nusabali

Penjarit Busana Perempuan Makin Prospektif

  • www.nusabali.com-penjarit-busana-perempuan-makin-prospektif

Usaha jasa tukang jarit busana perempuan di Bali khususnya, baik di kota dan pedesaan, makin prospektif dalam meningkatkan pendapatan.

GIANYAR,  NusaBali
Penyebabnya, mode busana perempuan, terutama kebaya yang sangat dinamis sesuai selera dan ragam keperluan pemakai. Hal itu ditegaskan instruktur penjarit dari CV  Cipta Karya, Kelurahan Gianyar, Gianyar, Luh Gde Sumardani, di sela-sela acara Pembukaan Pelatihan Kader Menjarit, PKK Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Tahun Anggaran 2016, Minggu (12/6) sore. Pelatihan digelar, 12 Juni - 1 Juli 2016.

Sumardani menjelaskan, sepanjang profesional, jasa tukang jarit busana perempuan, pasti laku. Kondisi ini seiring dengan tren kebaya modifikasi yang terus berkembang sesuai zaman. ‘’Sekarang misal, kebaya malah kembali ke lengan panjang. Awalnya, sangat ngetop dengan lengan pendek,’’ ujarnya.

Kata dia, ongkos pembuatan kebaya kain brokat kini muai dari Rp 75.000 sampai sedang Rp 150.000, dan kelas kain mahal Rp 250.000/potong. Jumlah ongkos tergantung kerumitan menggarap dan tingkat risiko karena harga kain yang murah, sedang, dan mahal.

Kata dia, tren busana pria, antara lain jenis celana panjang dan safari, agak menoton. Namun usaha jasa menjarit dan permak busana pria juga tak sepi. ‘’Memang akhrinya, jasa tukang jarit busana perempuan yang lebih menjanjikan,’’ ujar penekun usaha pelatihan menjarit puluhan tahun ini. Kata dia, target pelatihan ini untuk pesesta pemula bisa membuat rok dan kamben jadi, dan peserta menengah bisa  membuat kebaya.

Perbekel Saba I Gusti Ngurah Mahendradinata SH mengatakan,ide pelatihan ini sesuai usulan warga sejak 2013 dan dimatangkan dalam Musyawarah Desa (Musdes) Saba 2015. Pelatihan memprioritaskan peserta ibu-ibu PKK dari KK miskin agar bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif di rumah.

Ketua LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Desa Saba yang Ketua Pengelola Kegiatan Menjarit, Made Airawan mengatakan, pelatihan diikuti 40 orang dengan kemampuan menjarit 0 persen 18 orang, 50 persen 17 orang, dan 100 persen 5 orang. 40 peserta ini dari delapan banjar di Desa Saba yakni Blangsinga, Sema, Tengah,  Kawan, Tegallulung, Banda, Pinda, dan Saba. Untuk penjarit kemampaun 100 persen akan diberikan desain busana terbaru oleh instruktur. Anggaran pelatihan Rp 152 juta dari dana desa. Selain  pengetahuan menjarit, peserta mendapat alat tulis, alat menjarit, dan mesin jarit. 7 lsa

Komentar