nusabali

STT di Bagunliman Pelihara Ikan Hias

Manfaatkan Air Irigasi Subak

  • www.nusabali.com-stt-di-bagunliman-pelihara-ikan-hias

Sekaa Teruna-Teruni (STT) Asti Mandala, Banjar Bangunliman, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, memelihara sekitar 800 ekor ikan jenis Koi, Kaper, dan Lele.

GIANYAR, NusaBali

Pemeliharaan memanfaatkan aliran irigasi Subak Dukuh di banjar setempat.  Ketua STT I Made Arimbawa,23, Jumat (6/9) sore,  mengatakan ikan hias itu dipelihara sejak tahun 2010. Mulai dari penebaran bibit ikan seukuran 3 jari, kini sudah berbobot mencapai 3 kg. Selama sembilan tahun, ikan-ikan ini diberikan pakan seadanya. Semisal roti, tahu sisa, maupun jaje lungsuran. Bahkan nyaris, ikan-ikan yang hidup bebas di aliran sungai ini tak pernah diberi pakan pelet. Sejarah terpeliharanya ikan-ikan ini, bermula dari kegiatan lomba mancing yang rutin digelar oleh STT setiap Banyupinaruh di aliran Subak Segana, sebelah barat aliran Subak Dukuh.

Lomba mancing ini tidak dipungut biaya alias gratis. Namun, tidak ada juara. Bisa gratis karena ikan Lele tidak ditebar sekaligus, melainkan ditebar berupa bibit jauh hari sebelum Banyupinaruh. "Setelah berusia sekitar enam bulan, pemancing bebas mancing sebanyak-banyaknya. Tidak ada juara, dapat banyak bawa pulang banyak," jelasnya. Semasih ikan Lele cukup banyak di sungai, pemancing diberikan waktu leluasa untuk kembali mancing. "Bahkan bisa sebulan terus ada yang datang untuk mancing Lele," jelasnya. Setelah habis, kembali para pemuda menebar bibit-bibit ikan lele agar hidup besar secara alami. Nah, beberapa hasil pancingan itulah yang dipindahkan ke aliran irigasi Subak Dukuh. "Awalnya Lele dan Nila. Ada yang nyumbang bibit Nila pertama dari Buruan sekampil, jumlahnya tak terhitung,  seukuran 3 jari. Mau diam, jadi habitat dan berkembangbiak jadi ribuan. Lama-lama ada yang nyumbang koi. Sampai banyak seperti sekarang," jelasnya. Setelah ada ikan di aliran sungai, para pemuda semakin sering kumpul-kumpul saat pagi maupun sore hari. Sekedar duduk bercengkrama sembari memberi pakan ikan berupa roti.

Saking antusiasnya memelihara ikan hias ini, para pemuda sempat mengumpulkan dana secara swadaya untuk membeli bibit. "Terkumpul sekitar Rp 3 juta waktu itu, kami belikan 28 bibit kaper dan 80 bibit koi. Tapi sebagian hilang, entah dicuri atau lolos mengikuti arus air. Yang jelas sempat emosi," ungkapnya. Meski begitu, pemuda dan warga setempat kembali mengumpulkan dana dan kembali membeli bibit koi seukuran 10 cm. Selain membeli, beberapa ekor ikan koi merupakan sumbangsih dari para pecinta ikan Koi.*nvi

Komentar