nusabali

Istirahat Setelah Tempuh Jarak 100 Km, Mendapat Terapi dari Sang Istri

Prajurit Kodam IX/Udayana Lari Keliling Bali, 4 Hari Tempuh 374 Kilometer

  • www.nusabali.com-istirahat-setelah-tempuh-jarak-100-km-mendapat-terapi-dari-sang-istri

Istri Serka I Dewa Gede Astawa, R Caosaprima Arista, selain melakukan terapi, juga selalu membawakan minuman kesukaan suaminya berupa teh hangat, air kelapa hijau, dan jeruk lemon.

DENPASAR, NusaBali

Prajurit TNI Kodam IX/Udayana, Serka I Dewa Gede Astawa berhasil menuntaskan tugas beratnya lari keliling Bali menempuh jarak 374 kilometer selama empat hari. Prajurit yang bertugas di Koramil 1626-04/Kintamani, Kodim 1626/Bangli sebagai Babinsa di Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, ini berlari keliling Bali dalam rangka HUT ke–74 bertajuk ‘Run for Bali’.

Prajurit yang telah memenangi sejumlah lomba lari ini berlari keliling Bali dengan rute Denpasar–Karangasem (jarak 100 km), Karangasem–Singaraja (jarak 100 km), Singaraja–Negara (jarak 100 km), dan Negara–Denpasar (jarak 74 km). Tugas berat yang diinisiasi oleh Dandim 1626/Bangli Letkol Inf Himawan Teddy Laksono, itu diselesaikannya dengan sempurna.

Setelah dilepas oleh Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto di depan Makodam IX/Udayana pada Selasa (1/10) pukul 16.00 Wita, Serka Gede Astawa tiba di garis finish di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar (Lapangan Renon) tepat seusai upacara peringatan HUT ke–74 TNI, 5 Oktober 2019 pada pukul 10.00 Wita. Serka Gede Astawa langsung disambut oleh Pangdam Mayjen Susianto.

Kepada wartawan, Serka Gede Astawa mengucapkan syukur kepada Hyang Widhi dan terima kasih atas dukungan masyarakat, TNI, dan Polri terhadap dirinya sehingga bisa menyelesaikan lari kategori ultra marathon itu dengan baik. Dia mengaku tidak akan bisa melewati segala rintangan dalam setiap etape tanpa adanya dukungan tersebut.

Serka Gede Astawa menyampaikan rasa bangganya kepada sang istri tercinta, R Caosaprima Arista. Dia mengaku istrinya lah yang sangat besar dukungannya. Sang istri terus mengikutinya dalam setiap etape. Setiap menempuh jarak 100 km, dia beristirahat untuk diterapi oleh istrinya.

“Banyak rintangan yang saya alami. Misalnya depresi, halusinasi tidak terkontrol, dan sering jatuh di aspal. Setelah menempuh jarak 100 kilometer, istri saya datang untuk terapi. Tanpa istri, saya mungkin tak bisa berdiri di sini. Istri saya selalu mendampingi saya. Tanpa terapi dari istri, saya tak akan bisa berlari lagi,” tutur Serka Gede Astawa.

Caosaprima Arista, istri dari Gede Astawa tak banyak bicara. Dia hanya mengatakan mendukung penuh suaminya baik sebagai prajurit TNI AD maupun sebagai seorang atlet. “Saya ikuti suami saya selama berlari. Pada jarak 100 km, suami diterapi oleh saya sendiri. Terapinya seperti di spa, tapi bahannya beda. Tak lupa saya bawa minuman kesukaan bapak, teh hangat, air kelapa hijau, dan jeruk lemon,” tuturnya.

Serka Gede Astawa sudah memenangi sejumlah perlombaan lari, seperti juara 2 Tontangkas AD tahun 2001, juara 3 Lomba Lari HUT Divif 2 Kostrad tahun 2004, juara 2 Lomba Lari Banyuwangi Ijen Green Run 15 Km tahun 2017, juara 1 Banyuwangi Ijen Green Run tahun 2018, dan juara 1 Riau Ultra Merdeka Run 74 km tahun 2019.

Selain itu pernah dipercaya oleh Dandim 1626/Bangli untuk mengibarkan Bendera Merah Putih di puncak Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli. Pada 9–10 Oktober ini dia akan berangkat ke Bandung untuk mengikuti lomba di ITB Ultra Marathon 200 km. Dia merupakan satu-satunya peserta yang lolos seleksi dari Bali. Serka Dewa Astawa menuturkan, volume latihan yang diambilnya tergolong berat dengan porsi latihan antara 15-20 km setiap latihan pada medan bervariasi.

“Saya sangat berbahagia dan bangga pada kesempatan HUT ke–74 TNI ini. Saya bisa mempersembahkan yang terbaik untuk TNI. Tujuannya untuk mengajak masyarakat hidup sehat dengan berolahraga seperti berlari. Dalam berlari menghasilkan pikiran positif. Dengan demikian bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tuturnya.

Pangdam Mayjen Susianto mengapresiasi kegigihan prajuritnya itu. Pangdam mengaku prajuritnya itu merupakan salah satu prajurit yang tangguh. Dikatakannya, meski Serka Gede Astawa adalah seorang atlet, tapi tetap disiplin dalam bertugas. Atas dedikasi mengharumkan nama TNI di masyarakat, Serka Dewa Astawa diberikan hadiah berupa uang sebesar Rp 25 juta.

“Kemarin (Jumat, 4/10) saya mendampingi dia berlari pada Km 255 di Negara. Saya hanya bisa lari 5 km, itu pun sudah dalam kondisi wajah lesu, sementara dia masih segar. Ini gambaran prajurit yang tangguh dan profesional sesuai dengan tema HUT TNI tahun ini, ‘TNI Profesional Kebanggaan Rakyat’,” tutur Mayjen Susianto.

Sementara Dandim 1626/Bangli Letkol Inf Himawan Teddy Laksono mengungkapkan inisiasi munculnya ide ‘Run for Bali’ ini adalah tagline dari Presiden Joko Widodo, yaitu Sumber Daya Unggul Indonesia Maju. Dalam berlari dapat membentuk karakter SDM yang baik. Dalam lari ada kedisiplinan, komitmen, konsistensi, dan kejujuran yang harus dijalani.

“Pertama disiplin. Setiap etape dia menempuh jarak 100 km. Di sini dia harus bisa mengatur waktu untuk dapat menempuhnya, sehingga sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Komitmen, dengan keyakinan bisa melewati rintangan 374 km sehingga bisa membanggakan nama Bali. Kejujurannya adalah tak ada jarak yang tak dilalui. Artinya setiap lintasan itu dilalui,” tandasnya. *pol

Komentar