nusabali

Warga Kubu Demo Proyek Mangkrak

  • www.nusabali.com-warga-kubu-demo-proyek-mangkrak

Proyek mangkrak di tiga ruas jalan di Kecamatan Kubu, Karangasem memicu warga tersebut menggelar protes dengan berdemonstrasi ke DPRD Karangasem.

Mereka datangi dewan untuk mempertanyakan tiga proyek jalan yang pengerjaannya di tahun 2014 hanya sekitar 30 persen.

AMLAPURA, NusaBali 
Kedatangan mereka  dipimpin sendiri oleh  Ketua Forum Perbekel Kecamatan Kubu I Wayan Potag, untuk mencari tahu kelanjutan proyek jalan, yang mangkrak sejak tahun 2014, hingga masyarakat merasa rugi.

Sebab, setelah dalam proyek ini terpasang geladag, jalan justru menjadi licin, berlubang dan sulit melintas mengendarai sepeda motor. Mestinya setelah gagal pengerjaannya tahun 2014, berlanjut di tahun 2015, kenyataannya tak kunjung selesai. Hal itu terungkap dalam dialog dengan dewan di diterima Ketua DPRD Karangasem I Nengah Sumardi didampingi Ketua Komisi II I Nyoman Mardana Wimbawa di Ruang Rapat DPRD, Selasa (27/10).

Kedatangan warga Desa Ban dan warga Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kecamatan Kubu pukul 10.30 Wita, untuk mempertanyakan tiga proyek jalan yang pengerjaannya di tahun 2014 hanya sekitar 30 persen. Tiga ruas jalan itu jalan Banjar Delundungan-Banjar Darmaji (Desa Ban) panjang 3,9 kilometer nilai Rp 1,6 miliar. Jalan Banjar Muntigunung menuju Pura Puseh (Desa Tianyar Barat) senilai Rp 650 juta panjang 1,6 kilometer, dan jalan lingkar Pura Pasar Agung senilai Rp1,55 miliar.

I Ketut Karya dari Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat mempertanyakan, kelanjutan proyek yang mangkrak itu. “Kenapa jalan lingkar itu tidak berlanjut, apa alasannya?” tanya I Ketut Karya.

Apalagi kata I Ketut Karya, Desember 2015 segera turun hujan, bisa menyebabkan banjir, warga sulit melintas karena jalan berubah jadi licin dan berlubang. Warga I Made Cedang, dari Banjar Muntigunung Desa Tianyar Barat, juga mempertanyakan hal itu. “Sebelumnya pemerintah berjanji, melanjutkan pengerjaan proyek jalan yang gagal menuntaskan di tahun 2014, dikerjakan tahun 2015. kenyataannya tidak ada tindaklanjut,” katanya.

Perbekel Ban, I Wayan Potag juga mempertegas pertanyaan warganya. Sebab, semenjak jalan dilebarkan, dengan menimbun gunakan material, jalur menjadi licin karena banyak krikil. “Dulu bisa digunakan untuk akses kendaraan sepeda motor, kali ini sepeda motor sulit melintas, karena berdebu,” ujar I Wayan Potag.

Bahkan warga I Ketut Tiwas lebih sengit lagi. “Jangan hanya kembali berjanji pengerjaannya tahun 2016. Setelah tahun 2016 tiba, kembali tanpa realisasi. Kalau kembali gagal pengerjaannya, kami datang dengan jumlah warga lebih banyak,” ancam I Ketut Tiwas dan I Ketut Bukit.

Ketua DPRD I Nengah Sumardi memberikan jaminan, tahun 2016 proyek itu berlanjut, hal itu terungkap setelah berkoordinasi dengan Kepala Bappeda I Ketut Sedana Merta. “Kami tidak mungkin mengkhianati masyarakat, kami tegaskan PU dan Bappeda telah menjamin pengerjaannya tahun 2016,” kata Sumardi.

Sumardi juga meminta agar PU mengkaji ulang, agar tahun 2016 tidak lagi gagal dalam pengerjaan. Sedana Merta juga meyakinkan masyarakat berdasarkan aspirasi itulah menguatkan untuk melanjutkan pengerjaan proyek jalan tersebut.

Komentar