nusabali

Bali Penting bagi Perkembangan Seni Kontemporer

  • www.nusabali.com-bali-penting-bagi-perkembangan-seni-kontemporer

Pameran Art Bali 2019 di Nusa Dua diharapkan menggaungkan seni kontemporer Bali di dunia.

MANGUPURA, NusaBali.com
Pameran seni kontemporer Art Bali 2019 resmi dibuka oleh Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Sabtu (12/10/2019) malam di AB-BC Building, Bali Collection, Kawasan ITDC, Nusa Dua, Bali. Dalam sambutannya ia lebih dulu mengapresiasi kehadiran pameran seni kontemporer di Bali ini.

"Ini adalah pameran yang sangat penting, karena biasanya diadakan di Jakarta atau Jogja. Kami juga ingin Bali menjadi tempat yang penting untuk perkembangan seni kontemporer. Seperti yang akan kita lihat nanti akan ada banyak karya seni kontemporer dari seniman yang luar biasa," puji Triawan.

Ia mengharapkan pameran Art Bali 2019 akan menggaungkan nama Bali di dunia seni kontemporer dunia."Bahwa di Bali bukan hanya seni tradisionalnya yang memang sudah terkenal di dunia, tetapi juga seni kontemporer," lanjut Triawan.

Foto: Triawan Munaf membuka pameran. -IST

Hal yang senada juga disampaikan Heri Pemad yang mewakili penyelenggara pameran Art Bali 2019. "Bali sendiri mempunyai akar kuat kesenian dalam budayanya. Masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada seni rupa dan publik luas, termasuk publik mancanegara," ucap Heri.

Art Bali 2019, sebut Heri, merupakan wadah bagi para seniman untuk terus mengulik dan menantang artistik mereka untuk membuat terobosan-terobosan terbaru dalam seni rupa kontemporer. "Hal ini pastinya merupakan sebuah usaha untuk juga mengembangkan seni rupa Indonesia dan ekosistemnya, terutama di Bali," ucapnya.


Selain berbicara tentang seni kontemporer, Triawan dan Heri juga menyinggung perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Heri menyebut pameran Art Bali 2019 dan berbagai pameran seni rupa lainnya yang diselenggarakan di AB BC Building, seperti pameran Balinese Masters, juga memberikan jalan yang mengarah pada potensi dalam ekonomi kreatif, khususnya kaitannya dengan pariwisata seni. 

"Lewat pintu Art Bali kami berupaya menjalin untaian dalam kesenian dan hal lainnya yang lebih luas. Membuat banyak eksplorasi seni rupa dan terbukanya serta terciptanya ekonomi kreatif dalam prosesnya," kata Heri

Sedangkan Triawan mengatakan kini lembaga yang sudah ia pimpin hampir lima tahun semakin bersemangat lagi dalam usaha pengembangan ekonomi kreatif. "Lebih bersemangat lagi karena baru-baru ini sudah disahkan undang-undang ekonomi kreatif yang sudah lama ditunggu. Support dari pemerintah Indonesia kepada kemajuan ekonomi kreatif akan semakin maksimal," serunya.

Undang-undang yang ia maksudkan ini disahkan 26 September 2019 lalu dan terdiri dari tujuh Bab dan 34 Pasal yang mengatur tentang ekonomi kreatif. Triawan juga menyebut bahwa ekonomi kreatif bisa menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. "Dan itu memang sudah kami rasakan sekali. Kontribusi ekonomi kreatif kepada perekonomian Indonesia sudah cukup besar, peningkatannya juga cukup besar. Tahun lalu ekosistem ekonomi kreatif sudah berkontribusi kepada perekonomian Indonesia sebesar 1.105 triliun rupiah," sebutnya.

Foto: Putu Marmar Herayukti dan karyanya berjudul Pejuang Adat, bersama pengunjung. -IST

Karena itu, melalui kacamata ekonomi kreatif, ia tidak menginginkan seni hanya menjadi sebuah seni. "Seni selain menjadi ekspresi, unek-unek, dan respons terhadap keadaan sosial dari para senimannya, harus juga bisa menjadi sumber kesejahteraan para penciptanya dan orang-orang di sekitarnya," pungkas Triawan.

Mengusung tema ‘Speculative Memories’ atau ‘Ingatan-ingatan Spekulatif’, pameran Art Bali 2019 bakal berlangsung selama tiga bulan hingga 13 Januari 2020. Pengunjung bakal disuguhkan 49 karya dari 32 seniman dengan rincian 25 karya dua dimensi, 5 karya tiga dimensi, dan 19 karya instalasi / multimedia / video atau lainnya.

Untuk mengunjungi pameran ini pasca pembukaan, pengunjung dapat membeli tiket seharga Rp 150.000 untuk warga negara asing, Rp 100.000 untuk warga negara Indonesia, dan Rp 50.000 di hari Minggu khusus untuk pemilik KTP Bali dan pelajar Bali.*has

Komentar