nusabali

Ranking Satu Otomatis Lolos Eselon II

  • www.nusabali.com-ranking-satu-otomatis-lolos-eselon-ii

Hasil proses lelang yang telorkan 11 pejabat Eselon II Pemprov Bali dibawa  Kepala BKD ke Komisi ASN di Jakarta, tadi malam

Ciptakan Pemerintahan Bersih, Koster Tutup Celah Lobi-lobi

DENPASAR, NusaBali
Proses seleksi 11 kursi pejabat Eselon II Pemprov Bali, final sudah. Mereka yang menempati ranking teratas dalam peringkat 3 besar masing-masing jabatan yang dilamar, dipastikan akan langsung terpilih dan dilantik Gubernur Bali Wayan Koster sebagai pejabat Eselon II, tanpa melalui sesi wawancara lagi.

Sinyal ini disampaikan Gubernur Wayan Koster saat pimpin apel disiplin PNS Pemprov Bali di Lapangan Kantor Gubernur, Niti Mandala Denpasar, Senin (1/4) pagi. Gubernur Koster menyatakan percaya dengan hasil lelang (seleksi terbuka) dari Timsel (Tim Seleksi) di bawah pimpinan Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, yang dinilai telah bekerja secara independen dan profesional. Jadi, tidak akan ada wawancara lagi yang dilakukan Gubernur Koster terhadap 33 kandidat yang sebelumnya dinyatakan lolos seleksi perebutan 11 kursi jabatan Eselon II.

Dengan ditiadakannya sesi wawancara oleh Gubernur ini, maka tidak ada du-gaan aneh-aneh lagi. Kandidat yang menempati peringkat satu dengan nilai tertinggi untuk posisi yang dilamarnya, sudah pasti akan ditetapkan dan dilantik sebagai pejabat Eselon II Pemprov Bali.

Gubernur Koster menegaskan komitmennya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Salah satunya, melalui pengisian jabatan di Pemprov Bali dengan mempertimbangkan pengalaman dan pendidikan. Koster blak-blakan mengungkap setiap pengisian jabatan di Pemprov Bali selama ini, selalu ditingkahi kasak-kusuk, gunjingan, dan lobi-lobi. “Masa pemerintahan saya, nggak ada macam-macam, nggak ada lobi-lobi. Zero hal-hal kayak gitu,” tegas Koster.

Menurut Koster, tidak boleh ada praktek ‘tak sehat’ dalam pengisian jabatan di Pemprov Bali. Jika masih ada oknum yang bermain dalam mutasi dan promosi jabatan, diminta segera dilaporkan kepada Sekda atau Kepala Inspektorat Provinsi Bali. ”Tak ada kompromi yang begitu-begitu. Saya akan sikat kalau ada yang begituan,” tandas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster menegaskan, pengisian 11 kursi jabatan Eselon II Pemprov Bali saat ini prosesnya sudah final. “Saya menyerahkan sepenuhnya hasil dari Timsel ke pusat (Menteri Dalam Negeri, Red). Seleksi ini sudah melibatkan Timsel yang bekerja independen, di mana personelnya sebagian besar para akademisi,” papar Koster yang notabene mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode.

Koster menegaskan, di bawah kepemimpinannya, proses mutasi dan promosi di lingkungan Pemprov Bali dilakukan secara profesional, disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman. Hal itu telah dibuktikan dalam proses mutasi pejabat Eselon II, III, dan IV, awal Februari 2019 lalu. Hal serupa juga diterapkan dalam pengisian 11 jabatan Eselon II melalui proses lelang.

Koster juga mengungkap ada oknum yang masih gerilya menjadi maklar calon pegawai negeri sipil (CPNS). Diduga kuat oknum tersebut punya motif menipu, sehingga kasusnya kini sedang ditangani pihak berwajib. Menurut Koster, modus seperti itu tidak boleh lagi ada di Pemprov Bali dalam kepemimpinannya.

Pada bagian lain, Koster menyampaikan saat ini dirinya masih berkonsentrasi penuh melengkapi regulasi yang dibutuhkan dalam penataan pembangunan Bali. Itu sebabnya, setelah 6 bulan menjadi Gubernur, untuk kali pertama dirinya berkesempatan menjadi pembina apel disiplin PNS, Senin pagi. “Saya ingin detail merancang regulasi, baik berupa Perda maupun Pergub yang nantinya menjadi pedoman bagi OPD dalam mengimplementasikan setiap kebijakan,” tegas Koster.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali, I Ketut Lihadnyana, sudah langsung membawa hasil seleksi dari Timsel Jabatan Eselon II ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Jakarta, Senin malam, untuk mendapatkan persetujuan. Setelah ada persetujuan dari KASN, barulah nanti dilakukan persiapan pelantikan 11 pejabat Eselon II hasil lelang.

“Saya sekarang lagi di Komisi ASN, saya diperintahkan menyerahkan hasil seleksi ini. Kalau pelantikan, ya tunggu jadwal. Kan cari dewasa ayu (hari baik) juga,” papar Lihadnyana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, tadi malam.

Ketika ditanya soal sesi wawancara yang semula akan dilakukan Gubernur Bali terhadap seluruh kandidat peraih peringkat 3 besar semua posisi, menurut Lihadnyana, dipastikan tidak ada lagi wawancara. “Sesuai denga pengarahan Bapak (Gubernur Koster) dalam apel PNS tadi pagi, ya sudah begitu. Beliau menyerahkan prosesnya di Timsel. Tidak ada lagi proses wawancara di Pak Gubernur,” ujar birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang juga Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Bali ini.

Sementara, sinyal Gubernur Koster akan memilih dan melantik peringkat tera-tas dalam seleksi Timsel menjadi pejabat Eselon II, otomatis membuat lesu darah peraih peringkat kedua dan ketiga masing-masing posisi. Kasuk-kusuk dan lobi-lobi yang diisukan akan terjadi saat sesi wawancara dengan Gubernur, pun langsung lenyap dari peredaran.

Internal Pemprov Bali sendiri sebelumnya sempat dihantui kekhawatiran bahwa  proses wawancara dengan Gubernur, bisa mengubah hasil Timsel. Peringkat tidak lagi mempengaruhi, karena masih ada peluang melalui sesi wawancara dengan Gubernur. Namun, dengan pengarahan Gubernur Koster kemarin pagi, peluang itu langsung game over.

Dengan tidak adanya lagi sesi wawancara dari Gubernur Bali, maka 11 kursi pejabat Eselon II hasil lelang di Timsel sudah dipastikan orangnya. Mereka diperah dari 70 orang yang ikut proses lelang. Kemudian, dari 70 orang itu diperah menjadi 33 kandidat lolos seleksi, yakni peringkat 3 besar masing-masing posisi jabatan yang dilamar.

Berdasar isyarat Gubernur Koster, 11 dari 33 kandidat tersebut akan ditetapkan dan dilantik jadi pejabat Eseloin II. Pertama, kursi Kadis Kebudayaan Provinsi Bali akan diduduki I Wayan Adnyana, akademisi asal Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Wayan Adnyana sebelumnya berhasil tembus ranking teratas dalam perebutan kursi jabatan Kadis Kebudayaan, dengan total nilai 77,10, menungguli dua pejabat dari internal Pemprov Bali yang lolos seleksi, masing-masing Ida Ayu Nyoman Candrawati (nilai 75,04) dan I Ketut Adi Saskarayasa (74,60).

Kedua, Dewa Nyoman Rai Dharmadi terpilih jadi Kasat Pol PP Provinsi Bali. Dewa Rai Dharmadi yang sebelumnya menjabat Kabid Trantib Sat Pol PP Pro-vinsi Bali, mengungguli Ida Bagus Putu Adinatha dan I Gusti Agung Ngurah Partama. Ketiga, kursi Sekwan DPRD Bali dimenangkan Gede Suralaga (sebelumnya menjabat Kabag Umum Setwan DPRD Bali), yang mengungguli I Gusti Agung Ayu Ekaputri Kusumayoni dan AA Istri Alit Agung.

Keempat, kursi Karo Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali dimenangkan, AA Ngurah Sutha Diana (sebelumnya menjabat Kabag Protokol Biro Humas dan Protokol), yang mengatasi IB Surja Manuaba dan Made Ady Mastika. Kelima, kursi Karo Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali yang dimenangkan Ida Bagus Gede Sudarsana (sebelumnya menjabat Irban IV Inpektorat Bali), yang menyisihkan I Komang Hendri Lesmana dan I Wayan Badung Adiyasa.

Keenam, kursi Karo Pemerintahan dan Otonomi Daerah dimenangkan I Ketut Sukra Negara (sebelumnya menjabat Kabid Mutasi BKD Bali), yang menyisihkan I Wayan Sumarjaya dan Putu Yupi Wahyundari. Ketujuh, kursi Kadis Perikanan & Kelautan Provinsi Bali dimenangkan Made Sudarsana (sebelumnya menjabat Kabid Kelautan Dinas Perikatan dan Kelautan), yang menyisihkan I Made Dwi Surya Astawa, dan I Gusti Ngurah Badiwangsa.

Kedelapan, kursi Kadis Ketahanan Pangan dimenangkan I Wayan Jarta (sebelumnya menjabat Kabid di Dinas Ketahanan Pangan), yang menyisihkan Nyoman Suastika dan Lanang Aryawan. Kesembilan, kursi Kadis PMD Provinsi Bali meloskan Putu Anom Agustina (sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas PMD), yang menyisihkan I Dewa Tagel Wirasa dan I Wayan Eka Dina. Kesepuluh, kursi Kadis Perhubungan dimenangkan I Gede Samsi Gunartha (sebelumnya menjabat Kabid Fasilitasi Pengadaan Tanah di Kementerian PUPR), yang menyisihkan I Made Rai Ridartha Standly Juwono Edwi Suwandhi. Kesebalas, kursi Kadis Perumahan Rakyat & Kawasan Pemukiman (Perumkin) Provinsi Bali dimenangkan Gede Pramana (sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas Perumkim), yang menyisihkan Dewa Ayu Puspa Dewi dan Ngakan Putu Kirim. *nat

Komentar