nusabali

Indonesia Menjadi Negara Pertama di Asia Tenggara sebagai Market Focus Country di London Book Fair 2019

  • www.nusabali.com-indonesia-menjadi-negara-pertama-di-asia-tenggara-sebagai-market-focus-country-di-london-book-fair-2019

12 penulis Indonesia terpilih untuk mengikutsertakan karyanya dalam Program Budaya dan Literasi di London Book Fair 2019.

GIANYAR, NusaBali
Menjelang London Book Fair 2019, Indonesia terpilih sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang akan menjadi Market Focus Country. Kabar bahagia tersebut diumumkan pada Jumpa Pers oleh Komite Nasional Pelaksana Persiapan Market Focus Country London Book Fair (LBF) 2019, pada Kamis (25/10) pada pukul 19.00 WITA, bertempat di Honeymoon Guest House, Jalan Bisma, Ubud, Gianyar. Acara juga disambung dengan pengumuman 12 penulis Indonesia yang terpilih untuk diikutsertakan dalam Program Budaya dan Literasi di LBF 2019.

Jumpa Pers tersebut pun turut dihadiri oleh beberapa Komite Nasional, di antaranya; Laura Bangun Prinsloo (Ketua Harian Komite Pelaksana), John Mc. Glynn (Koordinator Program), Anton Kurnia (Penulis/Penerjemah/Wakil Koordinator Program), Avianti Armand (Penulis/Koordinator Produksi), dan Ditta Sekar Cempaka (Humas).

Pada kesempatan tersebut, Laura memaparkan perihal persiapan yang tengah dilakukan demi menyongsong LBF 2019 yang jatuh pada 12-14 Maret, bertempat di Gedung Olympia Hall, London. Ada pun pihak-pihak yang ambil andil dalam event ini, yakni British Council, yang telah menjadi mitra LBF selama 12 tahun, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI, serta Kementerian Pendidikan dan Budaya RI. 

Menurut Laura, pada LBF 2019 ini, Indonesia mendapat jatah lahan seluas 600 m2  yang akan terbagi menjadi dua area, 400 untuk area utama yang disebut co-exhibitor buku, sedangkan 200 area yang tersisa diperuntukkan bagi non-buku. Ada pun tema yang diusung kali ini adalah ’17.000 Island of Imagination’ dengan tagar #ImagineNation.

Sementara di sisi lain, John Mc. Glynn memaparkan sejumlah program yang akan ditampilkan, diantaranya, berupa kerja sama dengan British Library untuk mendigitalisasi 75 manuskrip Jawa dari Yogyakarta, pembacaan naskah drama teater Indonesia yang bekerja sama dengan Department of Drama, Royal Holloway, University of London, pembuatan zine oleh Indonesian Muslim Women Exchange Project yang bermitra dengan M Fest, Bare Lit, Gal Dem, Magdalene, Mizan, dan pameran buku-buku komik Indonesia.

Foto: Janet DeNeefe (Founder UWRF) Memberi Sambutan Pembuka saat Dinner LBF 2019 - Dok. NusaBali

Sehubungan dengan hal itu, British Council dan Komite Indonesia juga telah menyeleksi 12 penulis yang akan ditampilkan di LBF 2019 untuk memperkenalkan kekayaan literasi Indonesia pada dunia. Ke-12 penulis tersebut antara lain; Agustinus Wibowo, Clara Ng, Dewi Lestari, Faisal Oddang, Intan Paramaditha, Laksmi Pamuntjak, Leila S. Chudori, Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Rada Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila Rooswitha Putri. 

Selain 12 penulis tersebut, Komite Nasional juga akan menyeleksi penulis lainnya yang akan terlibat dalam memperkenalkan literasi Indonesia di acara LBF 2019 dan akan membawa serta 30 penerbit, agen hak cipta, dan pelaku kreatif lainnya. *ph

Komentar