nusabali

PDDI Sasar Milenial Jadi Pendonor Tetap

  • www.nusabali.com-pddi-sasar-milenial-jadi-pendonor-tetap

Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Kabupaten Buleleng menggandeng siswa dan mahasiswa Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali

Tujuannya agar kelompok milenial ini menjadi pendonor untuk ikut serta memberikan sumbangsih kepada sesama. Ketua PDDI Buleleng, I Nengah Suteja, mengatakan dengan melibatkan generasi milenial, pihaknya berharap pendonor darah sukarela langganan dapat bertambah, untuk memenuhi kebutuhan darah. Bahkan menurutnya kebutuhan darah di Buleleng terpantau setiap harinya 30-40 kantong setiap hari, atau dalam sebulan ada sekitar 1.000 kantong darah yang keluar untuk pelayanan kesehatan.

Kegiatan mengundang milenial ini dilakukan pada Rabu (29/5) lalu. “Harapannya dengan menyasar generasi milenial ini, embrio calon donor menyebar di berbagai sekolah dan banjar, sehingga penyerapan dan penyediaan donor darah untuk kebutuhan darah di Buleleng yang cukup tinggi bisa terpenuhi,” katanya yang juga Kasek SMKN 1 Singaraja itu.

Dalam kesempatan itu ia mengumpulkan puluhan siswa dari 10 sekolah SMA/SMK dan Perguruan Tinggi (PT) untuk memulai berbagi kasih kepada sesama lewat donor darah. “Kalau kaum terdidik ini tidak ada kesadaran maka pemerintah juga akan berat dalam pelayanan kesehatan. Tidak mungkin sempurna meskipun ada peralatan canggih, dokter hebat jika saat pasien memerlukan darah tidak ada, sehingga harus ada sinergitas,” imbuh dia.

Dalam sosialisasi itu ia menggugah minat generasi milenial yang secara persyaratan umur dan fisik seudah memenuhi sebagai pendonor darah. Suteja pun mengaku berbangga jika sejauh ini di Buleleng pendonor darah sukarelawan tetap 61 persennya adalah partisipan pemuda. Bahkan penerima pin 100 kali donor darah sudah diterima oleh pendonor usia 41 tahun yang sebelumnya rata-rata usia 50 tahun ke atas.

Sementara itu Ketua PPDI Bali, Ketut Pringgantara yang juga hadir dalam sosialisasi tersebut mengatakan saat ini pihaknya bersama PDDI Kabupaten/Kota di Bali memang mengincar generasi milenial untuk menjadi pendonor. Pihaknya pun mengaku melakukan program goes to campus, goes to school, goes to mall hingga goes to banjar untuk mengedukasi pemuda tentang pentingnya aksi donor darah.

Apalagi saat ini di Bali dengan acuan RSUP Sanglah sebagai sentra penyedia darah di Bali per harinya rata-rata mengeluarkan 160 kantong darah untuk memenuhi kebutuhan darah dalam pelayanan kesehatan. Untungnya sejauh ini, partisipasi generasi muda di Bali untuk mendonorkan darahnya juga sangat tinggi. Bahkan saat ini Bali disebutnya berada di peringkat I nasional sebagai daerah dengan partisipasi pendonor terbanyak.

“Dari kebutuhan di RSUP Sanglah sebagai sentra pelayanan darah, Bali bisa tembus 300 kantong setiap kali donor. Kalau pendonor sukarela yang langganan saja per tahunnya lebih dari 3.00 kantong, ini sudah bisa melampau kebutuhan,” kata dia.

Meski demikian pihaknya tak lantas berdiam diri, namun terus menggenjot partisipasi pendonor darah khususnya di generasi milenial. Harapnya kedepan stok darah di Bali dapat stabil dan tercukupi. Selain menyasar siswa, mahasiswa dan sekaa truna di banjar-banjar di Bali, PDDI juga masuk ke komunitas-komunitas agama. “Donor darah juga merupakan salah satu cara dan kesempatan untuk berbakti kepada bangsa, melalui donor darah dimana saja dan kapan saja kita bisa membantu sesama dan merekatkan persaudaraan sebagai bangsa dan negara,” jelas dia.

Pringgantara juga mengajak kepada semua masyarakat Bali yang sudah memenuhi persyaratan untuk menciptakan lentera kasih dan menjadi patriot kemanusiaan lewat donor darah. *k23

Komentar