nusabali

Kidung Megarupa Hadirkan Suasana Mistis di Pameran Megarupa

  • www.nusabali.com-kidung-megarupa-hadirkan-suasana-mistis-di-pameran-megarupa

Pameran Megarupa diawali lewat ritus tari Kidung Megarupa karya Nyoman Erawan, yang mengkolaborasikan seni puisi, kidung, seni tabuh, dan seni teater. 

GIANYAR, NusaBali.com
Pameran Megarupa secara resmi dibuka pada Selasa (22/10/2019) oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati. Dalam pameran ini, terdapat 103 seniman lintas rupa yang menyuguhkan beragam seni rupa dengan konsep modern atau kontemporer dengan mengusung tema ‘Tanah, Air, dan Ibu’. 

Tema ini memiliki empat pendekatan dalam menggambarkan dinamika seni rupa Bali, mulai dari seni yang bersifat tradisi hingga kontemporer, yaitu hulu, arus, campuhan, dan muara. Adapun ke 103 seniman perupa ini terdiri dari 25 perupa untuk tema Hulu, 27 perupa untuk Arus, 22 perupa campuhan dan 29 perupa muara.  “Kami mengharapkan dan menantang para kreator untuk mencapai satu capaian kreatif, bukan hanya menyerukan keindahan, tapi juga mengandung pesan kesadaran,” ujar Kurator Pameran Megarupa, Warih Wisatsana.

Malam pembukaan yang berlokasi di ARMA Museum, Ubud ini menampilkan ritus tari Kidung Megarupa karya Nyoman Erawan. Ritus ini merupakan gabungan antara seni puisi, kidung, seni tabuh, dan seni teater dalam satu pertunjukan. 

Disaksikan oleh ratusan masyarakat dan  para undangan, pertunjukan ini berhasil menghipnotis seluruh pasang mata dengan kesan mistis selama pertunjukan berlangsung. Kesan mistis ini didukung oleh musik,, kidung, dan pakaian putih yang digunakan oleh semua penari selama ritus berlangsung. Ketiadaan dialog dan ‘ritual’ yang dilaksanakan dalam pertunjukan ini semakin menonjolkan sisi misterius dari teater ini. Apalagi, Nyoman Erawan sebagai kreator dari Kidung Megarupa ini juga turut ambil bagian dalam ritus ini. 

“Malam ini menjadi saksi kita bersama bahwa kita bisa berbuat dan menunjukkan bahwa sinergi kita, kerja sama kita, kegotong-royongan kita, bisa menuju ke pemajuan kebudayaan, utamanya seni rupa,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana.*yl

Komentar