nusabali

Chika 'Seneng Dados Nak Bali'

  • www.nusabali.com-chika-seneng-dados-nak-bali

Meski usianya masih sangat belia, namun semangat bocah cilik bernama Ni Made Michelia Cempaka Putri Subratha, 7, patut diacungi jempol.

DENPASAR, NusaBali
Menjajal dunia tarik suara, Chika, sapaan akrabnya, untuk kali pertama meluncurkan single berbahasa Bali berjudul 'Seneng Dados Nak Bali'. Sang ayah, I Made Subratha mengatakan, ketertarikan Chika menyelami dunia tarik suara berawal dari menghadiri undangan launching album Bali Kumara III. Saat itu, banyak anak yang diorbitkan menjadi penyanyi, termasuk salah satunya bernama Cening. Berawal dari situlah, Chika sangat antusias menyanyi. Ia mulai rajin mendengarkan lagu-lagu Bali Kumara mulai dari album DVD hingga youtube. Meski kala itu belum bisa membaca, Chika malah sudah bisa hafal beberapa lagu daru album tersebut.

"Waktu itu Chika masih TK 0 Kecil. Tapi semangat sekali mau belajar menyanyi. Oleh mamanya, Chika diajak latihan vokal khusus anak-anak. Mulai saat itu, Chika rajin ikut kompetisi menyanyi," tuturnya saat launching single 'Seneng Dados Nak Bali' di Denpasar, Minggu (21/10).

Beberapa prestasi menyanyi Chika dalam dua tahun terakhir, seperti Juara 1 Lomba Menyanyi tingkat TK pada HUT ke-3 Grya Prestasi, Piala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar 2017, Juara 3 lomba menyanyi lagu Bali tingkat TK, Bulan Bakti Karang Taruna Denpasar 2017, Juara 1 Lomba Menyanyi lagu Bali tingkat TK memperebutkan Piala Dinas Pertanian Kota Denpasar 2018, dan masih banyak lagi. Setelah hampir 2 tahun menekuni dunia tarik suara, keinginan membuat single perdana pun muncul.

“Saya sendiri tidak menyangka anak saya bisa ikut di dunia tarik suara. Kami sebagai orang tua juga masih sangat awam, bagaimana caranya membuat single ya? Beruntung ada mamanya Cening, akhirnya kami diarahkan menghubungi bapak Komang (Komang Raka, red) yang sering menciptakan lagu-lagu berbahasa Bali,” ujar Subratha.

Tidak lama dari pertemuan mereka dengan Komang Raka, dua minggu kemudian lagunya jadi dan diberikan kepada Chika untuk dihafalkan. Meski belum lancar membaca, namun kekurangan tersebut ditutup dengan semangat Chika yang ingin sekali memiliki sebuah single. “Saat kami dikasi teks lagunya, Chika bingung, sebab baru kelas 1, dan bacanya saja masih mengeja. Tapi akhirnya pelan-pelan, diajari baca, dikasi melodinya, akhirnya dua minggu kemudian kita take vocal pertama. Syukurnya berjalan lancar,” katanya.

Chika pun sangat senang bisa memiliki lagu perdana. Bahkan dia ketagihan ingin membuat single-single selanjutnya. “Perasaannya senang, minta papa buatkan tiga single lagi,” katanya disambut tawa oleh yang hadir kemarin.

Bagi Subratha, ini bukan masalah bisnis, namun berharap setidaknya anak keduanya itu bisa mendapatkan ruang untuk mengembangkan kemampuannya. “Saya berharap ini menjadi etalase karyanya sendiri, sehingga nanti terus berkembang dan karyanya bertambah,” harapnya.

Sementara itu, sang pencipta lagu, Komang Raka, mengaku kagum dengan suara Chika mulus dan baik. Suaranya masih khas karakter suara anak-anak. Ia tambah kaget lagi ketika tahu Chika baru kelas 1. “Ini pertama kali saya menangani anak kelas 1. Biasanya agak susah. Tapi Chika ini jarang sekali ada suara fals, sangat mudah mengarahkan. Semoga bisa menginspirasi anak-anak yang lain. Kebetulan saya angkat nuansanya nuansa Bali, konten lokal agar sejak dini dikenal oleh anak-anak,” katanya.

Sedangkan penggarap video klip, Yasa Sega mengatakan, pembuatan video klip mengambil 3 Iokasi yakni di Museum Bali, Sanggar Tabuh Alit Sundari Batubulan dan Sanggar Tari Celekontong Mas Batubulan. Pada saat syuting, memang harus mampu membuat mood sang anak terjaga. Meski demikian, Chika akhirnya mampu mengalahkan rasa takutnya dan menyelesaikan proses syuting hingga sukses diluncurkan kemarin. “Memang anak-anak pasti ada yang seperti itu. Karena kaget lihat suasana baru. Tetapi Chika mampu melewatinya,” tandasnya. *ind

Komentar