nusabali

Bara Api Padam, Penanganan Kebakaran Batukaru Diakhiri

  • www.nusabali.com-bara-api-padam-penanganan-kebakaran-batukaru-diakhiri

Penangan proses pemadaman kebakaran di kawasan Gunung Batukaru Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan akhirnya dihentikan pada Kamis (15/8).

TABANAN, NusaBali

Sebab seluruh bara api sisa kebakaran yang memicu kekhawatiran banyak pihak, telah padam setelah dilakukan penanganan menggunakan air dan alat semprot.

Bendesa Adat Wongaya Gede I Ketut Sucipto, mengatakan warga yang berangkat memadamkan bara api sisa kebakaran ke puncak pada Rabu (14/8) malam sekitar pukul 24.00 Wita berjumlah 60 orang. Mereka membawa air sebanyak 60 jerigen (sebelumnya direncananya bawa 100 jerigen, Red) dan dua alat penyemprot padi. “Warga yang naik melakukan pemadaman bara api berjumlah 60 orang,” ungkapnya.

Sucipto mengatakan, setelah warga tiba di lokasi kebakaran, Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita, langsung dilakukan penanganan. Untuk menjangkau bara api yang ada di areal terjal, warga menyambung alat semprot dengan juang (galah) sepanjang 4 meter.

“Proses pemadaman bara api berlangsung 1 jam dari pukul 06.00 hingga 07.00 Wita. Setelah padam, warga turun melalui jalur Pura Taksu Agung di Desa Jatiluwih,” tutur Sucipto.

Menurut Sucipto yang juga Ketua Umum Pura Batukaru, setelah bara api dinyatakan padam, sesuai dengan koordinasi antardesa adat, camat, TNI Polri, dan Kabayan Pura, proses penanganan kebakaran diakhiri. “Jadi kami akhiri penanganan kebakaran per hari ini (Kamis kemarin),” tegasnya.

Proses penanganan kebakaran yang berlangsung sejak Senin (12/8) malam melibatkan 800 orang ditambah dengan warga yang menyiapkan logistik atau yang stand by di areal pura. “Penanganan gabungan melibatkan delapan desa adat di Desa Wongaya Gede, ditambah warga dari Desa Adat Gunung Sari dan Jatiluwih di Desa Jatiluwih,” imbuh Sucipto.

Sucipto yang akrab disaba Pak Bintang mengucapkan terima kasih atas partisipasi masyarakat, pangempon pura, dan seluruh aparat yang membantu penanganan kebakaran. Terlebih lagi masyarakat dari Desa Pujungan dan Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, yang sudah membantu penanganan.

Sementara terkait menjaga kelestarin kawasan Batukaru, pihaknya merencanakan pada Agustus atau September akan mengundang perwakilan dari wilayah pintu masuk menuju gunung seperti Wongaya Gede, Jatiluwih, Pujungan, Wanagiri, untuk melakukan pembahasan.

Pembahasan tersebut diharapkan semua desa adat ada kesepakatan untuk pintu masuk menuju kawasan hutan hanya satu pintu, yakni lewat jalur Pura Batukau (Pura Batukaru, Red). Sebab, jika sudah satu pintu akan lebih aman karena selama ini juga diterapkan sistem pendataan sebelum melakukan pendakian.

“Di Batukaru sudah dari dulu menerapkan pendataan kepada semua pendaki, untuk mengetahui identitas pendaki. Ini kami lakukan mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti salah satunya adalah kebakaran hutan yang bisa saja disebabkan oleh ulah oknum pendaki yang tak bertanggung jawab. Dan menurut informasi awal, penyebab kebakaran diduga karena adanya ulah oknum pendaki yang meninggalkan bekas pembakaran dan kemudian menimbulkan percikan api,” tandas Sucipto. *des

Komentar