nusabali

Pembawa Baki Bendera Pusaka Sulit Tidur

  • www.nusabali.com-pembawa-baki-bendera-pusaka-sulit-tidur

Pelajar dari SMK Triatmajaya ini mengaku meski sempat tidur, sering kali terbangun.

TABANAN, NusaBali
Putu Pradnya Paramitha,16, menjadi pembawa baki bendera Merah Putih dalam apel peringatan detik-detik Proklamasi HUT Kemerdekaan RI ke-73 di Lapangan Alit Saputra, Tabanan, Jumat (17/8). Dia pelajar dari SMAN 1 Tabanan. Kerena tugas dan tanggung jawab besar itu mengakibatkan dirinya semalam sulit tidur.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pembawa baki penurunan bendera, Jumat sore kemarin, Ni Putu Kesya Krista Bela Pangky Swara,17. Pelajar dari SMK Triatmajaya ini mengaku meski sempat tidur, sering kali terbangun.

Ditemui usai melaksanakan tugas, Putu Pradnya Paramitha mengaku bersyukur. Karena tugas dan tanggung jawab yang diemban selesai dengan lancar. Meskipun ada rasa grogi saat bertugas, namun sudah bisa dikendalikan dengan rasa tenang yang dipelajari selama latihan. "Grogi ada, namun tidak parah," ujarnya.

Dara cantik asal Banjar Batan Poh, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan ini mengatakan, diriny dipilih sebagai pembawa baki sudah diketahui pada 13 Agustus. Awalnya memang tidak disangka dipilih jadi pembawa baki. "Tentu saya senang dan bangga, bisa membawa nama sekolah dan keluarga," katanya.

Bahkan dia mengaku didikan keras untuk membawa baki tersebut memang berat. Agar kuat tangan bertahan lama membawa baki, sewaktu latihan diatas baki diisi batu besar. "Ini tujuanya agar tangan saya semakin kuat. Dan disini memang agak berat dalam latihan," tutur Paramitha.

Lepas dari itu, menurutnya, tidak ada lagi hal sulit. Yang jelas dalam bertugas, dasar terpenting adalah ketenangan. "Modalnya memang tenang dan selalu nebar senyum," tambahnya. Kata dia, bonus yang didapat menjadi pengibar bendera akan diajak liburan ke Malang, Jatim.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ni Putu Kesya Krista Bela Pangky Swara. Semalam tidurnya memang tidak setenang malam sebelumnya. "Mungkin karena memikirkan tugas ini jadinya agak terganggu tidur," ungkap remaja asal dari Banjar Kebon, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan ini.

Karena dia mendapat tugas membawa baki saat penurunan bendera dia akan berusaha tenang supaya tugas dapat diselesaikan dengan lancar. "Mudah-mudahan lancar dan nanti sore berjalan dengan baik," tegasnya.

Pantuan di lapangan upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Tabanan berlangsung khidmat. Walaupun diguyur hujan para peserta dan petugas upacara bertugas dengan semangat. Seperti petugas Paskibraka Tabanan guyuran hujan tak menyurutkan semangat mereka bertugas. Meski harus pakaian mereka penuh lumpur.

Hal itu pun langsung menuai pujian dari Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gede Susila. Dia mengatakan, meskipun hujan dan lapangan becek, gerakan para pengibar bendera dilihat tidak ada yang ragu-ragu. "Semangat mereka patut diacungi jempol, langkah mereka tidak ada ragu-ragu," jelasnya.

Susila menerangkan jika anggaran Paskibraka tahun 2018 tidak terlalu hafal. Namun dia memperkirakan sekitar Rp 600 juta. Ke depan dia mengaku akan lebih diperhatikan anggaran paskibraka. "Hak-hak mereka memang wajib diberikan. Tahun 2019 akan kami tambah prioritaskan," tandas Susila. *de

Komentar