nusabali

Tertutup Awan, Hilal Tak Terlihat saat Pemantauan di Pantai Jerman, Kuta

  • www.nusabali.com-tertutup-awan-hilal-tak-terlihat-saat-pemantauan-di-pantai-jerman-kuta

Kementerian Agama Kantor Wilayah Bali bersama Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan organisasi keagamaan melakukan pemantauan hilal untuk menentukan datangnya bulan Ramadhan 1440 Hijriyah di Pantai Jerman, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung pada Minggu (5/5) sore.

MANGUPURA, NusaBali

Dalam pemantauan itu, hilal tidak teramati karena tertutup awan tebal. Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam, Kanwil Kementerian Agama Bali, Nurkhamit, menerangkan pihaknya bersama unsur lain menggelar sidang penetapan (isbat) untuk mengetahui awal dimulainya puasa Ramadhan 1440 Hijriyah/2019 Masehi. Sehingga perlu dilakukan pemantauan hilal di beberapa titik di Indonesia termasuk di Bali. Di Bali, wilayah atau titik untuk mengamati hilal ditetapkan di Pantai Jerman, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Proses pemantauan dilakukan dengan teropong hilal.

“Namun sayangnya, hingga waktu yang ditentukan, hilal tidak teramati karena terhalang awan tebal. Jadi, keputusan untuk tanggal 1 Ramadhan tergantung daerah lain yang bisa melihat hilal dengan lebih jelas,” ungkapnya, Minggu (5/5) sore.

Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, menerangkan terkait pemantauan hilal, pihaknya melakukan pengamatan di dua lokasi yakni di atap kantor BBMKG dan di Pantai Jerman. Namun, proses pemantauan di dua tempat tersebut, hilal tak kelihatan karena terhalang awan. Diakuinya, bahwa sebelum melakukan pengamatan, pihaknya sudah menghitung waktu terbenamnya matahari dan terbenamnya bulan. Ini untuk menentukan waktu berapa lama pengamatan. Hasilnya, terbenamnya matahari 18.09 Wita dan terbenamnya bulan pada 18.35 Wita. “Jadi, proses pengamatan ini, kita memiliki waktu sekitar 26 menit untuk melakukan observasi,” tuturnya.

Masih menurut Iman, bahwa dari hitungan tersebut, hilal harusnya bisa dilihat pada 5 derajat dengan waktu 14 menit. Namun, setelah bersama-sama melakukan pengamatan, awan tebal membuat hilal tak berhasil dilihat. Arah awan tebal yang terjadi mengarah tepat pada matahari. “Faktor tidak teramatinya hilal ini karena cuaca, yakni awan yang cukup tebal. Sehingga hilal tidak teramati dengan jelas,” kata Iman. *dar

Komentar