nusabali

Kadishut Bali: Saatnya Hutan Untuk Rakyat

  • www.nusabali.com-kadishut-bali-saatnya-hutan-untuk-rakyat

Hasil hutan yang selama ini dijadikan produk belum terpromosikan dengan baik oleh masyarakat, sehingga produk hutan yang harusnya mampu memberikan kesejahteraan harus digarap maksimal dengan strategi jitu dan membangun jaringan masyarakat pembeli produk dan karya hutan.

Bangun Jaringan Pemakaian Karya Hutan

DENPASAR,NusaBali
Hal itu diungkapkan Kadis Kehutanan Provinsi Bali Drh Luh Ayu Aryani MP saat Kegiatan Temu Usaha  ‘Pesona Hutan’ di kawasan wisata Bedugul, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Jumat (24/8).

Dalam Temu Usaha dan jejaring pemegang ijin perhutanan nasional tersebut dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi Ny Ayu Pastika, anggota Komisi XI DPR RI Ni Putu Tutik Kusumawardhani dan para pemegang ijin perhutanan sosial. Acara Temu Usaha ‘Pesona Hutan’ yang mengambil tagline ‘Saatnya Untuk Rakyat’ ini merupakan penggalangan dan diskusi para jejaring komunitas pembli produk hutan di Bali.

Kadis Kehutanan Provinsi Bali Luh Aryani mengatakan, temu usaha dan diskusi antara jejaring komunitas penghasil dan pembeli produk hutan Bali merupakan bentuk nyata upaya untuk mendorong pemakaian karya hutan Bali dan mendekatkan hutan untuk kehidupan sehari-hari bagi seluruh masyarakat. Ini sesuai dengan tagline ‘Saatnya Untuk Rakyat’. “Artinya saatnya hutan itu untuk dimanfaatkan maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Kadishut Aryani.

Luh Aryani membeber luas wilayah Provinsi Bali 5.636,66 Km2 dengan luas kawasan hutan 130.686,01 hektare. Dari sejumlah itu diperuntukkan untuk kawasan hutan lindung 95.766,06 hektare, hutan produksi tetap 1.907,10 hektare, hutan produksi terbatas 6.719,26 hektare dan suaka alam 26.293,59 hektare. “Potensi hutan di Bali ini harus dimanfaatkan secara maksimal,” ujar perempuan yang juga Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali ini.

Kata Aryani Temu Usaha ‘Pesona Hutan’ merupakan upaya kreatif untuk mempertemukan kelompok petani, dan Badan Usaha Milik Desa dari seluruh pemegang ijin perhutanan sosial di Bali dengan calon pembeli, penyalur, dan berbagai pihak baik lokal maupun internasional. “Dari temu usaha ini nanti dapat membantu meningkatkan kapasitas dan membuka jejaring para pembeli, penyalur produk dan karya dari hutan,” tegas mantan Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali ini.

Temu Usaha ‘Pesona Hutan’ kemarin masih sebagai bagian dari Launching Showcase Ekowisata Hutan Desa Wanagiri Berbasis Kearifan Lokal yang diadakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Bali bekerja sama dengan Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Jawa-Bali-Nusa Tenggara.

Aryani menyebutkan  kegiatan kemarin diharapkan akan ada semakin banyak dukungan untuk masyarakat penghasil produk hutan yang lestari dan semakin banyak orang dapat menikmati karya hutan. Seperti madu, sirup markisa hutan, kopi, aren, kain tenun yang dibuat dengan pewarna alam, kerajinan, dan tempat-tempat ekowisata. “Dengan aksi sesederhana membeli dan mempromosikan produk hutan yang dihasilkan dengan lestari, kita telah membantu melindungi hutan, yang merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang paling berharga. Kita semua bisa melakukan sesuatu untuk hutan Indonesia, pada khususnya Bali,” tegas Birokrat asal Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini.

Kemarin juga digelar diskusi, Pesona Hutan dengan ‘speed networking’ antar jejaring produsen dan pembeli, lelang hasil karya hutan, serta menyajikan makanan minuman dari hasil produk hutan. “Kami membuat suatu katalog digital melalui Facebook untuk mejadi platform promosi dan jejaring sosial lebih lanjut dari karya-karya hutan Indonesia khususnya Bali tersebut,” beber Aryani.

Program atau kegiatan ini melibatkan banyak pihak untuk menunjukkan bahwa program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Bali yang bekerjasama dengan Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Jawa Bali Nusa Tenggara (JaBalNusra) bukan sekedar kegiatan sementara, melainkan keseriusan Dinas Kehutanan dan BPSKL JaBalNusra dalam mengelola Hutan untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Aryani. *nat

Komentar