nusabali

Komnas PA Minta Polda Usut Dugaan Pedofilia di Ashram

  • www.nusabali.com-komnas-pa-minta-polda-usut-dugaan-pedofilia-di-ashram

Pasca Investigasi Ashram Gandhi Puri

DENPASAR, NusaBali
Sehari pasca mendatangi Ashram Gandhi Puri Sevagram di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung untuk investigasi, Kamis (14/2) Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, datangi Polda Bali. Kedatangan Arist Merdeka Sirait bersama timnya untuk mendorong Polda Bali agar usut tuntas kasus dugaan pedofilia di Ashram Gandhi Puri.

Rombongan Komnas PA yang dipimpin langsung Arist Merdeka Sirait datang ke Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, Kamis pagi pukul 10.00 Wita. Mereka diterima langsung Dir Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Andi Fairan SIK MSM.

Seusai pertemuan dengan Dir Reskrimum Polda Bali, Arist Merdeka Sirait mengatakan pihaknya mendorong kepolisian untuk secara bersama-sama mencari bukti dan fakta hukum, guna menuntaskan kasus dugaan fedofilia di Ashram Gandhi Puri tersebut. Dia menyebutkan, kasus dugaan fedofilia ini terjadi tahun 2010, dengan korban 12 anak.

Menurut Sirait, Polda Bali telah melakukan penyelidikan kasus ini. Namun, hingga kini data-data yang dikumpulkan belum bisa dijadikan sebagai alat bukti da fakta hukum. Lagipula, Polda Bali juga belum menerima laporan dari pihak yang menjadi korban.

Meski demikian, kata Sirait, ada dua langkah yang dapat dilakukan jika korban tidak melapor. Pertama, polisi mencari informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya. Kedua, Komnas PA menggali keterangan-keterangan dari pihak korban. Jika keterangan korban berhasil digali, maka Komnas PA yang akan melaporkan kasus ini ke polisi. “Kasus ini sudah menjadi konsusmsi publik. Meskipun diduga terjadi tahun 2010, tapi ini tak boleh didiamkan,” tandas Sirait.

Sirait mengatakan, berapa pun jumlah korban yang berhasil dimintai keterangan dan bersedia untuk bersaksi dalam kasus ini, mereka adalah salah satu fakta bahwa memang telah terjadi peristiwa di Ashram Gandhi Puri. Sejauh ini, pihaknya sudah mendapatkan satu korban yang berhasil dimintai keterangan. “Komnas PA akan terus berusaha mencari korban-korban yang lain. Saat ini, 12 orang yang diduga jadi korban sudah berada di luar ashram, bahkan ada yang sudah menikah,” katanya.

Berdasarkan pengakuan korban yang berhasil dimintai keteranganya, kata Sirait, Komnas PA memiliki keyakinan kuat bahwa di di Ashram Gandhi Puri telah terjadi tindakan kekerasan seksual terhadap anak (fedofilia). Selain kesaksian yang bersangkutan, melihat kondisi tempat tidur, kamar mandi, dan sudut ruangan juga patut diduga ada tindakan kekerasan seksual tersebut.

“Selama seminggu saya bergumul dengan kasus ini. Hari ini (kemarin) saya berkomentar, karena saya sudah pulang dari Ashram Gandhi Puri. Saya mengetahui persis situasi dan kondisinya. Di sana setiap kamar dihuni satu orang. Ini patut kita curiga dengan dugaan perstiwa yang terjadi,” papar Sirait.

“Dari pengakuan salah seorang korban, mereka diajak mandi bersama, pijat, tari, dan yoga. Saat latihan menari, siapa yang liukan tubuhnya bagus akan dipanggil ke kamar IU (inisial tokoh spiritual di Ashram Gandhi Puri yang diduga pelaku pedofilia, Red),” imbuhnya sembari menyebut semua korban adalah anak laki-laki.

Arist Merdeka Sirait sebelumnya sempat mendatangi Ashram Gandhi Puri Sevagram di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Rabu (13/2) siang pukul 13.00 Wita. Sirait dan rombongan diterima oleh Koordinator Ashram Gandhi Puri Sevagram, I Wayan Sari Dika, 24. Setelah mengobrol beberapa menit de-ngan Wayan Sari Dika, Sirait minta diantar masuk ke sejumlah ruangan di Asrhram Gandhi Puri.

Sebetulnya, Sirait ingin bertemu langsung dengan tokoh spritual di Ashram Gandhi Puri, IU, yang diduga sebagai pelaku kejahatan seksual sodomi, untuk mengklarifi langsung persoalan ini. Namun sayang, IU tidak ada di tempat ka-rena yang bersangkutan tengah berada di India, sejak 23 Januari 2019. Konon, IU baru akan balik dari India, Maret 2019 mendatang.

Karena IU tidak ada di tenmpat, Sirait pun berjanji akan datang lagi ke Ashram Gandhi Puri di Desa Paksebali, Maret mendatang. “Tolong sampaikan kedatangan saya kepada Gus-nya (IU). Saya datang ke sini (Ashram Gandhi Puri) ingin mengklarifikasi pengaduan masyarakat/informasi atas dugaan kejahatan seksual dalam bentuk sodomi,” pinta Sirait kepada Wayan Sari Dika.

Menurut Sirait, pihaknya ingin mengklarifikasi apakah betul dugaan yang disampaikan masyarakat dan berita-berita media selama ini, terkait dugaan sodomi tersebut. “Makanya, hari ini saya coba cross check, karena saya tidak mau mengambil keputusan, mengambil sikap, opini atau pendapat sebelum saya ketemu dengan Gus-nya,” ujarnya kala itu.

Sementara itu, Dir Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Andi Fairan, menyambut baik kedatangan Komnas PA ini. Kombes Andi mengakui hingga kini belum ada korban yang melapor dalam kasus dugaan kekerasan seksual anak di Ashram Gandhi Puri. Meski demikian, pihaknya sudah bekerja, cuma data-data yang sudah terkumpul belum bisa dijadikan sebagai alat bukti dan fakta hukum.

Dari hasil penyelidikan, kata Kombes Andi, dugaan kasus fedofilia ini terjadi tahun 2010, namun baru diketahui pada 2015 dan jadi ramai di 2019 ini. Pihaknya membutuhkan waktu untuk menggali fakta yang terjadi 9 tahun silam itu. Apalagi, sejauh ini belum ada korban yang melapor untuk dijadikan saksi. Namun, Kombes Andi berjanji akan menuntaskan kasus ini.

“Kami tak bisa menggunakan ‘dugaan’, apalagi ‘katanya’. Kami bekerja berdasarkan fakta-fakta dan barang bukti. Kami konsen untuk menuntaskan kasus ini. Lebih bagus lagi kalau ada korban yang melapor. Tidak ada laporan yang tak ditindaklanjuti, apalagi menyangkut kasus kekerasan seksual terhadap anak,” tandas Kombes Andi seusai bertemu Komnas PA di Mapolda Bali, Kamis kemarin. *po

Komentar