nusabali

Warga Serangan Protes

  • www.nusabali.com-warga-serangan-protes

Warga mengkhawatirkan dengan pembukaan kanal itu akan menggangu aktivitas nelayan dan tempat melasti

BTID Berencana Buka Kanal


DENPASAR, NusaBali
Puluhan warga Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan kembali protes kepada PT Bali Turtle Island Development (BTID). Warga mendatangi langsung kantor BTID di Jalan Tukad Penataran, Kelurahan Serangan, Selasa (4/9)  untuk menyampaikan hasil paruman mereka terkait penolakan terhadap pembukaan mulut kanal yang berada di pantai utara Serangan. Kedatangan warga juga untuk menanyakan surat edaran dari BTID terkait pengerjaan kanal yang akan dilakukan, Rabu (4/9) ini.

Puluhan warga dengan mengenakan pakaian adat ringan datang sekitar pukul 10.30 Wita didampingi Bendesa Adat Serangan Made Sedana, Sekretaris Desa Pakraman Serangan I Nyoman Temu Antara, Lurah Serangan I Wayan Karma, dan Camat Denpasar Selatan I Wayan Budha. Mereka ditemui langsung oleh General Manager Island Managemen PT BTID Made Sumantra.

Dalam pertemuan tersebut terungkap kekhawatiran warga terhadap dampak pantai yang dijadikan lokasi melasti warga Serangan karena posisi pembuatan kanal berada tepat di pendopo tempat melasti.

Selain itu, warga juga mengkhawatirkan akan mengganggu aktivitas nelayan yang selama ini pantai tersebut dijadikan tempat bersandarnya perahu nelayan.

"Kedatangan kami ke kantor BTID untuk menyampaikan hasil paruman warga Serangan yang digelar Senin (3/9) malam lalu. Kami ingin dicarikan solusi oleh camat dan BTID terkait pembuatan kanal itu agar tidak dilakukan ke pantai utara Serangan yang akan menggerus tempat melasti kami," ungkap Sekretaris Desa Pakraman Serangan I Nyoman Temu Antara.

Kata dia, dari hasil paruman yang dilakukan pada Senin malam lalu memutuskan bahwa pembukaan muara kanal tidak dikehendaki atau tidak disetujui masyarakat Desa Pakraman Serangan. "Ini merupakan keputusan paruman, warga menginginkan pihak PTID memberikan solusi agar tidak membuka kanal di pantai utara. Warga mengusulkan kanal tersebut dialihkan ke Blue Lagoon," ungkapnya.

Selain itu, masyarakat juga menuntut adanya kejelasan pembagian lahan 1,7 hektare dari PT BTID yang dijanjikan untuk masyarakat Serangan. Sebab, selama ini belum ada kejelasan lahan yang akan diberikan kepada warga.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Himpunan Kelompok Nelayan Indonasia (HKNI) Cabang Denpasar I Nyoman Turut. Ia mengungkapkan, pembukaan kanal yang akan dilakukan pihak PT BTID dipastikan akan membuat kekhawatiran para nelayan yang biasanya menempatkan perahu sebagai tempat mata pencaharian mereka.

Sebab, di pantai tersebut ada sebanyak 7 kelompok nelayan yang masih aktif melaut. Jika kanal itu dibuka otomatis perahun nelayan tidak akan bisa bersandar di tempat itu lagi. "Kami sebagai nelayan tidak tahu lagi harus membawa kemana perahu untuk bersandar. Kami ada 7 kelompok masing-kelompok ada sekitar 35 nelayan. Apalagi sekarang akan dibuka kanalnya, yang kita inginkan solusi dari PT BTID dan kami dari warga Serangan tetap akan menolak dengan adanya pembukaan kanal di kawasan tersebut," jelasnya.

Menanggapi hal itu, General Manager Island Managemen PT BTID Made Sumantra mengaku akan tetap melanjutkan pembukaan kanal tersebut. Sebelumnya, muara kanal tersebut sudah mengantongi izin hukum lengkap dengan izin lingkungan. Kanal tersebut rencananya akan digunakan untuk kanal wisata. Material pengerukan itu akan dibawa untuk mereklamasi pantai seputaran tempat melasti seluas 0,7 hektare.

"Sebelumnya memang sudah ada lahan di sana 1,2 hektare untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama nelayan, kami kembali tambah pantai seluas 0,7 hektare yang sebelumnya janji kita hanya tambahan 0,5 hektare. Itu sudah lebih jadinya sekarang 1,9 hektare itu cukup luas untuk jukung nelayan," jelasnya.

Dikatakan, untuk pembuatan kanal, perencanaan sebelumnya kanal tersebut dirancang dibuat lurus ke pantai dan sama sekali tidak mengenai pura tempat melasti warga Serangan. Namun, karena proyek tersebut lama didiamkan, disebabkan krisis pada tahun 1998, muara kanal itu belum bisa digarap. Hingga akhirnya diketahui warga memasang meja melasti tepat di tengah ujung kanal tersebut pada tahun 2017

Dengan kondisi itu, pihaknya mengaku akan membelokkan aliran kanal dengan jarak 5-6 meter dari jarak meja melasti. "Kita akan tetap lakukan pembukaan kanal besok (hari ini, red). Karena anggaran sudah ada jadi kita tidak bisa menundanya, apalagi ini sudah sesuai peraturan dan dasar hukumnya jelas. Karena kami tidak bisa memenuhi permintaan warga yang meminta untuk dibelokan ke Blue Lagoon yang sangat jauh apalagi anggaran sudah ditetapkan untuk persiapan IMF-WB," jelasnya.*mi

Komentar