nusabali

Ubud Food Festival 2019 Unggulkan Masakan Indonesia

  • www.nusabali.com-ubud-food-festival-2019-unggulkan-masakan-indonesia

Hadirkan 100 pembicara dari berbagai latar belakang di lebih dari 200 acara.

DENPASAR, NusaBali
Ubud Food Festival (UFF) kembali hadir untuk kelima kalinya. Gelaran kuliner bertaraf internasional ini mengusung tema ‘Spice Up the World’ yang akan dilangsungkan dari tanggal 26-28 April 2019, bertempat di Taman Kuliner, Jalan Sanggingan, Ubud, Gianyar. Dalam UFF 2019 kali ini, giliran masakan Indonesia yang mendapat kehormatan untuk diperkenalkan lebih jauh di lidah para pecinta kuliner dunia.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kadek Purnami, selaku General Manager di Ubud Food Festival dan Ubud Writers and Readers Festival (UWRF), dalam acara Jumpa Pers pada Senin (22/4) di Kubu Kopi. “Spice Up the World adalah sebuah gagasan untuk membumbui dunia dengan masakan Indonesia. Jadi, kita ingin mempopulerkan dan memperkenalkan masakan Indonesia ke kancah dunia, dan ingin mengajak para pecinta kuliner untuk memasukkan masakan Indonesia ke dalam daftar menu favorit mereka,” paparnya.

Jumpa Pers yang dipandu oleh Wayan Juniarta, selaku Manager Program Nasional, itu turut dihadiri oleh salah satu Koki yang nantinya akan mengisi salah satu sesi di UFF 2019, yakni Maxie Millian. Maxie adalah pemuda asal Indonesia yang sempat melanglang buana menjadi koki hingga ke Dubai. Lahir dari masakan Prancis, tidak lantas membuatnya lupa dengan masakan Indonesia. Terbukti, kini pria asal Jakarta tersebut telah menjadi Kepala Koki di 2 restaurant ternama di Bali dan akan membagi ilmunya seputar masakan vegetarian Indonesia-Italia di sesinya nanti. “Saya dibesarkan oleh masakan Prancis. Tetapi, saat saya kembali ke Indonesia, yang saya temukan ternyata masakan Indonesia lebih kaya dan rumit,” ungkap Maxie.

Disampaikan kembali oleh Kadek Purnami, UFF ke-5 ini lebih terfokus pada waste management, yang mana pihak UFF memandang pentingnya untuk memilah sampah dan menyikapi dengan bijak limbah bahan masakan. Selain itu, sistem pembayaran non-tunai juga mulai diterapkan agar transaksi jadi lebih praktis. “Kita juga bekerja sama dengan pihak-pihak yang bisa mengolah sisa bahan maskaan menjadi kompos atau menjadikan makanan sisa sebagai pakan ternak,” sambung Purnami.

Selebihnya, festival yang berada dalam naungan Yayasan Mudra Swari Saraswati ini terbagi atas 3 lokasi utama, yakni Festival Hub di Taman Kuliner, Kitchen Stage di Indus Restaurant, dan beberapa restaurant di sekitar Ubud. UFF 2019 juga akan menghadirkan 100 orang pembicara dalam 200 acara dari kalangan koki, pakar kuliner, pegiat gastronomi, petani, wirausahawan, serta para pengusaha restaurant. Selanjutnya, para pembicara tersebut akan membahas tentang tren masakan terkini, bagaimana kisah-kisah seorang koki bekerja di balik dapurnya hingga ke meja konsumen, diskusi tentang industri kuliner, hingga bincang tentang waste management atau pengolahan limbah bahan masakan yang berlangsung dari jam 9.00 – 17.00 Wita.

Para pengunjung juga akan dimanjakan oleh sekitar 70 tenant kuliner lokal dan nasional. Festival akan tambah seru karena selain dapat mencicipi masakan dari para koki profesional, pengunjung juga dapat menikmati berbagai kegiatan dan hiburan, mulai dari demo masak dari para koki, workshop memasak, tur makanan, acara anak-anak, pertunjukan musik, pemutaran film, dan banyak lagi acara menarik lainnya. Pihak UFF 2019 pun telah menargetkan sekitar 15.000 pengunjung akan hadir meramaikan UFF 2019. *cr41

Komentar