nusabali

Gubernur Ajak Masyarakat Jaga Alam agar Bali Tetap Bersih dan Mataksu

Tumpek Kandang, Gubernur Koster Lepas Tukik di Yeh Gangga, Tabanan

  • www.nusabali.com-gubernur-ajak-masyarakat-jaga-alam-agar-bali-tetap-bersih-dan-mataksu

Pelepasan tukik bertepatan dengan Tumpek Kandang merupakan wujud pelaksanaan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yakni mengimplementasikan Segara Kerthi.

TABANAN, NusaBali

Gubernur Bali I Wayan Koster lepas tukik di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan bertepatan dengan Tumpek Kandang pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (12/10). Pada kesempatan tersebut Gubernur Koster menekankan agar masyarakat senantiasa menjaga taksu Bali sebagai salah satu pendongkrak sektor pariwisata dengan menjaga alam dan lingkungan.

Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan I Made Dirga, serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkab Tabanan.

Kegiatan yang diawali persembahyangan ‘Angurip Pramana Segara Kertih’ dipuput oleh Ida Shri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun, ini menurut Koster, merupakan wujud nyata pelaksanaan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Yakni menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya.

Visi tersebut dimaksudkan untuk menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama, yaitu alam, krama, dan kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi. Yang terdiri dari Atma Kerthi, Wana Kerthi, Danu Kerthi, Segara Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu kemarin sebagai salah satu bentuk mengimplementasikan Segara Kerthi. “Kita hidup di dunia harus menjaga keharmonisan alam Bali beserta isinya. Tidak hanya dengan manusia, tapi juga tumbuhan, hewan, dan yang lainnya, baik sekala maupun niskala,” kata Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, ini.

Koster menambahkan, masyarakat Bali secara turun temurun sebetulnya telah diajarkan oleh para leluhur untuk menjaga, menyayangi semua makhluk yang ada. Kehidupan ini diciptakan untuk sama-sama memberi manfaat. Untuk itu, secara bersama-sama harus menjaganya dengan baik.

Menurut Koster, Bali merupakan pulau yang sangat unik. Selain potensi pariwisata yang merupakan potensi unggulan, Bali juga memiliki masyarakat yang selalu menerapkan keseimbangan dalam menjalani hidup dengan berpedoman pada Tri Hita Karana. Sehingga potensi yang ada di Yeh Gangga ini mesti dikelola dengan maksimal, bahkan kalau bisa dikelola oleh orang lokal.

Acara lepas tukik ini juga  merupakan wujud nyata pelaksanaan program visi Pemprov Bali, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mempunyai makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala niskala, yang dilaksanakan dengan pola pembangunan semesta berencana yang telah diterapkan.

“Isi alam salah satunya adalah manusia, tumbuhan, dan binatang, seperti tukik (anak penyu) yang keberadaannya sudah sangat langka. Sebelum kita lepas tukik, mereka kita upacarai dulu untuk memberikan penguatan kehidupan agar mereka mendapat restu dari alam untuk bertahan. Ini merupakan warisan leluhur yang sangat luar biasa, keseimbangan sekala niskala harus selalu kita terapkan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, supaya alam Bali beserta isinya terus berjalan dengan baik,” tandas Koster.

Selanjutnya Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini menjelaskan, bahwa fokus kebijakan Pemerintah Provinsi Bali saat ini untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali dengan menata fundamental pembangunan Bali secara komprehensif.

Koster menyebut, beberapa kebijakan yang telah dikeluarkannya, seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

“Banyak regulasi yang saya susun untuk menunjang kesucian dan kebersihan alam Bali ini. Salah satunya, terkait pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai, sedotan, dan styrofoam yang tertuang dalam Pergub Nomor 97 tahun 2018. Sejak dicanangkan, Pergub yang pertama ada di Indonesia ini mendapatkan banyak apresiasi dan respons positif dari berbagai daerah. Bahkan dunia internasional,” tuturnya.

Untuk itu, Koster mengajak masyarakat untuk ikut menjaga alam beserta isinya agar Bali tetap bersih, indah, dan mataksu.

Sementara itu, Wabup Sanjaya mengatakan tradisi Tumpek Kandang atau Tumpek Uye yang rutin dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali merupakan bentuk kepedulian umat Hindu terhadap lingkungan alam, salah satunya hewan tukik. Sebab tukik adalah bentuk penyeimbangan alam serta wujud pelestarian, karena tukik termasuk hewan yang sudah langka keberadaannya.

“Kami atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tabanan mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas perhatian yang diberikan Gubernur Bali terhadap lingkungan, khususnya lingkungan Pantai Yeh Gangga. Hal ini selaras dengan program Pemprov Bali yang kami terapkan di Kabupaten Tabanan,” kata Sanjaya.

Sanjaya menambahkan saat ini Pemkab Tabanan juga tengah giat-giatnya memerangi sampah plastik dan telah diterapkan di seluruh OPD serta masyarakat Kabupaten Tabanan. “Program bebas sampah plastik yang diterapkan Pemprov Bali juga tengah kami giatkan di Tabanan. Sebab sampah harus ditanggulangi bersama,” tandasnya. *des

Komentar