nusabali

Kekeringan, Petani Desa Bangli Beli Air untuk Siram Tanaman Sayur

  • www.nusabali.com-kekeringan-petani-desa-bangli-beli-air-untuk-siram-tanaman-sayur

Kemarau panjang kali ini membuat petani sayur di Banjar Munduk Andong, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Tabanan terpaksa membeli air untuk menyiram tanaman sayur.

TABANAN, NusaBali

Akibat pasokan air yang terbatas, tanaman buncis tumbuh keriting dan pohonnya pendek. Hasil panen menurun drastis.

Seperti yang diungkapkan seorang petani I Made Gadot. Buncis yang ditanam akhir Agustus lalu, tumbuh tidak maksimal. Pohonnya mengecil dan buahnya keriting. Sehingga sayuran yang biasanya dijual ke hotel kini harus dijual di Pasar Baturiti. “Hasilnya buruk karena tidak ada hujan,” ungkap Made Gadot ditemui sedang memetik sayur buncis di kebunnya, Selasa (22/10).

Diakuinya, dari 40 are lahan yang ditanami buncis, hasilnya sangat tidak memuaskan. Biasanya dari lahan 40 are tersebut, hasil panen yang didapat mencapai 4-5 kwintal, kini hanya 1,5 kwintal. “Kami petani sudah norok, modal Rp 2,5 juta hasil penjualannya hanya Rp 500 ribu. Kalau musim bagus penjualanya bisa sampai Rp 5 juta,” tuturnya.

Untuk menekan kerugian, Made Gadot tidak mempekerjakan orang untuk memetik buncis. Jika mempekerjakan orang, maka akan semakin banyak rugi yang mesti ditanggung. Apalagi musim kemarau ini dia harus membeli air untuk menyiram tanaman. Air yang dibeli cukup mahal, gentong dengan isian 80 liter harganya Rp 80 ribu. Bahkan jika jaraknya jauh bisa sampai Rp 100 ribu. “Total sudah beli air hingga Rp 400 ribu lebih, kalau tidak disiram tidak akan hidup,” beber Made Gadot.

Pantauan di lapangan, sayuran kubis dan daun bawang tumbuhnya tidak maksimal akibat kekurangan air. *des

Komentar