nusabali

Angka Stunting di Buleleng Tinggi

Wabup Minta Desa Anggarkan Dana untuk Penanganan

  • www.nusabali.com-angka-stunting-di-buleleng-tinggi

Kasus stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak yang berpengaruh pada postur pendek di Buleleng cukup tinggi.

SINGARAJA, NusaBali

Bahkan data terbaru mendapati 38 orang anak di Buleleng yang mengalami stunting. Kondisi itu membuat Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, meminta setiap desa menganggarkan khusus penanganan kesehatan khususnya untuk mencegah kasus stunting.

Wabup Sutjidra dalam penilaian Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan tingkat kabupaten Buleleng di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Jumat (20/9) mengatakan kasus stunting yang terjadi pada anak cukup mengkhawatirkan. Penyakit yang biasanya baru terdeteksi setelah anak berusia 2 tahun akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak kedepannya terutama pertumbuhan fisiknya. Kasus stunting disebut Wabup Sutjidra dikarenakan kurangnya asupan gizi di masa keemasan anak dari usia 0-2 tahun.

“Penekanan penyandang stunting bisa dilakukan dengan pencegahan dini, mulai dari konseling kesehatan remaja yang dilakukan oleh petugas kesehatan desa yang menjadi lini terdepan untuk mendeteksi dini kesehatan janin dan bayi yang sudah lahir,” ucapnya.

Pemkab Buleleng pun saat ini memfokuskan penanganan penyandang stunting di sepuluh desa dengan kasus. Meski sudah tertangani, Sutjidra pun berharap masalah ini agar menjadi perhatian seluruh pihak, untuk menjamin kualitas generasi penerus bangsa. Secara khusus Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini juga meminta pemerintah desa di Buleleng menganggarkan anggaran khusus untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakatnya. Terutama pencegahan dini kasus stunting.

Sementara itu, Kepala Desa Desa Tajun Gede Ardana mengatakan, Desa Tajun sejauh ini bersih dari penyandang stunting. Ardana mengaku, pihaknya sudah melakukan pencegahan stunting sejak dulu mulai dari kegiatan Posyandu, dan kegiatan kesehatan lainnya. Dengan adanya aturan Pemerintah tentang dana desa tahun 2020 yang harus menyisihkan 30 persen dari dana desa untuk pencegahan stunting, ia mengatakan akan lebih serius lagi memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

“Dana tersebut akan kami alokasikan untuk menyiapkan makanan tambahan yang lebih berkualitas, penyiapan bidan desa yang lebih banyak, bila perlu kami akan membuat poliklinik desa yang akan dikelola oleh BUMDes. Sehingga faktor kesehatan sebagai SDM bisa menciptakan SDM yang baik dan berkualitas,” kata Ardana. *k23

Komentar