nusabali

Festival Kesenian Bali, Pentas Penyandang Disabilitas

  • www.nusabali.com-festival-kesenian-bali-pentas-penyandang-disabilitas

Sebuah kampung bagi disabilitas untuk berkreasi pun langsung diwacanakan.

DENPASAR, NusaBali.com
Lantunan puisi ‘Suaraku Dari Atas Kursi Roda’ menggema di gedung Art Center, Denpasar, Jumat (4/10/2019). Adalah Wayan Ika Agustina yang membacakan puisi karangannya di panggung pembukaan Festival Kesenian Bali (FKB). “Dan jika kehidupan tak sesuai dengan apa yang kuharapkan, bahkan ku tak pantas menyalahkan Tuhan.”

Gadis berkaca mata itu menutup puisinya dengan suara lembut. Spontan hadirin menghadiahi tepuk tangan. Tak sedikit pula yang mengabadikan pertunjukan itu melalui kamera ponsel.  Ika terlahir dengan kondisi kurang sempurna. Meski begitu di atas kursi roda puluhan puisi sudah ia tulis. Ia tampil di atas panggung bersama penyandang disabilitas lain yang tergabung dalam sejumlah yayasan disabilitas di Bali. 

Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster, yang berkesempatan menyaksikan penampilannya mengaku terharu ketika Ika membacakan puisi yang berisi curahan hatinya. "Saya memang gampang terharu. Apa yang mereka tampilkan sangat bagus," ucap Putri Suastini Koster yang juga dikenal sebagai pembaca puisi handal ini.

Pada kesempatan itu Suastini Koster juga mengatakan sedang mewacanakan akan membangun kampung disabilitas. Hal ini, lanjut dia, dilakukan sebagai bentuk kepedulian pada penyandang disabilitas. "Iya, saya ingin sekali ada kampung khusus disabilitas. Karena kan anak-anak kami dengan segala keterbatasannya, dan bisa melakukan aktivitasnya di sana, seperti aktivitas ekonomi ataupun aktivitas yang lain. Sehingga nanti di sana jadi kampung komunitas yang akan sangat berdaya," tuturnya.

Namun ia masih belum mau menyebut lokasi mana yang akan dibangun kampung disabilitas. Ia menyampaikan wacana kampung disabilitas masih ada pada pikiranya sendiri. Selanjutnya menggambarkan fasilitas-fasilitas yang akan ada di kampung disabilitas nantinya berupa sentra kerajinan, dan pusat-pusat seperti galeri seni.

Soal festival dan kampung penyandang disabilitas pihaknya menegaskan tidak ingin mengkotak-kotakan. “Sekarang kan ini festival seni Bali, sebenarnya saya tidak ingin mengkotak-kotakkan, masuk saja masuk ke pesta kesenian Bali atau festival jani Bali,” katanya.

Ia beralasan kebahagiaan para penyandang disabilitas tersebut yang menjadi pertimbangan. “Tapi kalau ini membuat anak anak senang kenapa tidak. Mungkin untuk tempat untuk pendanaan di situ kehadiran pemerintah, karena anak anak kita punya semangat, jangan padamkan semangat mereka,” pungkasnya.

Festival Kesenian Bali Penyandang Disabilitas akan berlangsung hingga Minggu (6/10/2019). Mereka yang berkebutuhan khusus tersebut dengan dibekali talenta seninya masing-masing ada yang membawakan tari dan tabuh, membaca puisi, membawakan Utsawa Dharma Gita hingga menyanyi lagu pop Bali. Selain itu, festival  juga diisi pameran seni lukis, pameran kerajinan UMKM, dan pameran buku disabilitas.*has

Komentar