nusabali

Pelukis Batuan Gelar Pameran 'Petunjuk Neraka'

  • www.nusabali.com-pelukis-batuan-gelar-pameran-petunjuk-neraka

Pelukis I Made Sujendra,54, asal Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, menggelar pameran tunggal di Titian Art Space, Jalan Bisma, Ubud, 1 Desember 2018 - 20 Januari 2019.

GIANYAR, NusaBali
Dari sembilan karya yang ditampilkan, ia mengungkapkan kondisi alam neraka dalam balutan tema ‘Hell Sign’.  Penasihat Himpunan Pelukis Baturulangun Batuan, Desa Batuan ini, memamerkan karya perdananya yang dibuat tahun 1984, berjudul Tantri. Lukisan memvisualisasikan sosok pendeta yang hanya memikirkan uang dan uang. Berbanding terbalik dengan visual sosok lembu yang kurus kering tampak kelelahan yang terpancar dari kucuran air matanya. “Dulu gaya lukisan yang saya geluti khas Batuan. Dan Tantri ini, karya pertama yang diluar gaya Batuan,” jelas Sujendra ditemui, Kamis (20/12).

Dikatakan, setiap goresan lukisannya selalu berangkat dari realitas kehidupan sehari-hari. Sujendra yang sejak duduk di bangku SD sudah bekerja serabutan ini, bahkan merasakan betul bagaimana susahnya orang kecil bekerja. Sebaliknya, justru pemberi kerja enak-enakan menikmati hasil melimpah. Tapi jangan coba-coba menaksir harga lukisan ini, sebab suami dari Ni Ketut Ernawati ini komitmen untuk tidak menjual karya terbaiknya ini. “Ini karya pertama saya, di luar teknik lukisan gaya Batuan murni,” ungkap guru seni budaya di SMPN 1 Sukawati ini.

Lukisan lainnya berjudul ‘Atma Prasangsa’ yakni visualisasi kondisi atma menjalani hukuman di neraka. Lukisan ini dibuat dengan teknik tradisional Batuan. Dalam lukisannya, Sujendra mengungkap tentang penghukuman pada roh atau atma yang telah meninggal raga setelah kematian sebagai ganjaran dari pilihan yang dijalani selama kehidupan. “Kisah ini diambil dari geguritan Atma Prasangsa,” jelasnya. Beberapa kasus yang ia ungkap seperti maraknya kasus aborsi, pemalas, anak yang terlalu fokus dengan pekerjaan hingga lupa menikah sehingga atma ayahnya tergantung di neraka, serta kisah-kisah mistis lainnya. Untuk menggambarkan hukuman para ibu yang tega menggugurkan kandungannya, dalam lukisan ‘No Chance’ Sujendra menampilkan kaum perempuan yang dihukum oleh janin-janin yang telah dibuang dalam kehidupan nyata.

Sujendra termasuk cukup aktif ikut pameran bersama pelukis Batuan laiinya. Sebut saja misalnya pameran seni rupa Pesta Kesenian Bali tahun 1985; Artist of Bali, Bali University Grand Hyatt Bali tahun 1992; Painting an invisible world The Work of Fine Amsterdam Belanda tahun 1995; Pameran seni lukis tradisional Bali gaya Ubud dan Batuan di Bentara Budaya Jakarta tahun 1995; Pameran seni lukis tradisional gaya Batuan di Taman Budaya Provinsi Bali tahun 2005; Titik seni Batuan Galeri Nasional Jakarta tahun 2011; Saraswati KBRI Washington DC USA tahun 2015; serta Integrity, Batuan Art Museum dan beberapa pameran lain di tahun 2018.*nvi

Komentar