nusabali

Korban Dihamili Ayah Diminta Sekolah Lagi

  • www.nusabali.com-korban-dihamili-ayah-diminta-sekolah-lagi

Versi Dinas P3AP2KB Gianyar, di Desa Tulikup sudah dua kali terjadi kasus ayah hamili putri kandungnya

Dinas P3AP2KB Gianyar Siap Beri Pendampingan ke Korban

GIANYAR, NusaBali
Kepala SMK PGRI 1 Gianyar, I Gusti Ngurah Wirahadi, mengaku sangat terpukul atas prahara slaah satu anak didiknya, I Gusti Ayu MS, 16, yang dicabuli ayah kandungnya hingga hamil 6 bulan. IGN Wirahadi berharap siswi korban pencabulan nantinya kembali ke sekolah pasca melahirkan.

"Kalau memang anak itu (IGA MS, Red) ingin sekolah lagi setelah melahirkan, tentu kita bantu. Kalau anak itu malu di sekolah formal, bisa kejar Paket C," jelas IGN Wirahadi saat ditemui NusaBali di SMK PGRI 1 Gianyar, Kamis (17/1). Harapan agar siswi korban pencabulan mau sekolah lagi, kata Wirahadi, sudah disampaikan pada Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah Bali (KPPAD) Provinsi Bali. 

Menurut Wirahadi, korban IGA MS tercatat terakhir kali masuk sekolah, Kamis (10/1) lalu. Keesokan harinya, Jumat (11/1), IGA MS tidak masuk tanpa keterangan alias alpa. Sejak saat itu, siswi Kelas X Akomodasi Perhotelan SMK PGRI 1 Gianyar asal Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar tersebut tidak pernah lagi ke sekolah.

Pihak sekolah, kata Wirahadi, sudah melakukan atensi dengan mengirimkan surat panggilan kepada orangtua korban saat pertama kali putrinya tidak masuk tanpa alasan. Tujuannya, agar bisa dijelaskan kenapa IGA MS sampai tidak sekolah. Pada hari yang sama, Kamis pekan lalu, sekolah juga didatangi polisi dan kelian banjar asal IGA MS, guna mencari siswi tersebut di sekolah. "Saat itu ada Babhin datang ke sekolah. Kedatangannya cuma menanyakan keberadaan anak itu. Pas hari itu yang bersangkutan alpa. Kami tanya kasusnya, polisi saat itu belum mau terbuka," kenang Wirahadi.

Berselang beberapa hari kemudian, tepatnya Senin (14/1), pihak sekolah baru mengetahui bahwa IGA MS jadi korban pencabulan ayah kandungnya, I Gusti Ngurah Rk, 55, hingga harus berurusan dengan hukum. "Hari Senin, Babhin dan kelian banjar datang lagi ke sekolah, tapi tidak mau terbuka kasi informasi. Kebetulan, ada teman anak itu di kelas. Kami tanya-tanya kepada yang bersangkutan, barulah saat itu kami kaget mendengar kejadiannya," beber Wirahadi.

Wirahadi mengatakan, pihaknya menyadari saat ini kondisi siswi korban pencabulan sang ayah sedang krodit, sehingga sekolah menunda untuk mendatangi rumahnya. "Kami ingin anak itu tenang dulu, baru nanti bicara baik-baik bagaimana ke depannya. Mudah-mudahan, dia tegar, sehingga tidak ambil jalan pintas," harap Wirahadi.

Menurut Wirahadi, korban IGA MS selama ini dikenal sebagai siswi pendiam. Keluarga besar sekolah juga tidak melihat gelagat aneh dari perawakan IGA MS yang ternyata sedang hamil 6 bulan akibat nafsu bejat ayah kandungnya, IGN Rk. Siswi bersangkutan mampu menutupi masalah yang dihadapinya, termasuk menyembunyikan perutnya yang kian membesar. 

Sementara, guru BK SMK PGRI 1 Gianyar, Desak Putu Rai Majiasih, menyatakan IGA MS selama ini tidak pernah berurusan dengan BK di sekolah. Berdasarkan penuturan teman-temannya, IGA MS tergolong pendiam dan tertutup. "Dia nggak pernah cerita sama teman. Beban psikologisnya dipikul sendiri. Dia juga sering menolak jika diajak makan di kantin," jelas desak Rai Majiasih yang kemarin didampingi Wakasek Kesiswaan SMK PGRI 1 Gianyar, Dewa Gurnita.

Kasus siswi dihamili ayah kandungnya itu senrii terungkap setelah dilaporkan ibunda korban, I Gusti Ayu W, 48, ke Polres Gianyar, 14 Januari 2019 lalu. Hari itu juga, pelaku IGN Rk langsung diamankan polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Perbuatan bejat IGN Rk mulai terendus oleh istrinya, IGA W, ketika menda-pati perut anak bungsunya, IGA MS, sudah membesar. Setelah didesak, sang anak mengakui berbadan dua karena dihamili oleh ayahnya sendiri. Kemudian, korban IGA MS diajak ibunya ke RS Family Husada Gianyar dengan maksud untuk menggugurkan kandungannya, Kamis (10/1). Namun, aborsi tak bisa dilakukan. Setelah kasus yang menimpa siswi SMK berusia 16 tahun ini menjadi aib dan diketahui banyak orang, ibunda korban akhirnya pilih mela-por ke Polres Gianyar.

Terungkap, perbuatan cabul tersebut telah dilakukan IGN Rk sejak IGA MS masih duduk di bangku Kelas V SD. Persetubuhan paksa itu sudah dilakukan sebanyak 5 kali, sejak korban IGA MS duduk di Kelas V SD hingga Kelas X SMK. Terakhir, korban IGA MS disetubuhi ayahnya, Juli 2018 lalu. Setiapkali berhubungan badan, korban selalu diancam ayahnya.

Sementara itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Gianyar atensi kasus siswi yang dihamili ayahnya di Desa Tulikup. Terlebih, di Desa Tulikup telah dua kali terjadi kasus serupa. "Kita harap semua stakeholder bisa ikut memberikan pemahaman secara jelas, dari sekolah, kemudian lingkungan terdekat," ungka Kadis P3AP2KB Gianyar, Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu, secara terpisah di Gianyar, Kamis kemarin.

Menurut Bagus Lesmana, ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini, mulai dari persoalan ekonomi hingga keretakan rumah tangga. Karena itu, aparat terbawah diminta untuk jeli memantau penyimpangan di masyarakat, sehingga dapat segera ditanggulangi. 

Bagus Lesmana menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada aparat kepolisian untuk penanganan tersangka, yang notabene ayah kandung korban. Pihaknya hanya akan memberikan pendampingan terhadap korban IGA MS saat menjalani pemeriksaan polisi. "Kita berikan pendampingan korban, kita semangati dia agar mentalnya tidak terganggu. Kita dampingi dengan petugas psikolog,"katanya.

Bagus Lesmana mengatakan, pihaknya juga akan berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Gianyar untuk memantau kondisi kesehatan korban dan janin dalam kandungannya. Dinas P3AP2KB juga akan berupaya memperhatikan ekonomi keluarga korban, berkoordinasi dengan Dinas Sosial Gianyar. "Keluarganya kan kurang mampu, makanya kita akan koordinasikan agar lebih dipantau. Bantuan sosial sudah kita rancang, " tegas Bagus Lesmana.

Terkait status anak dalam kandungan korban setelah lahir nanti, menurut Bagus Lesmana, pihaknya segera akan membahas hal tersebut dengan pihak keluarga. "Status anak masih itu dikomunikasikan dengan keluarga, apakah nanti ada yang mengadopsi atau bagaimana? Ini akan kita tangani juga. Tapi, sekarang yang terpenting kita pastikan janin bisa tumbuh dengan baik."

Terpenting lagi, kata Bagus Lesmana, bagaimana pendidikan korban yang masih 16 tahun tetap berlanjut. Pihaknya pun sudah berkordinasi dengan UPT SMA/SMK Kabupaten Gianyar. "Kita sudah kordinasikan lewat UPT dan kepala sekolah, untuk tetap memberikan ruang agar korban melanjutkan sekolah," ujarnya. *nvi

Komentar