nusabali

Tergugah Menarikan Wayang Sejak TK

  • www.nusabali.com-tergugah-menarikan-wayang-sejak-tk

Dalang Cilik IB Nusada Keniten dari Desa Duda

AMLAPURA, NusaBali

KEMAJUAN teknologi yang menyuguhkan ragam permainan anak-anak berbasis gadget, tak melumpuhkan niat Ida Bagus Nusada Keniten,8 tahun, untuk menekuni dunia pedalangan. Bocah kelahiran 19 Juni 2010 ini kini jadi dalang cilik. Dia amat lincah menarikan wayang kulit saat pentas wayanga serangkaian upacara potong rambut di Geria Taman, Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, belum lama ini.

Bocah kelas III SD Negeri 4 Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem ini sejak di bangku TK Widya Kumara, Desa Duda, telah memulai belajar menarikan wayang kulit. Dia dibimbing sang kakek (almarhum) Ida Bagus Putu Putra.

Selanjutnya Ida Bagus Nusada Keniten mendapatkan bimbingan berkelanjutan dari pamannya, Ida Bagus Darma Wibawa Putra, pencinta dunia pedalangan. Sehingga belakangan ini di setiap mementaskan wayang kulit didampingi sang paman.

Sang paman tak susah untuk membimbing bocah ini, terutama dalam teknik menarikan wayang. Hal ini karena IB Nusada Keniten punya daya tarik dan semangat tinggi untuk menekuni pedalangan ini. Dari cara memainkan wayang yang terpadu dengan gambelan gender, menyiratkan bocah ini punya talenta seni pedalangan yang pantas terus diasah.

Putra sulung dari dua bersaudara pasangan Ida Mangku Bagus Bajra Taman - Dewa Ayu Raraniati ini, semakin percaya diri memainkan wayang. Hal ini juga karena dia amat menikmati saat memainkan wayang- wayangnya. Saat menarikan wayang telah seirama dengan tabuh gender. Sedangkan saat dialog antar punakawan, percakapannya dibantu Ida Bagus Darma Wibawa Putra.

"Mulanya kami melihat-lihat kakek menarikan wayang, kemudian mencoba mengenali tokoh-tokoh dalam wayang. Selanjutnya sehari-hari saat bermain-main, menggunakan wayang tiruan," ujar Ida Bagus Nusada Keniten.

Dia mengaku belajar mendalang diawali bermain-main dengan dua wayang. Bisanya, wayang-wayangan tersebut ditempelkan di dinding sebagai layarnya. Mengingat begitu semangatnya bermain-main, dua wayang diadu sehingga cepat rusak. "Seperti itu awal saya belajar, sehingga akhirnya bisa memainkan wayang yang sebenarnya," tambahnya.*nan

Komentar