Ruang ICU RSUD Sanjiwani, Gianyar, Sabtu (9/11) pukul 11.37 Wita.

Direktur Utama RSUD Sanjiwani dr Ida Komang Upeksa, saat dikonfirmasi, Minggu (10/11), membenarkan kematian pasien Nyoman Tritayasa di RSUD Sanjiwani. Dijelaskan, pasien Tirtayasa masuk IGD pada Rabu (30/10) pukul 13.00 Wita. Setelah mendapat penanganan medis, pasien dipindahkan ke ruang perawatan Arjuna, Kamis (31/10). Kondisi pasien yang kian kritis mengharuskan dipindah ke ruang ICU. "Pasien dalam kondisi syok dan sesak. Masuk ICU, dirawat oleh dokter anestesi dan interna serta dikonsultasikan dengan dokter paru," jelasnya.

Setelah mendapat perawatan intensif, kondisi pasien Tirtayasa mulai membaik dan trombositnya naik. Namun, jelas Upeksa, tiga hari kemudian, Sabtu (9/11) sekitar pukul 11.15 Wita, pasien sesak nafas. "Pukul 11.37 Wita, pasien meninggal dunia di ICU karena ada komplikasi penyakit lain," jelasnya.

Humas RSUD Sanjiwani, Ida Bagus Punarbhawa menambahkan, korban mengalami DBD dengan sindrom syok, Sabtu (2/11). Dengue ini adalah penyakit daerah tropis yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes Albopictus. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Dia memastikan selama pasien di rawat di RSUD Sanjiwani telah dilaksanakan perawatan sesuai standar operasional dan prosedur.

Kata dia, kasus DBD di Gianyar pada Oktober 2019 ada 22 kasus dirawat di RSUD Sanjiwani.  Ditemui di rumah duka, istri korban Ni Nyoman Sutesni,50, tampak masih syok dan menangis. Setahunya, sang suami tidak pernah mengeluh sakit termasuk sesak nafas. "Kejadian ini sangat mendadak. Awalnya cuma kebus dingin (demam)," ungkapnya. Demam pertama dengan suhu 39 derajat celsius dialami pada Senin (28/10).

Saat di RSUD Sanjiwani,  jelas dia, petugas medis menyarankan agar keluarga tabah dan berdoa. "Katanya, sakit suami saya sudah parah, komplikasi. Saya pasrah dan hanya bisa berdoa, namun akhirnya meninggal," ungkapnya. Sebelum meninggal, sang suami hanya berpesan agar tegar menjalani hidup dan membesarkan dua anak laki-laki yang beranjak dewasa. Terkait prosesi upacara, telah dilakukan Nyulubin pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (9/11) sore. Selanjutnya, akan digelar prosesi Ngurug tanggal 18 November mendatang.  Sehari sebelum demam tinggi, korban sempat menyelesaikan pemasangan batu sikat di wilayah Kintamani, Bangli. *nvi

Komentar