nusabali

Gunung Agung Erupsi, 4 Desa Terpapar Hujan Abu

  • www.nusabali.com-gunung-agung-erupsi-4-desa-terpapar-hujan-abu

Gunung Agung kembali erupsi, Kamis (14/2) sekira pukul 04.30 Wita.

AMLAPURA, NusaBali

Erupsi terjadi selama 3 menit 40 detik dengan sinar api teramati dari Bukit Asah, namun tinggi kolom abu saat erupsi tidak teramati. Munculnya sinar api dari kawah Gunung Agung, pertanda erupsi itu disertai mengeluarkan lava pijar, hanya saja tidak sampai meleleh ke luar lubang kawah. Empat desa dilaporkan terpapar hujan abu.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mencatat laporan dari masyarakat terjadi hujan abu intensitas tipis di empat desa. Masing-masing Desa Bugbug Kecamatan Karangasem, Desa/Kecamatan Rendang, Desa Bhuana Giri Kecamatan Bebandem, dan Tugu Pahlawan Kelurahan Karangasem. “Kami mendapatkan laporan terjadi hujan abu tipis di empat titik. Bisa saja hembusan angin mengarah ke timur, sehingga Karangasem bagian timur yang kena hujan abu,” kata Ida Bagus Ketut Arimbawa.

Ida Bagus Ketut Arimbawa berharap warga menggunakan masker agar tidak menghirup abu vulkanik. Abu vulkanik sangat berbahaya, bisa mengganggu pernapasan bagian atas. “Meski hujan abu tipis, sangat berbahaya. Sebaiknya gunakan masker,” pinta Ida Bagus Ketut Arimbawa. Sebab, abu pasca-erupsi Gunung Agung yang intensitas tipis tidak terlihat dengan mata telanjang, hanya bisa dirasakan dan bisa dibuktikan setelah jatuh di permukaan lantai atau benda hitam.

Terpisah, Nurul Husaeni, dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) mengatakan, arah hembusan abu tipis tidak terpantau. Tetapi dari sebaran abu yang dirasakan warga, abu tertiup angin ke arah timur. Sementara Kepala Pos Pantau Gunung Agung Dewa Made Mertha Yasa, menjelaskan tinggi kolom abu yang tidak teramati itu terekam dari data seismogram. “Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi kurang lebih 3 menit 40 detik,” katanya dilansir antara.

Gunung api dengan tinggi 3.142 meter di atas permukaan laut tersebut sempat terpantau mengalami tektonik jauh hanya satu kali dengan amplitudo 22 mm dengan durasi 110 detik. Ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas di zona perkiraan bahaya di dalam radius 4 km dari kawah puncak gunung.

Perbekel Desa Abang, I Nyoman Sutirtayana, mengaku belum dapat laporan adanya hujan abu. “Memang terjadi hujan gerimis, tetapi belum dapat laporan ada hujan abu, kami cek dulu,” kata I Nyoman Sutirtayana. Sementara tokoh Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, I Made Ngurah Alit, mengakui di wilayahnya terjadi hujan abu tipis.  *k16

Komentar