nusabali

Pertama Kalinya, BEKRAF Gelar Program Sertifikasi untuk Pengerajin Ukir di Bali

  • www.nusabali.com-pertama-kalinya-bekraf-gelar-program-sertifikasi-untuk-pengerajin-ukir-di-bali

Lebih dari 100 pengerajin kriya ukir di Bali turut memanfaatkan momen uji kompetensi yang difasilitasi oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF).

DENPASAR, NusaBali
Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) yang bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Furniture dan Kayu Olahan (LSP Furniko) menggelar program sertifikasi untuk 100 orang seniman kriya ukir di Bali. Kegiatan tersebut diawali dengan pemaparan materi untuk peserta di hari pertama, yakni Rabu (10/10) bertempat di Rama Sita Room, Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur. Lalu, di hari kedua, Kamis (11/10) dilaksanakan Uji Kompetensi di Puri Peliatan, Ubud.

Dipilihnya Bali sebagai tuan rumah pilot project ini dikarenakan bertepatan dengan digelarnya perhelatan IMF-WBG 2018, terlebih Bali juga menjadi salah satu kiblat untuk kriya ukir di Indonesia. Dalam acara tersebut turut pula hadir beberapa petinggi antara lain, Dr. Sabartua Tampubolon selaku Direktur Harmonisasi Regulasi & Standardisasi BEKRAF, Drs. Budi Triwinanta, MM, selaku Kasubdit Standardisasi dan Sertifikasi Profesi BEKRAF, Cokorda Gede Putra Nindia, selaku Panglingsir Puri Peliatan Ubud, Ir. Bernandus Arwin, selaku Ketua LSP Furniko, beberapa asesor dan expertise bidang kriya ukir, serta akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Foto: (ki-ka) Potret Panitia Sertifikasi, Ir. Bernandus Arwin (Ketua LSP Furniko), Dr. Sabartua Tampubolon (Direktur Harmonisasi Regulasi & Standardisasi BEKRAF), dan Cokorda Gede Putra Nindia (Panglingsir Puri Peliatan Ubud), dan Drs. Budi Triwinanta, MM (Kasubdit Standardisasi dan Sertifikasi Profesi BEKRAF) - Dok. NusaBali

Sehubungan dengan kehadiran akademisi, hal ini bertujuan untuk menjelaskan perihal potensi yang bisa dikembangkan melalui kriya ukir, serta dapat memberi referensi untuk tren ukir ke depan, yang tentunya dapat menunjang kredibilitas para pengerajin kriya ukir di Bali.

Menurut Direktur Harmonisasi Redulasi & Standardisasi BEKRAF, Dr. Sabartua Tampubolon, dirinya optimis bahwa sertifikasi ini dianggap penting oleh para pelaku di bidang kriya ukir, terbukti dengan hadirnya lebih dari 100 peserta dalam program sertifikasi yang pertama kali diadakan di Indonesia ini.

“Sertifikasi itu adalah hak, sangat bebas bagi mereka menentukan untuk ikut atau tidak. Tapi, dengan kehadiran teman-teman yang lebih dari 100 orang ini, saya sangat optimis bahwa sertifikasi ini oleh mereka sudah dianggap penting, dibutuhkan, dan diharapkan ke depan menjadi salah satu modal untuk mengembangkan kreativitas mereka,” ungkap Sabartua kepada awak media Rabu (10/10) di Inna Grand Bali Beach Hotel.

Ditemui di waktu dan tempat yang sama, Ketua LSP Furniko, Bernandus Arwin mengungkapkan bahwa arah dari sertifikasi tersebut bermuara pada pengakuan terhadap kredibilitas para seniman kriya ukir.

“Selama ini kan belum ada pengakuan. Maka, sekarang mulai difasilitasi oleh BEKRAF untuk memperoleh pengakuan bagi para pelaku seni kriya dan dan ekonomi kreatif di Bali,” tandas Arwin.

Rencananya setelah Bali, program sertifikasi untuk pengerajin kriya kayu ukir juga akan digelar di Jawa Tengah, seperti Solo, Jepara, Kendal, dan beberapa daerah lainnya. *ph

Komentar