nusabali

Hindari Gempa Susulan, Pasien Dirawat di Tenda

  • www.nusabali.com-hindari-gempa-susulan-pasien-dirawat-di-tenda

Gempa susul menyusul terjadi di Lombok, NTB selama seharian, Minggu (19/8), sejak siang hingga malam, yang guncangannya terasa hingga ke Bali.

AMLAPURA, NusaBali

Sejumlah pasien RSUD Karangasem pun terpaksa dievakuasi dan dirawat di tenda halaman Gedung Wijaya Kusuma RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura.

Semula, para pasien tersebut dirawat di Lantai I Gedung Wijaya Kusuma RSUD Karang-asem. Setelah terjadi gempa pertama berkekuatan 5,4 SR, Minggu siang sekitar pukul 12.10 Wita, mereka dikeluarkan dari gedung dan ditampung di tenda yang telah tersedia. Keluarga yang menungguinya berinisiatif mendorong pasien ke luar gedung.

Pasien yang pindah rawat ke tenda halaman Gedung Wijaya Kusuma RSUD Karanga-sem, antara lain, I Nyoman Diana, 67, asal Banjar Tenganan Pagringsingan, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis. Pasien yang di otak belakangnya tumbuh cairan ini sudah dirawat sejak Kamis (16/8). Saat gempa kemarin, pasien Nyoman Diana dievakuasi anaknya, I Ketut Widana. "Ya, saya sendiri yang mendorong bapak keluar dari gedung. Kalau menunggu petugas, cukup lama datangnya," cerita Ketut Widana.

Direktur RSUD Karangasem, dr I Wayan Suardana, juga mengakui sejumlah pasien dirawat sementara di tenda yang telah tersedia, karena khawatir terjadi gempa susulan. "Sejak gempa sebelumnya terjadi, Gedung Wijaya Kusuma hanya digunakan untuk ruang perawatan di Lantai I. Sedangkan Lantai II dan Lantai III, tidak digunakan, karena pasien menolak dirawat di sana. Maklum, jika terjadi gempa, penunggu pasien kesulitan keluar gedung," ujar Wayan Suardana.

Menurut Suardana, pihaknya berencana menggelar rapat evaluasi, Senin (20/8) ini. Dalam rapat evaluasi ini akan dibahas rencana penggunaan kembali ruangan di Lantai II dan Lantai III Gedung Wijaya Kusuma.

Gempa yang mengguncang Lombok, Minggu siang pukul 12.10 Wita berpusat sekitar 32 km arah timur laut Kota Mataram pada kedalaman 14 km. Staf Pusat Gempa Regional III Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Yogha Mahardika, mengatakan jika memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, maka gempa kemarin siang termasuk gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault)," katanya saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Denpasar, Minggu kemarin. Karena episenternya relatif sama dengan gempa berkekuatan 7,0 SR, 5 Agustus 2018 lalu, maka gempa kemarin merupakan gempa susulan (aftershock).

Sementara itu, tadi malam sekitar pukul 22.56 Wita terjadi lagi gempa besar berkekuatan 7,0 SR di Lombok Timur, NTB. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, titik gempa semalam berada di koordinat 8,28 LS dan 116,71 BT, tepatnya sekitar 30 km timur laut Lombok Timur pada kedalaman 10 KM.

Gempa semalam terasa juga di Denpasar. Habis gempa 7,0 semalam, sempat terjadi tiga kali gempa susulan dalam tenggang waktu hanya beberapa menit. Segenap jajaran redaksi NusaBali yang sedang bekerja pun sempat bolak-balik turun dari Lantai III ke luar gedung. “Kita kerja di bawah teror gempa,” keluh seorang awak redaksi NusaBali. *k16,po

Komentar