nusabali

Gubernur Siapkan Pergub

  • www.nusabali.com-gubernur-siapkan-pergub

Pergub akan diumumkan secara resmi pada peringatan 118 tahun lahirnya Bung Karno, 6 Juni 2019.

Untuk Peringati Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno

DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali untuk pertama kalinya menggelar peringatan Hari Kelahiran Pancasila sekaligus Bulan Bung Karno secara meriah dengan pameran dokumen Bung Karno, teatrikal puisi, serta oratorium kolosal Gerakan Kekuatan Pancasila (The Movement of Pancasila Power) di Taman Budaya (Art Center) Denpasar, Sabtu (1/6) malam. Untuk memperingati Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno bahkan sudah disiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) agar kegiatan tersebut bisa dilakukan secara permanen dan berkelanjutan. Dimulai dari Bali, Pancasila dibumikan dan diteladani oleh generasi muda.

Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan, Peraturan Gubernur terkait hal tersebut rencananya akan diumumkan secara resmi pada Peringatan 118 tahun Hari Lahir Bung Karno, 6 Juni 2019 mendatang. Sekaligus ini akan menjadi Peraturan Gubernur pertama di Indonesia tentang Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno. Rangkaian kegiatan dibuka dari 1 Juni dan akan ditutup 30 Juni 2019. Beberapa kegiatan yang digelar selama satu bulan itu antara lain Peringatan 74 Tahun Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2019, Peringatan 118 Tahun Hari Lahir Bung Karno pada 6 Juni 2019, mengenang 49 Tahun Hari Wafat Bung Karno pada 21 Juni 2019.

Selain peringatan tiga peristiwa bersejarah tersebut, rangkaian kegiatan diisi dengan Pameran Foto Bung Karno dan Keragaman Indonesia, pemutaran film dokumenter Bung Karno, lomba cerdas cermat dan pidato Bung Karno, pagelaran seni dan budaya, serta ramah tamah lintas agama. Sementara saat penutupan akan digelar pementasan teater yang diangkat dari naskah drama yang ditulis Bung Karno. 

Gubernur Koster mengatakan, selama 74 tahun perjalanan Bangsa dan Negara Indonesia. Pancasila telah menjadi kekuatan utama yang menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, sebuah negara bangsa yang terdiri dari 300 suku bangsa, memiliki 700 bahasa, dan 17 ribu pulau. “Tanpa adanya sebuah ideologi dasar dan landasan filosofis seperti Pancasila, tentunya akan sulit membayangkan bagaimana perjalanan bangsa kita ini untuk mencapai tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ungkap Koster dalam sambutannya.

Sejarah mencatat bahwa rumusan Pancasila pertama kali dipaparkan oleh Bung Karno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945 di Jakarta. Kepemimpinan Bung Karno juga menjadi peristiwa bersejarah dan harus tetap abadi dalam memori kolektif Bangsa Indonesia. Seperti pesan Bung Karno, Jasmerah: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Pesan itu disampaikan Bung Karno dalam pidatonya pada 17 Agustus 1966. 

“Penghormatan yang paling utama adalah dengan meneladani dan melaksanakan ide, pemikiran, gagasan, dan cita-cita Bung Karno untuk Indonesia Raya,” tandas Gubernur Koster.

Dia mengajak generasi milenial dan seluruh masyarakat Bali untuk berdoa dan berjuang bersama-sama agar Bung Karno bisa ditetapkan secara resmi sebagai Bapak Bangsa Indonesia oleh pemerintah pusat. Dia juga berkeyakinan generasi muda Bali akan meneladani sikap dan pemikiran Bung Karno tentang nasionalisme. 

“Saya berharap sekaligus berkeyakinan bahwa generasi muda kita akan dengan suka cita memikul tanggung jawab idelogis tersebut. Karena sesungguhnya pada generasi muda inilah dititipkan masa depan Indonesia Raya yang kita cita-citakan bersama,” kata Ketua DPD PDIP Bali tersebut. 

Peringatan Hari Kelahiran Pancasila dan Bulan Bung Karno pada Sabtu malam kemarin diawali dengan pembukaan pameran oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Dalam kesempatan tersebut Wagub Cok Ace menyampaikan, Pancasila menjadi perekat kehidupan berbangsa di Indonesia. Soekarno tidak hanya sebagai penggali dan penggagas Pancasila, namun sosoknya juga multitalenta. 

“Sosok Soekarno tidak saja nasionalis dan pemersatu bangsa, ternyata beliau juga seorang seniman, sastrawan, dan multitalenta. Filosofi dan pandangan hidup beliau selalu relevan di segala zaman. Mudah-mudahan beliau selalu menuntun kita semua,” ujar Wagub Cok Ace.

Dalam kesempatan tersebut, anggota DPR RI sekaligus Duta Arsip Nasional  Rieke Dyah Pitaloka mengatakan Bali menjadi contoh terbaik penerapan Pancasila. Bali adalah pintu dan jendela Indonesia bagi dunia. Maka mulai dari Bali, beragama dengan berkeadaban dan berkebudayaan, tanpa egoisme dan intoleransi mulai dikumandangkan. “Bali adalah contoh terbaik bagaimana Pancasila dibumikan. Meski dihuni mayoritas Hindu, namun Bali selalu terbuka untuk siapa saja dan dari mana saja,” ucapnya.

“Terima kasih kepada Bapak Gubernur Bali Wayan Koster yang sudah mengambil inisiatif untuk menggelorakan kekuatan Pancasila dari Bali,” imbuh Rieke.

Beranjak dari pembukaan pameran dokumentasi Bung Karno, ribuan masyarakat, termasuk para bupati/walikota, bendesa adat, kepala desa/lurah, pelajar/mahasiswa, seniman, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya diarahkan di tribun Panggung Terbuka Ardha Candra. Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno dimeriahkan oleh penampilan istri Gubernur Bali, Putu Putri Suastini Koster. Dia membawakan puisi berjudul ‘Aku Melihat Indonesia’ yang ditulis oleh Bung Karno yang menggambarkan betapa indahnya negeri tumpah darah Indonesia. Tidak sekadar berpuisi, teatrikal ini juga menggabungkan unsur-unsur teater, musik, tari serta sastra. Bahkan ketika kata merdeka dipekikkan, nuansa cinta tanah air begitu terasa.

Usai treatrikal puisi oleh Putri Suastini Koster, masyarakat disuguhi Oratorium Kolosal ‘Gerakan Kekuatan Pancasila’ yang digarap seniman multitalenta, I Made Sidia. Oratorium memaparkan perjalanan panjang Bangsa Indonesia, mulai dari masa keemasan Majapahit, zaman penjajahan hingga masa kemerdekaan. Termasuk sesanti bangsa ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang termaktub pada Kekawin Sutasoma karya Mpu Tantular menjadi benang merah yang menghubungkan masa keemasan Majapahit dengan masa kemerdekaan. Sosok Bung Karno hadir dalam puncak pemanggungan Oratorium tersebut sebagai Bapak Bangsa Indonesia.

Sementara itu, Anggota Satuan Tugas Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo, dalam sambutannya mengapresiasi pemerintah dan masyarakat Bali karena telah mempelopori gelora kebangkitan Pancasila. 

“Tanah Dewata ini telah mempelopori bangkitnya kekuatan Pancasila sebagai visi dan arah pembangunan bangsa. Di dalam Pancasila itulah roh Soekarno hidup. Semoga roh Soekarno kembali bergema di Bali,” ujarnya. @ ind

Komentar