nusabali

Bekas Senderan Longsor Dipasangi 250 Karung

  • www.nusabali.com-bekas-senderan-longsor-dipasangi-250-karung

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng telah memasang tanggul pengaman di bekas senderan longsor yang menewaskan 4 orang sekeluarga di banjar Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Kamis (31/1).

Camat Kerahkan Seluruh Perbekel Se-Kubutambahan Bantu BPBD


SINGARAJA, NusaBali
Ada 250 karung berisi tanah dipasang sebagai tanggul pengaman rumah orangtua korban Ketut Budikaca, 33, yakni I Nyoman Dania, 78, yang berada di atas senderan longsor.

Pemasangan 250 karung tanggul pengaman di lokasi senderan longsor, Kamis kemarin, melibatkan warga Banjar Sangker, kerabat korban, dan personel BPBD Buleleng. Bahkan, seluruh 13 kepala desa (perbekel) se-Kecamatan Kubutambahan juga dikerahkan oleh Camat Kubutambahan, Made Suyasa, ke lokasi bencana untuk bantu pemasangan karung tanggul, yang berlangsung selama 3 jam sejak pagi pukul 08.00 Wita hingga siang pukul 11.00 Wita.

Aksi pemasangan 250 karung tanggul kemarin dipantau langsung Camat Made Suyasa dan Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana. Kehadiran para perbekel se-Kecamatan Kubutambahan tersebut sebagai bentuk aksi kemanusiaan sekaligus solidaritas atas meninggalnya satu keluarga beranggotakan 4 orang, yang tewas diterjang senderan longsor, Selasa (29/1) dinihari pukul 04.00 Wita. Para korban tewas itu terdiri dari Ketut Budikaca (suami), Luh Setiani, 27 (istri), serta dua anak mereka yang masih kecil-kecil, yakni Ni Putu Rikasih, 9, dan I Kadek Sutama, 5.

Senderan setinggi 3 meter dengan panjang 15 meter yang ambruk itu baru dibangun Nyoman Dania (ayah Ketut Budikaca), 3 bulan lalu. Senderan dibangun khusus untuk melindungi rumah Nyoman Dania, yang berada di pekarangan bagian pada ketinggian sekitar 5 meter di atas rumah korban Ketut Budikaca.

Gara-gara senderan ambruk menewaskan satu keluarga, pondasi rumah Nyoman Dania kini menyembul ke permukaan, dengan kemiringan 90 derajat. Padahal, semula pondasi rumah ini berjarak sekitar 1 meter dari posisi senderan. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, kondisi ini sangat membahayakan rumah Nyoman Dania.

“Karena ini sangat membahayakan, kami mencoba lakukan penguatan dengan memasang tanggul darurat berupa karung berisi tanah. Ini agar pondasi rumah Pak Nyoman Dania tidak ikut longsor. Tadi kami sudah pasang 250 karung berisi tanah sebagai tanggul pengaman,” jelas Suadnyana kepada NusaBali di lokasi bancana, Kamis kemarin.

Selain memasang 250 karung tanggul, petugas BPBD Buleleng juga menutup bagian pondasi rumah Nyoman Dania yang menyembul dengan terpal, agar aman dari air hujan. “Kami tutup sementara dengan terpal, agar pondasinya tidak kena air hujan, sehingga aman untujk sementara,” tandas Suadnyana.

Menurut Suadnyana, rumah Nyoman Dania untuk sementara masih bisa ditempati. Namun, pihaknya mengimbau Nyoman Dania agar mengungsi ke rumah anaknya yang dalam posisi terdekat, jika turun hujan deras. “Saat ini rumahnya memang masih bisa ditempati, tapi kalau hujan deras tetap harus mengungsi ke rumah anaknya yang dalam posisi aman,” katanya.

Sementara itu, Camat Made Suyasa mengatakan para perbekel se-Kecamatan Kubutambahan sengaja dilibatkan ke lokasi, sebagai aksi kemanusian sekaligus solidaritas antar pimpinan di pemerintahan desa. “Ini menunjukkan kebersamaa mereka. Selain bantu memasang karung tanggul, mereka (para perbekel) juga memberikan sumbangan dana kepada keluarga korban. Jadi, ini aksi kemanusiaan yang nyata ditunjukkan oleh para perbekel se-Kecamatan Kubutambahan,” tandas Camat asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini. *k19

Komentar