nusabali

Titik 11-12 Tunggu Efisiensi Anggaran

Menteri PUPR Tinjau Shortcut Denpasar-Singaraja

  • www.nusabali.com-titik-11-12-tunggu-efisiensi-anggaran

Dari hasil evaluasi (value engineering) terhadap biaya (cost) dan metode pengerjaan terjadi efisiensi anggaran hingga 40 persen.

SINGARAJA, NusaBali

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono, memastikan pembangunan ruas jalan Shortcut Denpasar-Singaraja, pada titik 1-2, 7-8 dan 9-10 akan berlanjut di tahun 2020. Sedangkan usulan titik 11-12, masih dalam kajian dari sisi biaya dan lokasinya. Dari sekian titik yang tersisa, ada kemungkinan shortcut dibangun dengan membuat terowongan.

Demikian ditegaskan oleh Menteri PUPR, Basoeki Hadimoeljono, saat meninjau proyek Shortcut titik 5-6 di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Minggu (1/9) pagi. Setelah di titik 5-6, peninjauan dilanjutkan ke titik 3-4 di wilayah Tabanan.

Kedatangan Menteri Basoeki bersama rombongan di titik 5-6, sekitar pukul 10.00 Wita, diterima oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, bersama Plh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII, Nusakti Yasaweda dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBPJN, Ketut Payun Astapa, serta pejabat dari PT Adhi-Cipta KSO.

Dalam peninjauan itu, Menteri Basoeki menyatakan, proyek Shortcut titik 5-6 akan rampung di tahun 2019, termasuk juga titik 3-4 yang ada di wilayah Kabupaten Tabanan. Pengerjaan Titik 5-6 saat ini sudah 74 persen, diperkirakan rampung lebih awal, yakni November 2019. Demikian juga dengan titik 3-4 rampung Desember 2019.

Setelah 4 titik tersebut rampung, proyek Shortcut dilanjutkan pada titik 7-8 dan 9-10 di wilayah Buleleng, termasuk juga titik 1-2 yang ada di wilayah Tabanan. “Ada 10 titik shortcut yang dibangun guna mengurangi kemacetan. Nanti setelah titik 3-4 dan 5-6 rampung di tahun 2019, akan dilanjutkan pada titik 1-2, 7-8 dan 9-10. Mudah-mudahan rampung di tahun 2020,” kata Menteri PUPR.

Dikatakan juga, hasil evaluasi (Value Engineering) terhadap biaya (cost) dan metode pengerjaan terjadi efisiensi anggaran hingga 40 persen. Tadinya, keseluruhan titik dalam pembangunan Shortcut Denpasar-Singaraja, menghabiskan biaya sebesar Rp 550 miliar. Namun setelah ada value engineering, biaya keseluruhan menjadi berkurang menjadi sebesar Rp 337 miliar. Sehingga dengan ada efesiensi anggaran tersebut, ada peluang usulan Shortcut titik 11-12 di wilayah Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng dapat dilanjutkan.

“Tetapi ini (titik 11-12) masih dalam kajian, karena usulannya baru masuk,” terang Basoeki. Menurut Menteri Basoeki, pembangunan Shortcut titik 7-8 dan 9-10, saat ini masih dalam kajian terkait dengan kondisi lahan yang ada. Karena, ada keinginan dalam pembangunan itu dibuatkan terowongan, agar mengurangi kerusakan lingkungan.

“Kalau tanahnya berbatu keras, kita bikin terowongan. Tetapi kalau tanahnya berbatu lepas, tidak bisa bikin terowongan. Ini sedang dikaji, karena dalam velue engineering itu tidak saja menyangkut biaya, juga menyangkut metode pengerjaan. Dari sisi biaya sudah ada efisiensi anggaran,” jelasnya.

Dalam peninjauan itu, Menteri Basoeki juga mengingatkan pihak BBPJN agar membuat stop over pada titik 5-6, guna memberi fasilitas lain bagi pengendara yang melintas di jalur tersebut. Stop over itu bisa dimanfaatkan pengendara untuk beristirahat sejenak sembil menikmati suasana yang ada. “Stop over itu bukan untuk jualan, tetapi bagaimana masyarakat bisa menikmati suasana dengan beristrihat sejenak. Termasuk juga ornamen yang ada harus disesuaikan dengan kearifian lokal,” katanya.

Menanggapi keinginan menteri atas keberadaan stop over, PPK BBPJN, Ketut Payun Astapa mengaku, pihaknya akan segera mengkaji lokasi yang tepat untuk pembuatan stop over. “Memang belum ada. Dan ini segera kami kaji lokasinya yang tepat,” ujarnya.

Sementara Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, berharap usulan Shortcut titik 11-12 dapat diwujudkan, apalagi sudah ada efisensi anggaran dalam pembangunan Shortcut Denpasar-Singaraja. “Saya rasa dengan efisiensi anggaran pembangunan shortcut 1-10, titik 11 dan 12 sangat berpeluang bisa dibangun atau dilanjutkan. Titik 11-12 sudah sampai di Desa Ambengan,” katanya.

Menurut Bupati Agus Suradnyana, pembangunan aksesibilitas sangat perlu dipertimbangkan. Buleleng memerlukan aksesibiltas untuk lebih maju. Daerah Bali Utara sendiri memiliki spot-spot pariwisata yang sangat luar biasa. Jika berbicara konsep penyeimbangan Bali Utara dan Bali Selatan, aksesibilitas ini bisa menjadi solusi yang dominan untuk menghilangkan kesenjangan yang ada, utamanya ekonomi. “Kita memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Saya rasa dengan adanya aksesibilitas yang memadai, kesenjangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan bisa sedikit teratasi,” ujarnya.

Seperti diberitakan titik shortcut yang ditinjau Menteri PUPR kemarin, yakni Shortcut Titik 5-6 memiliki panjang 1.095 meter, plus jembatan sepanjang 210 meter. Titik 5 Shortcut berada di Kilometer 57 wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, tepatnya depan Pura Yeh Ketipat ke arah timur menuju Desa Pegayaman. Sedangkan Titik 6 Shortcut berada di Kilometer 59 perbatasan Desa Wanagiri-Desa Gitgit.

Sementara Shortcut Titik 3-4 memiliki panjang mencapai 1.096 kilo-meter, terdiri dari jalan 611 meter dan jembatan 485 meter dari Patung Sapi (Desa Batunya, Kecamatan Baturiti) hingga Hotel Ashram di wilayah Desa Candikuning (Kecamatan Baturiti). *k19

Komentar