nusabali

Kejar Ketinggalan Pelajaran, Tiap Hari Jalani Les Privat

  • www.nusabali.com-kejar-ketinggalan-pelajaran-tiap-hari-jalani-les-privat

Berbekal pengalaman Paskibraka Nasional 2018, Sang Hendra Aditya Jyoty berharap kelak bisa tembus sebagai Taruna Akademi Kepolisian (Akpol). Dia ingin mengikuti jejak I Nyoman Buda Arimbawa, purna Paskibraka 2015 yang telah lolos sebagai Taruna Akpol

Sang Putu Hendra Aditya Jyoty Kembali ke Sekolah Usai Paskibraka 2018

SEMARAPURA, NusaBali
Dua putra-putri terbaik Bali, Sang Putu Hendra Aditya Jyoty, 16 (siswa SMAN 1 Semarapura, Klungkung) dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti, 16 (siswi SMAN 2 Negara, Jembrana), sudah balik ke sekolah pasca emban tugas kenegaraan upacara ‘Detik-detik HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus 2018 lalu. Mereka pun harus mengejar ketinggalan pelajaran setelah sebulan pergi sejak masa karantina, Juli 2018 lalu. Sang Putu Hendra Aditya Jyoti, misalnya, tiap hari harus menjalani les privat.

Sang Putu Hendra Aditya Jyoty (yang mengukir sejarah sebagai utusan Bali pertama mendapat kehormatan jadi pengerek Bendera Pusaka) dan Putu Sukma Dewi Widiyanti (yang masuk Pasukan 8) dalam upacara ‘Detik- Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, sudah pulang dari Jakarta, Kamis (23/8) pagi sekitar pukul 10.00 Wita, dengan diantar panitia pusat. Mereka dijemput oleh pembina Paskibra Provinsi Bali.

Selanjtunya, Hendra Aditya langsung diantar ke daerahnya untuk diterima langsung oleh Kadis Budpora Klungkung, I Nyoman Mudarta. Kemudian, pihak Disbudpora Klungkung mengantarkan Hendra Aditya ke rumahnya di Banjar Gingsir Desa Akah, Kecamatan Klungkung. “Saat tiba di rumah, keluarga dan keramat sudah menunggu saya. Setelah mandi, saya langsung diajak sembahyang ke merajan (pura keluarga),” ungkap Hendra Aditya sat ditemui NusaBali di SMAN 1 Klungkung, Selasa (28/8).

Menurut Hendra Aditya, keesokan harinya, Jumat (24/8), dirinya langsung masuk sekolah, setelah sebulan pergi sejak masa karantina anggota Paskibraka Nasional di Cibubut, Jakarta Timur, Juli 2018. Saat pertama ke sekolah, para guru dan siswa SMAN 1 Semarapura telah menunggunya untuk memberikan ucapan selamat. Tiga hari kemudian, Hendra Aditya mendapatkan penyematan dan piagam penghargaan dari sekolah saat apel bendera, Senin (27/8) pagi. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Plt Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Semarapura, I Putu Suardi.

Hendra Aditya mengaku bersyukur dan bangga dengan semua yang diraihnya itu. Hanya saja, siswa dengan tinggi badan 178 cm dan berat 70 kg kelahiran Semarapura, 5 Agustus 2002, ini harus mengejar ketinggalan pelajaran yang ditinggalkan selama sebulan. Untungnya, kata Hendra Aditya, pihak sekolah membantu penuh dalam mengejar ketinggalan pelajaran ini. Pihak sekolah memberikan pendidikan ekstra dengan menugaskan para guru untuk memberikan les privat.

Ada 15 mata pelajaran yang harus dikejar siswa Kelas XI MIPA SMAN 1 Semarapura ini dengan bantuan les privat dari para guru bidang, masing-masing pelajaran Agama Hindu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Bali, Biologi, Geografi, Pendidikan Jasmani, Matematika Peminatan, Matematika Wajib, Kimia, PKN, Sejarah, Fisika, Seni Budaya, dan Prakarya. “Privat diberikan di sekolah setelah jam pelajaran selesai,” papar anak semata wayang dari pasangan Sang Putu Suweta dan Ni Ketut Sukerti.

Selain itu, untuk mempercepat kejar ketinggalan pelajaran, Hendra Aditya juga aktif bertanya kepada teman-temannya tentang tugas yang diberikan. “Ternyata, pihak sekolah memberikan kebijakan khusus siswa SMAN 1 Semarapura yang dipercaya sebagai Paskibraka, baik tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten. Kami-kami ini hanya diberikan tugas-tugas yang memang penting saja,” katanya.

Sang Putu Hendra Adsitya Jyoty sendiri telah mengukir sejarah sebagai putra Bali pertama yang dipercaya menjadi pengerek Bendera Pusaka dalam upacara ‘Detik-detik Kemerdekaan’ di Istana Merdeka Jakarta. Ini surprise sekaligus kebanggaan tersendiri. Apalagi, penugasan posisi sebagai pengerek Bendera Pusaka baru diketahui Hendra Aditya, bada detik-detik terakir menjelang upacara, 17 Agustus 2018 pagi pukul 07.00 WIB. Posisi sebagai pengerek Bendera Pusaka ini merupakan impian yang terwujud bagi Hendra Aditya.

Sebelumnya, saat disambangi NusaBali di lokasi latihan dan karantina di PP PON Cibubur, Jakarta Timur, 11 Agustus 2018, Hendra Aditya mengaku sangat berharap bisa dapat tugas sebagai pengerek Bendera Pusaka. Sebab, tugasnya sangat pe, mulai dari mengikat tali, menarik tali bendera, hingga mengerek Sang Saka Merah Putih, sesuai iringan nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya. Jadi, harus fokus penuh dengan tugas tersebut, karena sedikit saja salah bisa berakibat fatal untuk keseluruhan acara.

Saat karantina di Cibubur, Hendra Aditya awalnya sering mendapat posisi sebagai pembentang bendera. Tapi, karena dinilai kurang dalam posisi itu, dia dipindahkan ke komandan Pasukan 8. Kemudian, dia dipindahkan lagi ke Pasukan 17. Namun, karena kemampuannya meningkat terus, Hendra Aditya kembali ke Pasukan 8 hingga akhirnya dipercaya sebagai pengerek Bendera Pusaka.

"Saya berterima kasih juga kepada Bupati Klungkung (Nyoman Suwirta, Red), karena sebelum masuk karantina, saya sempat bertemu beliau untuk minta doa restu. Semoga dengan keberhasilan ini, Bupati Klungkung memberi apresiasi dan mendukung saya dalam berbagai hal," harap Hendra Aditya kepada NuasaBali usai bertugas di Istana Merdeka Jakarta hari itu.

Berbekal pengalamannya sebagai Paskibraka Nasional 2018, Hendra Aditya berharap kelak bisa tembus jadi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol). Dia ingin mengikuti jejak I Nyoman Buda Arimbawa, jebolan SMAN Bali Mandara, Buleleng purna Paskibraka Nasional 2015 yang telah lolos sebagai Taruna Akpol. “Cita-cita saya adalah menjadi Taruna Akpol. Semoga bisa tercapai,”  harap Henmdra Aditya.

Sementara itu, Wakil Kasek Kurikulum SMAN 1 Semarapura, Ni Luh Ratna Tirtawati, mengaku bangga atas prestasi yang diraih Sang Putu Hendra Aditya Jyoty. Menurut Ratna Tirtawati, pihaknya berusaha membantu Hendra Aditya kejar ketinggalan pelajarannya.

“Anak itu sudah mengharumkan nama sekolah dan daerah. Untuk mengejar ketinggalan pelajarannya di sekolah, kami menugaskan guru membimbing di luar jam pelajaran,” ujar Ratna Tirtawati kepada NusaBali, Selasa lalu. “Seluruh siswa SMAN 1 Semarapura yang lolos sebagai Paskibra dapat perlakukan sama. Tahun ini ada 17 siswa yang lolos sebagai Paskibraka, dengan rincian 1 orang ke tingkat nasional, 1 orang ke tingkat provinsi, dan 15 orang ke tingkat kabupaten,” imbuh-nya. *wan

Komentar