nusabali

Korban Bertumbangan Usai Tangkil ke Pura Besakih

  • www.nusabali.com-korban-bertumbangan-usai-tangkil-ke-pura-besakih

Para korban santap nasi bungkus yang dibagikan rombongan di parkiran Pura Besakih, Sabtu siang pukul 11.00 Wita, lalu bertumbangan dengan gejala keracunan berselang 11 jam kemudian

Keracunan Massal Menimpa 40 Krama Banjar Pinge, Desa Baru, Tabanan


TABANAN, NusaBali
Puluhan krama Banjar Pinge, Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan mengalami keracunan massal sepulang tangkil ke Pura Besakih rangkaian Karya Agung Panca Walikrama, Sabtu (6/4) malam. Mereka mengeluh sakit perut, pusaing, mual, hingga diare setelah santap nasi bungkus yang dibagikan di parkiran Pura Besakih, Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, siang harinya.

Hingga Selasa (9/4) sore, terdata ada 40 krama Banjar Pinge, Desa Baru yang jadi korban keracunan. Para korban terdiri dari 30 laki-laki dan 10 perempuan, dengan kisaran usia 17-58 tahun. Mereka sempat menjalani pengobatan ke berbagai tempoat, seperti bidan desa, Puskesmas Marga I, dan BRSUD Tabanan. Dari 40 korban keracunan, 6 orang di antaranya sempat harus dirawat inap di BRSUD Tabanan. Sampai Selasa kemarin, tinggal 1 korban keracunan yang masih dirawat inap, sementara 5 orang lagi rawat jalan.

Informasi yang dihimpun NusaBali, keracunan massal yang menimpa 40 krama Banjar Pinge, Desa Baru ini bermula ketrika mereka bersama 90 krama lainnya berangkat tangkil ke Pura Besakih, Sabtu dinihari pukul 04.00 Wita. Kegiatan tangkil bareng ini dilaksanakan oleh Seka Teruna dan pihak Banjar Adat Pinge.

Sebelum ke Pura Besakih, rombongan krama yang diangkut 4 bus ini terlebih dulu tangkil ke Pura Batur, Kintamani, Bangli. Mereka baru tiba di Pura Besakih, Sabtu pagi pukul 09.00 Wita. Setelah rombongan selesai sembahyang siang itu sekitar pukul 11.00 Wita, mereka istirahat di parkiran Pura Besakih sembari ramai-ramai menyantap nasi bungkus yang dibawa dari kampung.

Nasi bungkus yang disantap ramai-ramai tersebut berisi lauk berupa telor rebus bumbu, mie goreng, daging hati babi, daging usus babi, daging ayam sisit, dan tempe goreng. Nasi bungkus dipesan oleh Sekaa Teruni Banjar Pinge di salah satu warung makan kawasan Kecamatan Marga, Tabanan.

Usai santap nasi bungkus di parkiran Pura Besakih, rombongan krama Banjar Pinge, Desa Baru pulang ke rumah masing-masing. Awalnya, mereka tidak ada merasakan gejala apa pun. Bahkan, ada nasi bungkus yang tersisa dibawa pulang oleh beberapa krama. Banyak juga krama yang tidak memakan nasi bungkus, karena mereka membawa bekal sendiri dari rumah.

Namun, berselang 11 jam pasca santap nasi bungkus, barulah para korban merasakan sakit perut, disertai pusing, mual-mual, muntah, lemas, Sabtu malam pukul 22.00 Wita. Kemudian, Minggu (7/4) dinihari pukul 03.00 Wita, para korban yang mengalami gejala keracunan ramai-ramai dibawa keluarganya ke bidan, Puskesmas Marga I, dan BRSUD Tabanan.

Dari 40 korban keracunan, 6 orang di antaranya harus menjalani rawat inap. Hingga Selasa kemarin, masih ada 1 korban keracunan yang dirawat di BRSUD Tabanan, yakni Wayan Wardana, 49. Menurut Wardana, dirinya mengeluh sakit perut Sabtu malam pukul 22.00 Wita, berselang 11 jam setelah santap nasi bungkus yang dibagikan di pariran Pura Besakih.

“Saya sampai 10 kali bulak balik ke kamar mandii. Karena kondisi semakin parah, saya akhirnya diajak ke sini (rumah sakit), Minggu dinihari pukul 03.00 Wita,” cerita Wardana saat ditemui NusaBali di BRSUD Tabanan, Selasa kemarin.

Menurut Wardana, sebetulnya dia sempat dibolehkan pulang dari rumah sakit, Minggu pagi. Namun, baru beberapa lama di rumah, dia kembali merasakan sakit perut. Akhirnya, Wardana kembali diajak ke BRSUD Tabanan, Minggu pagi pukul 10.00 Wita.

Wardana mengisahkan, saat menyantap nasi bungkus di parkiran Pura Besakih, Sabtu siang, tidak merasakan ada yang aneh pada makanan tersebut. Nasi bungkus tidak ada berbau maupun basi. Bahkan, Wardana juga membawa pulang sebungkus nasi dan diberikan kepada istrinya, Ni Made Suratni, 46. Akibatnya, sang istri juga ikut keracunan. "Istri saya sempat berobat ke bidan, tidak sampai dirawat inap,” kata Wardana sembari mengakui kondisinya sudah membaik, tapi masih terasa pusing dan sakit perut.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, mengatakan peristiwa keracunan massal 40 krama Banjar Pinge, Desa Baru merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Puskesmas Marga I. Sebab, seluruh korban keracunan sampai mengalami diare.

Menurut dr Suratmika, pihaknya masih menunggu hasil uji Laboratorium dari pihak provinsi atas sampel muntahan korban dan makanan yang diduga penyebab keracunan massal. "Kami juga sudah turun ke warung yang menyediakan nasi bungkus tersebut, untuk selanjutnya dilakukan cek Laboratorium. Sekarang masih menunggu hasilnya dari provinsi," tandas dr Suratmika saat dikonfirmasi di Tabanan. Selasa kemarin. *des

Komentar