Mahasiswa Undiksha Ciptakan Perahu ‘Botol Plastik Bekas’
Perahu dari bahan botol plastik bekas yang dibuat dengan biaya Rp 300.000 ini bisa mengangkut 3 orang dewasa. Ke depan, perahu ini diharap jadi alternatif bagi nelayan bisa cari ikan tanpa harus pakai perahu mahal
Diperkenalkan ke Publik Saat Twin Lake Festival 2016 di Danau Buyan
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah perahu nelayan berbahan dasar botol plastik bekas minuman, sempat bikin terkejut masyarakat yang hadir menyaksikan Twin Lake Festival 2016 di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasaada, Buleleng, Kamis (23/6) lalu. Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ berukuran panjang 2,2 meter dan lebar 1,5 meter dengan bobot 20 kg ini merupakan produk mahasiswa Semsetar IV Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Undiksha Singaraja, Buleleng, yang sengaja dibuat untuk membantu para nelayan agar bisa menangkap ikan tanpa harus membeli perahu yang mahal.
Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ ini merupakan rancangan dari I Gede Marguna Yasa SPd MPd, 31, dosen PGSD Undiksha Singaraja, yang dikerjakan bersama para mahasiswanya. Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ yang menggunakan bahan 800 botol plastik tersebut sengaja diperkenalkan kepada masyarakat saat digelarnya Lomba Padau Singa serangkaian Twin Lake Festival 2016 di Danau Buyan, Kamis lalu. Sebelum diperkenalkan kembali kepada publik di tepi Danau Buyan, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ ini sudah sempay dilaunching di bekas Pelabuhan Buleleng di Kota Singaraja, beberapa waktu lalu.
Dosen pencetus karya unik tersebut, Gede Marguna Yasa, mengatakan awal mula dirinya bersama para mahasiswa Semester IV PGSD Undiksha Singaraja merancang Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ dilandasi keinginan mulia untuk bantu para nelayan. Intinya, Marguna yasa ingin mencipatakan sebuah peralatan yang bisa menggantikan perahu dari kau yang harganya selangit.
Marguna Yasa pun berinisiatif untuk membuatkan sebuah perahu nelayan yang lebih efesien dari segi biaya, cukup dengan biaya Rp 300.000, tapi kualitas perahunya sama dengan perahu dari kayu umumnya. Dari situ, Marguna Yasa dan para mahasiswanya yang berjumlah 30 orang kemudian mengumpulkan botol-botol plastik bekas, lalu dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah perahu.
“Konsep awalnya seperti rakit, di mana untuk dapat mengapung, kami gunakan botol bekas minuman dari plastik untuk penopang di bawahnya,” ujar dosen kreatif asal asal Banjar Lebah Siung, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng saat kembali dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Minggu (26/6).
Dalam pembuatan Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ tersebut, para mahasiswa Semester IV PGSD Undiksha Singaraja harus mengumpulkan setidaknya 800 botol plastik bekas minuman yang teksturnya agak keras. Kemudian, mereka menggunakan Triplek yang cukup tebal sebaai dasar perahu. Untuk dapat menopang dan mengapung, botol-botol plastik bekas tersebut selanjutnya diikat kuat dengan tali plastik pula.
Sedangkan untuk membuat Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ seimbang, ditambahkan katir di sisi kanan dan kiri perahu. Di bawah katir tersebut kembali diisi rakitan botol-botol plastik bekas. Terakir, untuk memperindah bentuk, ratusan botol plastik bekas dirangkai dan dibentuk menyerupai perahu. Jadilan Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ sebagaimana yang diperkenalkan kepada publik di tepi Danau Buyan.
Menurut Marguna Yasa, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ yang dia rancang ini memiliki kekuatan untuk mengangkut 3 orang dengan berat rata-rata 60 kilogram per orang. Jadi, sekali melaut atau mencari ikan di danau, 3 nelayan sekaligus bisa naik di Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ ini.
Bukan hanya itu, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’pun dijamin memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan perahu kayu. “Plastik itu kan tak bisa hancur. Platik baru bisa rusak bertahun-tahun. Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ bisa rusak, jika ikatan botol-botolnya putus atau terlepas,” jelas Marguna Yasa.
Marguna Yasa menegaskan, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ hasil karyanya bersama para mahasiswa PDSD Undiksha Singaraha ini aman untuk ditumpangi sekadar mencari ikan di danau. Untuk membuktikannya, kata dia, oihaknya sudah melakukan dua kal uji coba: di bekas Pelabuhan Buleleng dan di Danau Buyan saat Twin Lake Festival 2016.
Membuat sebuah Perahu ‘Botol Plastik Bekas’, tidaklah mahal. Waktu pembuatan hanya sekitar 5 hari, dengan dikerjalan 30 orang. Bahan-bahannya mudah didapat, karena menggunakan botol plastik bekas minuman mineral. “Bahannya dapat ditemukan di mana saja dan sangat ekonomis. Untuk membuat Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ hanya memerlukan bahan sederhana berupa botol bekas, ditambha sedikit Triplek dan tali plastik,” kata Marguna Yasa.
Ada banyak sisi positif di balik pengembangan Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ karya mahasiswa PGSD Undiksha Singaraja ini. Selain kelak bisa membantu para nelayan, pembuatan perahu yang menggunakan barang bekas ini secara otomatis ikut mengurangi sampah plastik dan mendukung program pemerintah.
Tak heran jika Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Buleleng, Ir Ni Made Arnika, mengapresiasi kreativitas sang dosen Gede Marguna Yasa bersama para mahasiswanya. “Ke depan, kami akan mempertimbangkan parahu dengan bahan botol plastik bekas tersebut untuk menjadi contoh bagi para nelayan,” janji Made Arnika.
Paparan hampir senada juga disampaikan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Buleleng, Ir Nyoman Genep. Dia mengakui hasil karya perahu dari botol plastik bekas ini sangat kreatif. “Ini bagus dalam penanganan sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Kami sangat berterimakasih atas partisipasinya mengurangi sampah plastik,” cetus Nyoman Genep. 7 k23
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah perahu nelayan berbahan dasar botol plastik bekas minuman, sempat bikin terkejut masyarakat yang hadir menyaksikan Twin Lake Festival 2016 di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasaada, Buleleng, Kamis (23/6) lalu. Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ berukuran panjang 2,2 meter dan lebar 1,5 meter dengan bobot 20 kg ini merupakan produk mahasiswa Semsetar IV Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Undiksha Singaraja, Buleleng, yang sengaja dibuat untuk membantu para nelayan agar bisa menangkap ikan tanpa harus membeli perahu yang mahal.
Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ ini merupakan rancangan dari I Gede Marguna Yasa SPd MPd, 31, dosen PGSD Undiksha Singaraja, yang dikerjakan bersama para mahasiswanya. Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ yang menggunakan bahan 800 botol plastik tersebut sengaja diperkenalkan kepada masyarakat saat digelarnya Lomba Padau Singa serangkaian Twin Lake Festival 2016 di Danau Buyan, Kamis lalu. Sebelum diperkenalkan kembali kepada publik di tepi Danau Buyan, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ ini sudah sempay dilaunching di bekas Pelabuhan Buleleng di Kota Singaraja, beberapa waktu lalu.
Dosen pencetus karya unik tersebut, Gede Marguna Yasa, mengatakan awal mula dirinya bersama para mahasiswa Semester IV PGSD Undiksha Singaraja merancang Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ dilandasi keinginan mulia untuk bantu para nelayan. Intinya, Marguna yasa ingin mencipatakan sebuah peralatan yang bisa menggantikan perahu dari kau yang harganya selangit.
Marguna Yasa pun berinisiatif untuk membuatkan sebuah perahu nelayan yang lebih efesien dari segi biaya, cukup dengan biaya Rp 300.000, tapi kualitas perahunya sama dengan perahu dari kayu umumnya. Dari situ, Marguna Yasa dan para mahasiswanya yang berjumlah 30 orang kemudian mengumpulkan botol-botol plastik bekas, lalu dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah perahu.
“Konsep awalnya seperti rakit, di mana untuk dapat mengapung, kami gunakan botol bekas minuman dari plastik untuk penopang di bawahnya,” ujar dosen kreatif asal asal Banjar Lebah Siung, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng saat kembali dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Minggu (26/6).
Dalam pembuatan Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ tersebut, para mahasiswa Semester IV PGSD Undiksha Singaraja harus mengumpulkan setidaknya 800 botol plastik bekas minuman yang teksturnya agak keras. Kemudian, mereka menggunakan Triplek yang cukup tebal sebaai dasar perahu. Untuk dapat menopang dan mengapung, botol-botol plastik bekas tersebut selanjutnya diikat kuat dengan tali plastik pula.
Sedangkan untuk membuat Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ seimbang, ditambahkan katir di sisi kanan dan kiri perahu. Di bawah katir tersebut kembali diisi rakitan botol-botol plastik bekas. Terakir, untuk memperindah bentuk, ratusan botol plastik bekas dirangkai dan dibentuk menyerupai perahu. Jadilan Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ sebagaimana yang diperkenalkan kepada publik di tepi Danau Buyan.
Menurut Marguna Yasa, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ yang dia rancang ini memiliki kekuatan untuk mengangkut 3 orang dengan berat rata-rata 60 kilogram per orang. Jadi, sekali melaut atau mencari ikan di danau, 3 nelayan sekaligus bisa naik di Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ ini.
Bukan hanya itu, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’pun dijamin memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan perahu kayu. “Plastik itu kan tak bisa hancur. Platik baru bisa rusak bertahun-tahun. Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ bisa rusak, jika ikatan botol-botolnya putus atau terlepas,” jelas Marguna Yasa.
Marguna Yasa menegaskan, Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ hasil karyanya bersama para mahasiswa PDSD Undiksha Singaraha ini aman untuk ditumpangi sekadar mencari ikan di danau. Untuk membuktikannya, kata dia, oihaknya sudah melakukan dua kal uji coba: di bekas Pelabuhan Buleleng dan di Danau Buyan saat Twin Lake Festival 2016.
Membuat sebuah Perahu ‘Botol Plastik Bekas’, tidaklah mahal. Waktu pembuatan hanya sekitar 5 hari, dengan dikerjalan 30 orang. Bahan-bahannya mudah didapat, karena menggunakan botol plastik bekas minuman mineral. “Bahannya dapat ditemukan di mana saja dan sangat ekonomis. Untuk membuat Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ hanya memerlukan bahan sederhana berupa botol bekas, ditambha sedikit Triplek dan tali plastik,” kata Marguna Yasa.
Ada banyak sisi positif di balik pengembangan Perahu ‘Botol Plastik Bekas’ karya mahasiswa PGSD Undiksha Singaraja ini. Selain kelak bisa membantu para nelayan, pembuatan perahu yang menggunakan barang bekas ini secara otomatis ikut mengurangi sampah plastik dan mendukung program pemerintah.
Tak heran jika Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Buleleng, Ir Ni Made Arnika, mengapresiasi kreativitas sang dosen Gede Marguna Yasa bersama para mahasiswanya. “Ke depan, kami akan mempertimbangkan parahu dengan bahan botol plastik bekas tersebut untuk menjadi contoh bagi para nelayan,” janji Made Arnika.
Paparan hampir senada juga disampaikan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Buleleng, Ir Nyoman Genep. Dia mengakui hasil karya perahu dari botol plastik bekas ini sangat kreatif. “Ini bagus dalam penanganan sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Kami sangat berterimakasih atas partisipasinya mengurangi sampah plastik,” cetus Nyoman Genep. 7 k23
Komentar