nusabali

Sekolah Gelar Kreativitas Siswa

  • www.nusabali.com-sekolah-gelar-kreativitas-siswa

Sangat efektif untuk mengurangi aksi corat-corat pakaian pasca kelulusan. Anak-anak juga fokus berlatih.

Cegah Aksi Corat-coret Seragam Pasca Kelulusan


SEMARAPURA, NusaBali
Aksi konvoi dan corat-coret pakaian pascakelulusan masih menjadi trend yang dilakukan beberapa siswa SMP maupun SMA/SMK. Aksi ini sebagai luapan emosi senang untuk merayakan kelulusan.

Untuk menghindari dampak-dampak negatif pasca kelulusan, SMPN 1 Banjarangkan memberikan ruang kreasi kepada siswa untuk menyalurkan bakat dan minat mereka. Di antaranya menggelar ajang kreativitas siswa akhir tahun pelajaran, di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung, Sabtu (18/5),  atau sepekan sebelum pengumuman kelulusan. Dalam ajang tersebut dipentaskan garapan seni tari oleh siswa kelas IX yang sempat dipentaskan saat ujian praktik di sekolah beberapa waktu lalu. Ada juga pameran karya siswa dalam membuat lukisan, jajan tape, dan lainnya.

Kepala SMPN 1 Banjarangkan I Nengah Suradnya mengatakan, ketika ujian praktik siswa membuat garapan kreasi. Namun siswa tidak diwajibkan membuat fragementari mengingat memerlukan biaya tak kecil. Agar tidak membebani orang tua,  maka hal itu tidak diwajibkan. Namun animo siswa secara pribadi sangat tinggi dan menjadi suatu kebanggaan bagi mereka bisa pentas. Untuk memberikan apresiasi, maka sekolah akan mementaskan kembali 3 - 5 garapan fragmentari dalam ajang kreativitas siswa akhir tahun pelajaran, di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung.

Selain untuk memberikan ruang berkreasi, kata Kasek Suradnya, siswa tidak ada yang melakukan hal-hal negatif atau merugikan diri sendiri maupun orang lain, pasca kelulusan. Seperti corat-coret pakaian, konvoi di jalanan, dan lainnya. “Tentu sangat efektif untuk mengurangi aksi corat-corat pakaian pasca kelulusan. Anak-anak juga fokus berlatih paling tidak mempersiapkan tampilan. Belum lagi menerima sosialisasi dari sekolah lain, ikut Porsenijar,” katanya, Selasa (7/5).

Selain itu, dipentaskan seni drama berbahasa Bali dan berbahasa Inggris. Hal ini sebagai upaya untuk mempertahankan budaya dalam berbahasa Bali. Tentu tidak terlepas dari perkembangan zaman untuk bisa berbahasa Inggris, maka juga ditampilkan drama berbasa Inggris. “Kami implementasikan lewat drama ataupun genjek kolaborasi. Lewat pentas ini kami tidak ingin siswa beranggapan pentas kesenian hanya saat ujian saja dan mencari nilai semata, namun bisa ditampilkan ke ajang kreativitas,” katanya.I*wan

Komentar